####
Setelah kepulangan Aisyah dari rumah sakit, Rivan kembali mengalami suasana yang berbeda. Sikap sang istri yang begitu ceria dan kekanak-kanakan kini berubah drastis.
Aisyah lebih banyak melamun, diam, dan bahkan Ia terus menangis disetiap malamnya. Membuat Rivan terkadang bingung harus bagaimana menghadapi sikap istrinya ini.
"Mas," panggil Aisyah pelan.
"Ada apa, sayang?"
Air mata Aisyah kembali mengalir, membuat Rivan lalu mendekap tubuh sang istri,"Sudahlah, Syah. Kita harus ikhlas menghadapi ini. Kumohon jangan terus-menerus menangis seperti ini. Anak kita pasti akan sedih diatas sana melihat ibunya yang seperti ini, Syah."
Aisyah mengangguk pelan dalam dekapan. "Mas, aku punya satu permintaan,"
"Anything, Honey"
"Aku mau kita pulang ke Indonesia. Aku rindu ama Abah dengan Umah, Mas," sahut Aisyah yang masih nyaman dengan posisinya.
Rivan tersenyum,"Istriku mau pulang?" Aisyah mengangguk.
"Baiklah. Besok kita akan pulang ke Indonesia. Tapi kamu harus janji ama, Mas!""Apa, Mas?"
"Jangan sedih lagi, jangan murung lagi, jangan menangis lagi, dan jangan diamin mas terus!" ucapan Rivan seketika membuat senyum di wajah Aisyah merekah, "Baiklah suamiku"
"Yaudah, kalau gitu Mas keluar sebentar ya. Mas ada urusan ama Joshua. Oke, Syah?!"
"Oke, Mas. Aku juga harus siapin perlengkapan untuk besok"
"Oke Mas pergi dulu ya. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam!" balas Aisyah dengan mencium punggung tangan suaminya.
****
"Ada apa kau mengajakku ketemuan?" tanya Joshua dengan menyeruput mochacinonya.
"Mungkin ini sedikit mendadak. Tapi aku mau kamu gantiin posisi aku sebagai CEO di perusahaan."
Joshua nyaris tertegun" uhuk..uhuk.. beneran, Van?!" Joshua menatap Rivan dengan tatapan terkejut.
"Iya aku serius. Besok aku dan Aisyah akan ke Indonesia. Dan mungkin
Aku akan tinggal lagi disana. Ya, udah cukup lama aku disini, dan aku nggak bisa maksa Aisyah buat tetep tinggal di kota ini. Jadi aku mau nyerahin perusahaan ini ke kamu!" Joshua menelaah setiap perkataan Rivan.
Aisyah pasti merasa trauma dengan kejadian kemarin. Mungkin inilah yang terbaik untuknya. Batin Joshua."Oke, demi kau dan Aisyah. Aku terima tawaran ini. Usahakan kau bahagiain Aisyah disana. Disini ia udah cukup tersakiti. Jangan ampe terulang lagi disana!"
"Makasih, Jo. Selama ini kau sudah banyak bantu kita! Dan untuk pengumuman di kantor, aku udah beri tau sekertarisku tentang pergantian direktur. Kupercayakan perusahaan itu padamu, Jo!"
Rivan lalu memeluk Joshua dan sedikit memukul punggungnya yang artinya memberi semangat."Tenang aja, Van. Aku akan buat perusahaan itu lebih maju daripada sekarang!"
Rivan tersenyum "Aku tidak salah dengan mengandalkanmu. Yaudah, aku cabut ya. Assalamualaikum!" Rivan melepaskan dekapannya.
"Waalaikumsalam', goodbye my best friend. Dan selamat tinggal juga untukmu Aisyah".
****
Rivan masih berada di dalam mobilnya. Menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Semua tampak begitu normal, sebelum sebuah getaran keluar dari benda pipih di laci mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RSS[1]: Ketika Hati Berucap [Tamat]
Spiritual[SEBAGIAN PART TELAH DIHAPUS] #Highrank 1 in Aisyah - 3 September 2020 #Highrank 1 in Amanah-5Juni 2019 #Rank 8 in Allah-27 April 2020 PLAGIAT SILAHKAN MENJAUH🚷 [SPIRITUAL-ROMANCE] Si gadis remaja yang mencintai seseorang namun sayangnya ia harus...