Chapter 32 : Diajak nikah

244 26 0
                                    

_NALEKHA_

Author's pov

"Alhamdulillah selesai, sini Azka Eima mau peluk." mendengar itu Azka langsung menghampiri Naleka dan memeluk Nalekha yang sedang duduk memakai mukena.

"Sayang deh Eima kalau Azka pinter ngajinya, besok belajar lagi ya?" ucap Nalekha dengan mencium kedua pipi Azka, "iya Aka uga cayang Eima!" mengacungkan jempolnya dan tersenyum.

"Eima katanya mimi mau kecini? kok belum dateng," tanya Azka. "emangnya Azka mau main lagi sama mimi Nova?" kekeh Nalekha.

mimi~> Panggilan baru Nova dari Azka

"Yaudah nanti Eima kasih tau sama mimi, tapi kalau miminya gak bisa gapapa ya?" tanya Nalekha "iya.." balas Azka berdiri "eh Azka mau kemana?" ucp Nalekha "mau main sa abi dulu," ucap Azka dan berlari keluar kamar.

Sedangkan Nalekha melanjutkan membaca Al-quran yang tertunda, disisi lain Azka yang mnghampiri abinya yng sudah selesai membersihkan mobil dan sedang mengelap kacanya.

"Abi..." panggil Azka "Iya , ada apa?" tanya Dzul menoleh pada Azka "Ayo main bi," balas Azka "main apa? yaudah tunggu dulu abi beresin ini dulu ya nak."

Azka yang tidak sabaran melihat Dzul membereskan sisa membersihkan mobil, langsung berdiri dan membantu Dzul menggulung selang, karena Azka juga sering membantu Opa membersihkan mobil.

"Anak Sholeh" ucap Dzul yang mengacak acak rambut Azka, setlah selesai Dzul dan Azka beranjak ke halaman belakang untuk bermain.

Nalekha yang mendengar suara tawa Azka dan Dzul, penasaran dan langsung menghampiri mereka. "haha.. abi mukanya jelek, sekarang Azka yang menang." tawa Azka yng sedang mencoret pipi Dzul dengan selai strawberry.

kemudian mereka berdua memulai kembali permainan, untuk main ayam-ayaman dengan tangan dan jempol mereka. Tetapi kali ini Dzul, Abinya Azka lah yang menang. Tetapi tiba tiba Azka berlari menjauhi Abinya agar ia tidak terkena selai strawberry di wajahnya.

"Hei.. Azka kenapa lari? sini ayo Azka harus dihukum, jangan lari." ucap Dzul yang kini telah berdiri dan bersiap untuk mengejar Azka, "aaa... tidak tidak ada Zombie celai toberi.." ucap Azka yang tertawa berlari lari dan takut ditangkap Abinya.

"ayo kemari akan Abi tangkap, anak kecil ini!" ucap Dzul yang berlari lari kecil mengerjai Azka yang lari ketakutan, "aaa.. Eima tolong.." ucap Azka yang berlari mendekati Nalekha dan bersembunyi dibalik punggung Nalekha.

Tetapi Dzul masih mengerjai azka dengan mencoba menarik Azka dari belakang Nalekha, tetapi saat Dzul akan bangkit ia kepalanya terbentur dengan kepala Nalekha dengan cukup keras. " Aw.. innalilahi," Nalekha yang memegang dagunya kesakitan.

"Aduh.. maaf maaf aku tak sengaja," ucap Dzul yang mengelus kepala atasnya, tiba tiba Dzul mengelus dagu Nalekha tiba tiba, sedangkan Azka sedang tertawa keras melihat Abi dan Eimanya kesakitan "cie.. cie.. pacalan.." ucap Azka yang menutup mulutnya dengan tangan.

Mendengar itu Nalekha terkejut langsung menepis tangan Dzul "eh maaf mas. Aku kedalam dulu" ucap Nalekha gugup. "Heh anak kecil, lihat Eimanya kabur gara gara Azka. Ayo sini hukuman kamu belum Abi laksanakan." ucap Dzul. Azka yang terancam kembali langsung berlari kedalam rumah "aaa... ada Zombie toberi.." teriak Azka.

....

Pagi ini Nalekha sudah ada janji bersama Nova dan bermain bersama Azka ditaman, dan Dzul yang awalnya hanya ikut mengantar kini sedang duduk bersama Nalekha memperhatikan Azka yang sedang bermain gelembung sabun.

"Kamu sama Nova udah deket banget, dari awal abang kesini nikah sama Azki kalian tetep aja masih sama sama," ucap Dzul membuka pembicaraan.

"yah alhamdulillah mas, aku sama Nova udah bukan lagi ngerasa sahabatan aku udah nganggep dia sodara aku."

"oh iya kalau gak salah kalian bukannya bertiga?"

"iya memang sampai sekarang kita sahabatan bertiga. Aku, Nova sama Naila, tapi Naila udah nikah dan ikut suaminya tinggal di Mesir. Tapi kami masih berkomunikasi kok"

"Mas seneng liatnya"

"Ya alhamdulillah semuanya juga seijin Allah."

"kamu memangnya gak ada niatan nikah gitu?" tanya Dzul bercanda.

"Hah nikah? Mas jangan bercanda deh, aku emang belum kepikir nikah sih. Allah mungkin belum kasih jodohnya mas."

"Tapi gimana kalau ada laki laki yang suka sama kamu dan mau serius sama kamu gimana tanggapan kamu Lekha."

"kok jadi nikah sih kita ngomonginnya, Yaudah aku jawab realistis aja ya aku sebagai perempuan gak pengen laki laki yang gimana gimana asal dia baik, bertanggung jawab, dia berani dateng kerumah ngomong sama Abi dan pastinya jika aku nerima dan nikah sama dia berarti dia jodoh aku." Jelas Nalekha sedangkan Dzul mengangguk paham.

"Emangnya kamu gak punya orang yang kamu suka gitu?"

"Gak tau sih, gak ada kayanya." tapi Nalekha tiba tiba pikirannya tertuju pada Haziq.

"Menurut Lekha, mas nikah lagi deh. Bukannya Nalekha menggurui mas tapi Nalekha liat kalau Azka itu masih membutuhkan sosok ibu, bahkan Azka rindu ibunya. Dan abang juga ada yang mengurus, Mbak Azki juga pasti seneng kalau Abang dan Azka disini ada yang mengurus dan kalian bahagia," ucap Nalekha hati hati.

"Ya udah gimana kalau kita Nikah?" tanya Dzul serius.

....

Nalekha [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang