23. Hentikan!

3K 170 12
                                    


-Ketika Hati Berucap-

####

Sebuah mobil hitam kini terparkir di pekarangan rumah kayu tua yang terletak jauh dari daerah perkotaan, jauh sampai yang terlihat hanyalah pepohonan rindang dan alang-alang yang mengelilingi rumah tua itu.

Wanita berparas cantik terlihat keluar dari balik pintu mobil, dengan gerakan cepat ia membuka pintu kedua mobilnya lalu menarik seseorang.
"Sini kau!" titahnya.

Dengan berat hati Aisyah menuruti perkataan Candy, ia tak ingin terjadi apa-apa pada calon bayinya.

Setelah berhasil memasukkan Aisyah didalam rumah kayu tua itu, Candy lalu mengikat tubuh Aisyah dengan tali di tiang tengah rumah kayu itu, "Candy, kumohon padamu, lepaskan aku! Kau tidak akan mendapat keuntungan dengan semua ini" pinta Aisyah.

"Maka dari itu, jika aku tidak bisa memiliki Rivan, maka sepatutnya kau pun tidak bisa memilikinya!" ujar Candy lalu ia membuka kain hitam yang menutupi mata Aisyah.

"D-dimana ini?"

"Welcome to my old house! Ketahuilah hanya kau wanita asing pertama yang menginjak rumah ini selain keluargaku!"

Entah mengapa, namun firasat Aisyah benar-benar buruk saat ini, Ya Allah selamatkanlah Hamba.
"Aku bingung mana yang harus aku bunuh duluan, kau apa calon baby mu?" sontak Aisyah menggeleng kuat, "Kumohon jangan, Candy. Dia sama sekali tak berdosa, ini bukanlah dirimu jangan biarkan Syaitan yang menguasai pikiranmu!"

"APA YANG KAU TAU TENTANG DIRIKU! YANG KAU TAU HANYALAH MEREBUR KEBAHAGIAANKU DAN RIVAN!
Kau tidak bisa membayangkan kebencianku ini, Aisyah! Aku sangat mencintai Rivan, bahkan aku rela memberikan segalanya untuk dia, namun apa! KAU MEREBUTNYA DARIKU! Dan sekarang, kau bahkan telah mengandung anaknya! KAULAH SETAN YANG SEBENARNYA, AISYAH!" bentak Candy, dengan memecahkan vas tua tepat didepan Aisyah, membuat wanita bertudung itu semakin ketakutan.

"Candy, perasaanmu terhadap Rivan bukanlah rasa cinta, melainkan nafsu dan obsesimu untuk memilikinya_"

"Jangan mendengarkan ocehannya, Candy. Ia hanya ingin membuatmu lemah, dan melupakan tujuanmu yang sesungguhnya!" sahut seseorang yang muncul dari pintu depan rumah kayu tua itu.

Candy tersenyum miring, "Apa yang harus kita lakukan pada wanita ini, hah?" tanya Candy pada seseorang tersebut.

Seseorang yang mengenakan masker itu lalu berjongkok menyesuaikan tingginya pada posisi Aisyah yang duduk diatas lantai kayu, "Kau tidak mengenalku?" tanya nya, membuat Alis Aisyah bertautan,"Hhh sudah kuduga" gumam seseorang bermasker itu, ia lalu perlahan membuka maskernya.

Deg

Mata Aisyah membulat sempurna, "K-kamu!"

****

"Kamu yakin, Van. Disitu tempatnya?" tanya Joshua yang duduk di jok depan mobil Rivan, "Aku juga nggak tau, tapi Candy akan selalu ke rumah tau itu kalau ia sedang marah besar" Rivan tak menatap Joshua, pandangannya terfokus pada jalanan lurus menuju suatu tempat.

Dengan kecepatan penuh ia membelah jalanan dikota besar itu, Ya Allah selamatkanlah istri Hamba.

Namun tak berselang beberapa waktu, ban mobil milik rivan tiba-tiba meletus nyaris membuat mereka hampir mengalami kecelakaan.

Beruntung Rivan bisa mengendalikan mobilnya, "Sial! Bagaimana ini. Jika kita urus nih ban butuh waktu berjam-jam!" umpatnya.

"Kalau aku tau, mending pake mobil aku aja!" timpal Joshua.

Rivan mengacak rambutnya, ia benar-benar kehilangan akal saat ini juga, oh Allah apa yang harus aku lakukan?

Pip pip...

Kedua mata lelaki itu kemudian menoleh kearah sumber suara klakson mobil.
"Lo suaminya Aisyah, bukan?" tebak pria yang berada dalam mobil itu.
Sekilas Rivan mengerutkan keningnya, "Siapa kau?!" tanya Rivan.

"Entar gue jelasin, sekarang masuk!"

Rivan melirik Joshua. Joshua yang melihat lirikan Rivan lalu menggeleng pelan, "Tenang aja, gue temennya Aisyah," jelas pria itu, membuat Rivan dan Joshua lalu menaiki mobilnya.

****

"Dari mana kau tau, kalau aku suaminya Aisyah?" Rivan membuka suara, "Gue sering liat lo yang anter jemput Aisyah ke kampus"

"Kau memperhatikan Aisyah sampai segitunya?!" tanya Rivan kembali,

"Heh, lo cemburu?"

"Jawab aja!"

"Gue suka aja liat dia, abisnya dia itu menggemaskan," Rivan mengepal kedua tangannya, jika bukan mobil pria itu yang di tumpangi, mungkin Rivan akan mendaratkan pukulannya pada pria itu, sayangnya ia tak ingin mendengarkan egonya untuk saat ini.

"Tenang aja, setelah gue tau Aisyah punya suami, niat gue ama Aisyah hanyalah untuk melindunginya. Entah kenapa, gue nggak suka liat dia menderita. Apalagi Candy yang berusaha untuk melukainya!" spontan Rivan terkejut, "Apa maksudmu?!"

"Aisyah nggak cerita?"

Rivan menggeleng.
"Heh, lo suami apa gimana sih. Nggak pernah ngasih perhatian ke istri sendiri!" ingin sekali Rivan memberikan pukulan manis pada pria sok tau ini!

Jadi selama ini, Aisyah terus kepikiran ama Candy? Seharusnya aku tau akan hal ini! Kau suami yang bodoh Rivan! Kau bodoh!

"Enggak usah banyak bicara lagi! Kita harus segera sampai ke rumah itu, sebelum terjadi apa-apa pada Aisyah!" Titah Joshua yang dibalas oleh anggukan oleh Rivan.

"Lo nggak perlu ingetin gue akan hal itu!" Ujar George lalu melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh.

****

Plak!

Satu tamparan berhasil mengenai pipi Aisyah, "Kau itu begitu lugu, Aisyah. Sampai-sampai membuatku ingin sekali membunuhku saat ini juga!" ujar Candy yang mempersiapkan balok kayu di tangannya, "Berhenti, Candy. Kita harus bersabar akan hal ini. Kau akan tetap mendapat yang kau punya, tapi kau harus tetap tenang. Kita harus membuat gadis ini menderita, sampai-sampai ia berlutut untuk di bunuh sekalian!" ujar seseorang itu yang menahan tangan Candy.

Aisyah menatap seseorang tersebut, menatapnya dengan sorot mata kekecewaan, "Mengapa?" hanya itu yang ia ucapkan dengan air mata yang terus meluncur keluar dari kelopak matanya.

"Apapun alasannya yang pasti aku sangat membencimu!!" seseorang itu lalu kembali memukul pundak Aisyah dengan balok yang ia rebut dari Candy.

"Aakh!" umpat Aisyah keras. Balok kayu itu benar-benar terhempas kuat di punggungnya, membuat Aisyah merintih kesakitan. Ya Allah kuatkan lah fisik Hamba, Hamba hanya ingin melindungi anak Hamba ya Allah.
Astaghfirullah ... astaghfirullah ...

Aisyah terus saja beristigfar kepada Rabbnya. Walau sakit yang ia rasa namun bibirnya tak pernah berhenti untuk bertasbih kepada Allah Azza wajalla.

BRAK!

pintu rumah tua itu seketika terbuka bahkan bisa dikatakan. hancur akibat tendangan dari Rivan.

"HENTIKAN!"






Bersambung...

________________________________

Taqabbalallahu Minna waminkum, untuk kalian semua!!!
Mohon maaf lahir dan batin!
Dan HAPPY IED MUBARAK!!
Ramadhan sudah meninggalkan kita nih, semoga Allah masih memberikan kita semua waktu untuk berjumpa dengan Ramadhan tahun depan!
Aaamiiinn!!!

Terima kasih sudah menyempatkan untuk membaca part ini!!

Vote juga kalau boleh.
Ketahuilah komenan dan vote dari kalian itu sangatlah berharga bagi Author.

[Terus jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan yang utama]
;v

RSS[1]: Ketika Hati Berucap [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang