Chapter 35: Pra Khitbah

439 28 0
                                    

_NALEKHA_

"J-jadi kamu tau Nalekha sudah punya anak? Dan kamu percaya Nalekha sudah menikah?" Haziq menghembuskan napas dan mengangguk,

"Harusnya kamu tanya dulu sama Nalekha, 4 tahun loh Nalekha nunggu, jangan biarin Nalekha bernasib dengan Shofaa!"

"Tidak mungkin, aku lihat sendiri mereka bertiga sedang makan di Cafe, saat aku memiliki rencana mencari rumahnya!"

"Kamu salah paham!"

"Maksud kamu apa?"

"Nalekha.. belum nikah, dan anak kecil itu Azka keponakannya. Sedangkan pria dewasa yang kamu lihat itu Dzul kakak iparnya! Aku pikir kamu itu aneh, sebelum kesini kamu selalu menghindar aku menceritakan Nalekha," Jelasku,

"Boleh aku minta bantuanmu lagi?"

"Hah? baru aja aku selesai dan senang aku bisa pulang sekarang tapi sudah mau ditam.." Protesku tapi terpotong.

"Bantu aku meyakinkan Nalekha sekarang, malam ini juga aku akan pergi ke rumahnya."

"Bagaimana dengan orangtua kamu Haziq? aku pikir mereka masih marah pada Nalekha, Karena waktu itu dia datang membuat Shofaa drop,"

"Semarah apapun manusia tidak bisa menghendaki Allah! Shofaa meninggalpun kehendak Allah, Jadi Aku akan melakukan apapun demi Nalekha karena aku ke Indonesia juga kehendak Allah," Jelas Haziq

"Nah, itu baru Haziq Dassaf!" seruku padanya

....

Author's pov

"Aku ikut nginep disini ya, aku kangen banget sama Azka!" Nova memohon,

"Ck, tentu aja boleh Nova, tapi Azka lagi sakit dia dari tadi nanyain terus kamu, tapi kamu tenang aja Azka udah baikan."

"Astagfirullah, kasihan Azka pasti dia nungguin aku dari tadi. Aku minta maaf kebetulan hari ini lagi banyak kerjaan,"

"Gak apa apa, lagian Azka sakit bukan salah kamu.  Kamu pulang sama siapa?"

"Kok kamu tau aku pulang diantar,"

"Aku liat kamu keluar dari mobil didepan. Calon suami ya?" Ujar Nalekha dengan senyum jahil, membuat Nova terkesiap.

"B-bukan!"

"Ya sudah lebih baik kamu ganti baju sana! pakaian kamu basah jadi pakai bajuku saja, terserah kamu mau ambil yang mana,"

"Makasih ya Lekha.." Ujar Nova yang dibalas anggukan kepala Nalekha,

Setelah selesai mereka berdua menunaikan Sholat maghrib bersama dan pergi ke kamar untuk melihat Azka yang sedang sakit.

Ternyata Azka baru bangun dan langsung beranjak memeluk Nova, raut wajah senang terpancar dari wajah pucat Azka, Nalekha yang melihat pemandangan ini sangat senang ternyata Nova dapat mudah dekat dengan Azka.

Mereka seperti ibu dan putranya andai saja, Nova dapat menjadi peran ibu bagi Azka

"Mimi.. aku kangen mimi.." ucap Azka memeluk leher Azka,

"Mimi juga kangen banget, kenapa sayang kamu lagi sakit ya? mana yang sakit?"

"Gak ada Aka udah sembuh, Aka anak kuat.."

Mendengar itu Nova langsung mencium pipi Azka "Alhamdulillah, kalau gitu Azka makan dulu ya?"

"Sini, Abi yang suapin, kasian Miminya baru pulang kerja, harus istirahat dulu." suara bariton seseorang membuat semua menoleh pada orang yang baru masuk kamar.

Nova yang mengetahui bahwa Dzul yang masuk langsung menundukan kepalanya, ia malu karena terlalu lancang bertemu anaknya dan tidak pernah meminta izin selama ini.

Azka mengangguk paham, Azka memanglah anak yang penurut. Meski usianya masih bisa dihitung dengan satu tangan tapi ia paham bahwa dirinya tidak boleh egois atau tidak memikirkan oranglain atau biasanya Azka sebut anak nakal jika menyusahkan oranglain.

"Pinter sini.."

"aku gak apa apa bang, boleh aku aja yang suapin?"

"Memangnya kamu gak cape baru pulang kerja? Saya lihat kamu juga kehujanan lebih baik kamu istirahat saja,"

"Iya Nova, biar aku atau bang Dzul aja.

"Mimi.. jangan pergi," cicit Azka,

"Ya sudah, tapi aku masih pengen disini gak apa apa kan?" dibalas anggukan oleh Dzul dan Nalekha bersamaan melihat itu, sepintas Dzul dan Nalekha sangatlah serasi membuat Nova ingat pada janjinya pada Haziq.

"Enggak, asalkan Azka makannya banyak Mimi gak pergi, okay?" menatap Azka yang masih tepat dihadapannya.

"Okay Umi.." balas Azka tersenyum, membuat semua menatap Azka kebingungan, sedangkan Azka masih belum mengerti apa arti tatapan itu  langsung membuka mulutnya agar dirinya dapat segera makan.

"Nalekha ada yang ingin aku bicarain, soal Haziq.." belum sempat menyelesaikan ucapannya tiba tiba Umi Nalekha muncul dari balik pintu.

"Nalekha ada yang ingin bertemu kamu.." Ujar Umi Nalekha

"Siapa Mi?"

"Calon suami kamu,"

Nalekha [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang