Haloha Annyeong!
Maap banget ya telat up 🙏
Kuy lanjoott!Vote doeloe! 🌟🌟🌟
Happy reading! 💕💕💕***
“What is this?” Kyra mengangkat satu gelas kacang hijau dengan tatapan yang jijik. Kemudian matanya menatap Nara dengan penuh rasa penasaran. “Emang cairan gini bisa dimasak, Bunda? Emang enak?”
Nara hanya tersenyum, lalu mengusap rambut Kyra sebelum akhirnya duduk di kursi yang biasa ia tempati. “Enak kok, try it.”
Tidak melakukan apa yang Nara katakan, Kyra justru memutar tubuhnya untuk menyambut kedatangan Keylan yang baru saja turun dari lantai dua. Kyra menanyakan hal yang sama.
“Ayah, emang minuman ini enak kalo dimakan?”
Keylan, yang sedang sibuk memasangkan jam tangan, mengangkat kepalanya untuk menatap anak kesayangan di rumah itu. Dan bukannya menjawab, Keylan justru memasang wajah sumringah dan mempercepat langkahnya menuju meja makan.
“Kamu bikin kacang hijau? Sudah sangat lama loh saya nggak makan.”
“Daddy, I was talking to you. Can we eat this one?” ulang Kyra dengan wajah jengkel. Ayolah, ayahnya itu selalu mengutamakan dia di atas segalanya. Dan kali ini dia kalah oleh minuman hijau?
“Of course, princess. This is my favorite food from Indonesia,” Keylan langsung menarik kursi untuk duduknya.
Nara hanya bisa menggelengkan kepala melihat adanya percekcokan kecil antara anak dan ayah itu. Ya, memang benar, pagi ini dia memasak berbagai macam masakan khas Indonesia. Sebenarnya, bisa saja dia memasak sarapan khas bule London, tapi lama-kelamaan, dia bosan. Jangan tanya dari mana Nara bisa memasak, dia belajar setiap harinya dengan Bu Titus setiap menu makanan baru.
“Jangan diliatin seperti itu, Sayang. Nggak ada salahnya kamu nyoba dulu,” ucap Nara sambil menuangkan bubur ke mangkuk Keylan. Ya, seperti kata Keylan, itu adalah salah satu kewajiban seorang istri terhadap suaminya. “Bunda yakin, kamu pasti bakalan langsung suka.”
Dengan pergerakan lambat karena ragu, Kyra akhirnya memasukkan satu sendok bubur kacang hijau ke mulutnya. Matanya menyipit tiba-tiba terbuka lebar.
“This is so delicious, Mom!” seru Kyra setengah berteriak. Lantas, terdengar gelak tawa Keylan dan Nara melihat kelakuan putri mereka.
Baru saja acara sarapan bisa berjalan dengan lancar, sampai satu makhluk datang dengan langkah lebar dan wajah yang kurang enak dipandang. Melipat kedua tangannya di depan dada, berdiri di samping Keylan dan kemudian mulai berbicara dengan begitu cepat.
“Lo nggak bisa nyebut investasi lo gitu aja! Lo pikir gue pengusaha apaan, Key?! Kalo alasan lo semena-mena kayak gini ke gue adalah kejadian kemarin, berarti lo bego dong! Itu bukan salah gue, Key! Dan semalam lo bilang apa? Lo mau pindahin investasi lo ke perusahaan Maxwell?! Lo gila?!” cerocos Eric tanpa mempedulikan sekitar.
Nara celingak-celinguk melihat kejadian di depannya. Yang satu dengan wajah penuh amarah, yang satunya lagi tampak tenang melanjutkan acara sarapan. Dingin, itulah seorang Keylan. Di saat sahabatnya tengah protes, dia justru tampak tidak peduli.
“Ada apaan sih, Bang?” akhirnya Nara berusaha menengahi.
“Suami lo cari perkara, Ra!”
“Saya mau cabut investasi saya di perusahaan dia,” celetuk Keylan di tengah sarapannya.
“Kok gitu?” Nara semakin bingung.
“Karena Eric sudah lalai jaga kamu. Leher kamu aja sampai terluka.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma [Tamat]
General FictionInara hanya gadis biasa berusia 18 tahun yang tumbuh besar di panti asuhan. Tidak ada waktu untuk memikirkan asmara, yang ia tahu hanya bekerja untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Dia merasa memiliki kewajiban untuk membantu ekonomi panti. Tapi t...