22. Insiden

3.5K 148 7
                                    

####

Aisyah kini berada di dalam mobil bersama sang suami, walau begitu entah mengapa wanita itu terlihat begitu murung, "Kenapa, Syah. Kok pagi-pagi mukanya kusut gitu?"
sahut Rivan, sambil melirik kilas Aisyah.

"Enggak tau, Mas. Tapi Isyah kok nggak semangat ya hari ini" balas Aisyah jujur. Ia memang merasa aneh hari ini.

"Jangan gitu dong, tetap tersenyum. Masa istri cantik Mas cemberut gini sih" Rivan sedikit mencubit pelan pipi Aisyah, membuat sang empu menjadi tersenyum. "Mas bisa aja!"

Seperti itulah sikap Aisyah, semenjak kehamilannya ini ia semakin manja dengan suami. Begitupun setelah sampai di kampus.
"Alhamdulillah, sampai juga. Oke, entar Mas jemput ya!"

"Yaudah deh, Mas."Aisyah lalu menyalimi tangan Rivan,"Assalamualaikum, Mas"

"Waalaikumsalam, Istriku"

****

Aisyah mulai berjalan menuju perpustakaan, berhubung ia mengambil semester cepat jadi ia tidak hanya mengharap ilmu dari dosen-dosen, namun ia juga harus mencari ilmu sendiri, ya termasuk membaca buku-buku tentang ilmu-ilmu desain, ataupun menjahit.

Gadis berkerudung itu kini memilah-milah buku yang ia lihat di berbagai rak-rak yang tersedia di perpustakaan.

"Wah kita,ketemu lagi ya, Aisyah!" ujar seseorang, sontak Aisyah langsung menoleh kebelakang.
"K_kamu!" Aisyah begitu syok, apa yang akan terjadi sekarang?

"Hei, kamu ambil jurusan apa disini? pelakor?" itulah Candy.
Ia menatap tajam wanita yang ada di depannya kali ini, namun seakan acuh Aisyah lebih memilih untuk mengabaikannya dari pada ia harus mencari -cari masalah.

"Maaf, Mbak. Tapi saya disini tidak mencari masalah, saya hanya ingin menambah ilmu saya, jadi tolong jangan ganggu saya!" Aisyah lalu berjalan mendahului Candy.

Emosi Candy memuncak, Ia lalu mendorong bahu Aisyah, hingga sang empu hampir jatuh tersungkur ke lantai, kalau saja tidak ada seseorang yang menahan tubuh mungilnya.

Aisyah terkejut, untunglah ada orang dibelakangnya, tapi tunggu. Ia menyentuhku! Pikir Aisyah. Dengan sigap Aisyah lalu kembali berdiri, "Apa maksudmu melakukan itu, Candy?" Suara buriton dari lelaki itu membuat Candy sedikit menatap tajam si pemilik suara, "Jangan mengurus urusan orang lain! Pergi sana!"

"Ingat! Ini perpustakaan jangan menimbulkan keributan, dan kurasa kau yang membuat keributan disini!" lelaki itu pun menarik Aisyah agar berlindung di belakangnya.
Jujur Aisyah begitu geram dengan tingkah lelaki ini yang begitu mudah memegang Aisyah tanpa merasa bersalah sedikitpun.

"Dasar perusak kebahagiaan orang lain! Enyahlah kau!" Candy lalu pergi meninggalkan perpustakaan dengan wajah yang begitu marah.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Lelaki itu dengan menatap Aisyah yang tengah menunduk.
"Enggak papa, terima kasih. Tapi kumohon agar tetap menjaga jarak!" pinta Aisyah pelan namun dengan nada yang tegas.

"Baiklah, kamu Aisyah, bukan?" Tanya lelaki itu.
Aisyah pun menatap lelaki itu, "George?!" Aisyah terkejut, ternyata yang menyelamatkan dia itu adalah George.

"Terima kasih ya, George. Tapi, kumohon ini terakhir kali nya kau menyentuhku. Maaf tetapi di dalam agamaku, seorang wanita dan lelaki yang bukan mahrom sama sekali tidak boleh saling berdekatan!" jel
las Aisyah lagi.

"Baiklah, jika itu yang kau mau. Aku menghargai prinsipmu."

"Sekali lagi, makasih. Saya duluan" Aisyah segera meninggalkan perpustakaan dan pergi menuju kelasnya.

RSS[1]: Ketika Hati Berucap [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang