####
Rivan memegangi pipinya yang terasa panas dan sakit akibat tamparan yang ia dapatkan dari Linda, Ibu Joshua.
“Ma, calm down ini rumah sakit, Mama harus tenang.” Joshua berusaha menenangkan wanita yang Ia panggil mama itu.
“Lepaskan Mama, Jo. Sepupu kamu ini harus diberi pelajaran untuk bisa menjaga istri dengan baik dan tidak pergi bersama wanita lain.” Linda berucap dengan penekanan di setiap katanya.
“Bagaimana Mama bisa tau?” batin Rivan bersuara. Sekilas Rivan menatap Joshua tajam, Joshua yang melihat tatapan itu hanya bisa menggeleng kuat.
“Bukan gue,” ujar Joshua tanpa bersuara.
Sedangkan Rivan hanya bisa menunduk pasrah, sudah ia duga berapa lama pun hal ini terus tersembunyi, pasti akan terbongkar di kemudian hari, dan sepertinya inilah hari kemudian itu. Walau ia memang tidak memiliki hubungan apa-apa pada Candy. Namun, tetap saja ia yang bersalah dalam hal ini.
“Mama tidak menyangka kau akan melakukan ini Rivan, Mama kecewa sama kamu! Gara-gara kamu, Aisyah kecelakaan!” kata Mama Linda. Rivan memang memanggil Ibu Joshua dengan panggilan “Mama."
“Ma .... Saya bisa jelasin semuanya, tapi saya mohon tenangkan diri Mama dulu, ini rumah sakit.” Joshua hanya bisa mengelus pundak Linda guna membuat wanita paruh baya itu bisa sedikit tenang.
“Rivan benar, Mah. Sekarang bukan waktunya untuk marah-marah. Lebih baik sekarang mama liatin dulu kondisi Aisyah,” pinta Joshua pelan yang langsung dibalas anggukan oleh Linda. Setelah memastikan bahwa Linda sudah memasuki ruang rawat Aisyah, Rivan pun menarik tangan Joshua menuju taman rumah sakit.
“Jo, gimana bisa Mama tau soal Candy?” tanya Rivan to the point.
“Gue juga nggak tau, sejak siang tadi sikap Mama tuh kek berubah gitu, pas gue nanya, lah Mama cuman bilang nggak ada apa-apa.” Mendengar penjelasan dari Joshua membuat Rivan tampak frustrasi. Ia kembali menyapu wajahnya kasar.
Joshua mengerti betul apa yang sedang dirasakan oleh sahabat lamanya ini, iapun memegang pundak Rivan.
“Tenang Van, gue tau sekarang lo lagi dikelilingi masalah, tapi lo nggak sendiri. Gue akan selalu ada buat nolongin lo.” Seketika hati Rivan berdesis mendengar perkataan Joshua.
“Makasih, tapi saya bingung saat ini. Aisyah masih koma dan saya tidak tau harus bagaimana lagi.” Joshua menatap Rivan. Lelaki itu tersenyum melihat Rivan untuk pertama kali mengkhawatirkan seorang wanita selain bundanya.
“Van, gua mau tanya. Sekarang lo cinta ama Aisyah?”
“Aku sangat mencintainya!” Sayangnya kata-kata itu hanya mampu ia utarakan melalui batinnya. Tentu saja lelaki itu masih malu menyatakan bahwa ia amat mencintai Aisyah.
“RIVAN!”
“Astaghfirullah .... Apa?”
“Lo cinta ama dia kan?” Rivan terdiam. Ia mengalihkan pandangannya dari Joshua. Rasanya sangat memalukan jika sahabatnya mengetahui kalau dirinya sendiri sedang jatuh cinta.
“Saat seperti ini, Aisyah itu sangat membutuhkan kehadiran lo, Van. Lo harus bisa berada di sisi Aisyah untuk memberikannya semangat!”
“Kau benar, Jo. Saya adalah suaminya. Sudah tugas saya untuk melindunginya!” Rivan lalu berjalan menuju ruang rawat Aisyah. Ia juga harus menjelaskan sesuatu pada Linda, Ibunda Joshua.
“Bukan hanya Aisyah yang membutuhkan lo, tetapi lo yang sangat membutuhkannya, Rivan!” Joshua menggeleng pelan melihat Rivan yang berlalu. Jatuh cinta memang merepotkan. Mungkin suatu hari nanti dirinya akan merasakannya jugan. Namun, untuk sekarang, ia rasa itu tidak penting.
****
Rivan terbangun dari kasurnya. Ia mencari seseoramg sebab sejak matanya terbuka ia tidak melihat siapa-siapa di sampingnya
“Aisyah!” Rivan beranjak. Tidak ada seseorang di sana. Ia berharap sebelumnya adalah mimpi bahwa istrinya saat ini sedang koma, ternyata itu adalah kenyataan pahit yang harus ia telan dengan paksa. Ia sungguh merasa sangat kesepian.
Jika bukan paksaan dari Linda mungkin ia tak akan pulang ke apartemennya. Ia beranjak berdiri, menuju kamar untuk segera berwudu. Saat ini hanya doalah yang bisa ia lakukan untuk Aisyah.
“Ya Rabb, mengapa di saat saya menyadari bahwa saya mencintainya. Engkau membuatnya seperti ini? Hanya dia satu-satunya wanita yang telah mengisi hati yang lama rapuh ini, Ya Allah. Berikanlah kesehatan untuk istri hamba ya Allah, sekiranya agar hamba bisa memberikannya kebahagiaan yang layak untuk ia dapatkan. Berikanlah kesempatan untuk hamba membuktikan kepadanya bahwa hamba sangat mencintainya! Aamiin ya Rabbal alamiiin ....” Rivan mengakhiri doanya.
Setelah mengeluarkan isi hatinya dengan Sang Khaliq sungguh membuat hati dan pikirannya kembali tenang. Kini ia harus bertekad untuk selalu berada di sisi Aisyah. Pikirannya kembali kalut. Memikirkan bagaimana Aisyah bisa langsung pulang tanpa mengabarinya. Pulang dalam keadaan basah kuyup, dengan wajah yang begitu pucat. Rivan percaya bahwa istrinya itu tidak mungkin seberantakan itu tanpa alasan. Lelaki itu duduk di tepi ranjang dengan memegang pelipisnya. Rasanya kepalanya ingin meledak.
“Apakah ini ada hubungannya dengan Candy?”Bersambung ...
Jangan lupa vote dan komentar!
Jazakallah💓🍉
KAMU SEDANG MEMBACA
RSS[1]: Ketika Hati Berucap [Tamat]
Spiritual[SEBAGIAN PART TELAH DIHAPUS] #Highrank 1 in Aisyah - 3 September 2020 #Highrank 1 in Amanah-5Juni 2019 #Rank 8 in Allah-27 April 2020 PLAGIAT SILAHKAN MENJAUH🚷 [SPIRITUAL-ROMANCE] Si gadis remaja yang mencintai seseorang namun sayangnya ia harus...