Chapter 18

3.3K 319 29
                                    

Malam ini di kediaman Rialoire. Semua vampir laki-laki sedang berada di ruang tengah, asyik menonton acara sepak bola.

Sedangkan para vampir wanita lebih memilih menyibukkan diri di kamar masing-masing. Tidak ingin terlibat dengan urusan para laki-laki yang kini sangat ribut itu.

"YAK!!! WASITNYA CURANG!!!"

V dengan sebotol darah beruang kutub di tangannya itu menunjuk televisi seperti menunjuk musuh.

Yohanes mendelik. "Curang katamu? Kau tidak lihat tadi dia melakukan pelanggaran, huh?!" amuknya.

Ken mengangguk. "Yohanes benar! Jelas-jelas tadi dia melakukan pelanggaran. Pemain yang di depannya ia tendang begitu saja. Apa dia tidak bisa membedakan mana bola mana orang?"

"KEN, KENAPA KAU MALAH MEMBELA SI KUCING GARONG INI HUH?!!! BUKANKAH KAU BERADA DI PIHAKKU?!!!"

"BERHENTI MEMANGGILKU KUCING GARONG, V!!! DASAR KAU KEONG RACUN!!!"

"KENAPA KAU BERTERIAK DI DEPAN LUBANG KUPINGKU, YO?!!!"

"Oh? Maaf, Ken. Hahaha."

"Aish! Kenapa kalian ini berisik sekali?! Lihat! Lihat! Klub merah membawa bolanya dan astaga— GOOOOOOOLLLLLLL!!! YEAHHH!!! GOOOOOOOOOOLLLLL!!!"

Krik! Krik! Krik! Krik!

"PAPAAAAAHHH!!! KENAPA PAPAH MALAH SENANG? ITU KLUB MERAH YANG MENCETAK GOL!!!"

"Astaga, kenapa kau ini hobi sekali berteriak, V?! Memangnya kenapa kalau Papah senang, huh?"

"PAPAH KAN PENDUKUNG KLUB BIRU BERSAMAKU!!! SEBENARNYA PAPAH INI PENDUKUNG KLUB MANA SIH?!"

Ya, kurang lebih seperti itulah ributnya.

Beginilah sifat asli mereka jika sudah berada di rumah. Semua sikap dingin dan tak bersahabat mereka lenyap entah ke mana. Semuanya berganti dengan kekonyolan dan kehangatan yang selalu sukses mereka ciptakan untuk keluarga dan diri mereka sendiri.

Tiba-tiba Rosé keluar dari kamarnya, ia menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa dan jangan lupakan wajah seriusnya yang mengerikan itu.

"Rosé, ada apa?" tanya Ken heran dengan perilaku saudarinya tersebut.

Awalnya ia menyangka Rosé akan memarahi mereka gara-gara kondisi rumah yang sudah seperti kebun binatang. Tapi sepertinya bukan itu.

"Vampir asing itu, mereka kembali ke sini!"

Sontak mereka semua langsung menatap Rosé dengan alis menukik tajam, Jessica dan Wendy pun kini bergabung ke sana.

"Vampir asing yang membunuh warga Forks waktu itu, sekarang mereka berada di sini." ulangnya kembali untuk meyakinkan.

Rosé memang yang paling 'peka' di antara enam Rialoire yang lainnya. Ia bisa merasakan suatu bahaya yang akan datang mengancam dirinya serta orang-orang terdekat yang berada di sekitarnya.

"Kau yakin, Rosé?"

"Aku sangat yakin, Pah. Mereka datang lagi ke sini, dan pasti untuk kembali mencari mangsa baru."

"Ya sudah, kita bergegas. Mereka benar-benar belum jera, kita harus melenyapkan mereka sesegera mungkin!"










































.

.

.

Jauh di dalam hutan yang gelap dan sunyi, tiga vampir yang tadi menjadi topik pembicaran Rialoire tampak sedang berada di atas pohon.

Baby, You're Not a Monster! || VKook ft. JenMin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang