Chapter 11

4.1K 371 16
                                    

"Hhhh.."

Jungkook mendongak menatap Jennie yang duduk berhadapan dengannya. Wajah gadis itu tampak murung, dan ia sudah mendengar setidaknya enam kali helaan nafas menyedihkan dari gadis itu.

"Kenapa kau tidak memakan makananmu?" tanya Jungkook seraya menunjuk makanan Jennie yang masih utuh menggunakan dagunya.

"Aku tidak tahu apa masalahmu, tapi kau harus makan!" lanjutnya penuh otoriter sambil menyuapkan kembali makanan ke dalam mulutnya.

Jennie yang tidak bersemangat itu menjatuhkan dagunya pada permukaan meja yang penuh bakteri.

"Aku tidak lapar, Kook." sahutnya lesu, dan itu membuat Jungkook langsung mendelik garang.

"Kalau tidak lapar kenapa tadi kau membelinya? Sayang kan kalau makanannya terbuang sia-sia. Sekarang makan!"

Jennie memandang ngeri Jungkook yang tatapannya sudah seperti preman hendak memalak orang. Apalagi garpu yang teracung di tangannya itu kini sudah tertodong tepat ke hadapan wajahnya.

Astaga!

"Ck! Kenapa kau mengerikan sekali? Kau ini seperti ibuku saja!" tapi ia menurut dan mulai menyuapkan makanan itu lalu menguyahnya dengan beringas.

Jungkook tertawa kecil melihatnya. Beberapa menit pun mereka lalui dengan hening, tidak ada percakapan hingga keduanya menghabiskan makanan masing-masing.

Tiba-tiba netra cantik Jungkook mendapati Johnny yang kini mengambil tempat duduk tak jauh dari tempatnya. Ia sudah akan berteriak memanggilnya untuk bergabung, namun seketika niatnya urung karena pemuda itu bersama seorang wanita.

Jungkook mengembungkan pipi tembemnya. Ia kecewa kepada Johnny, kecewa kenapa pemuda itu tidak mencoba membuka hatinya untuk Jennie?

Tunggu dulu!

Jennie?

Apakah ini permasalahan yang membuat gadis itu berantakan akhir-akhir ini?

Jungkook melirik Jennie yang sedang curi-curi pandang ke arah Johnny dengan tatapan sendunya. Ia pun bangkit dari duduknya lalu berpindah menjadi duduk di samping Jennie.

Berniat menghalangi pandangan sobatnya itu supaya tidak kembali melihat ke arah Johnny.

Jennie kini menatap Jungkook dengan bingung. "Kenapa kau berpindah?"

Jungkook nyengir. "Aku hanya tidak mau kau melihat pemandangan yang lain. Kalau kau mau menoleh, cukup pandangi aku yang sedang duduk di sampingmu ini, jangan yang lain. Kau tahu? Kecantikanku berkali-kali lipat kalau dilihat dari samping." ucapnya pede keterlaluan.

Tapi Jungkook bersungguh-sungguh, setidaknya itulah yang V katakan padanya.

Jennie tergelak dan menyenggol bahu Jungkook pelan. Ia tahu, Jungkook sedang menghiburnya.

"Aku baik-baik saja, Kook. Sungguh! Cinta itu tidak bisa dipaksakan, bukan?"

"Jane, aku yakin kau akan menemukan orang yang jauh lebih baik setelah ini. Ini hanya masalah waktu, kau hanya perlu bersabar. Tidak selamanya badai akan datang, bukankah setelah badai itu akan ada pelangi yang indah?"

Jungkook tidak tahu harus bagaimana menghadapi orang yang sedang patah hati, tapi sepertinya memberi support seperti ini juga tidak ada salahnya.

Jennie mengangguk. Ia senang berteman dengan Jungkook. Walaupun Jungkook adalah orang yang cenderung apatis dan dingin, tapi ia tahu Jungkook memiliki rasa peduli yang tinggi.

"Kook. Tumben sekali kau tidak bersama V? Apakah kalian baik-baik saja?" Jennie berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Aku baik-baik saja dengannya. Hanya saja kemarin aku sempat cek-cok dan itu membuatku kesal sehingga aku mengacuhkannya sampai sekarang."

Baby, You're Not a Monster! || VKook ft. JenMin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang