15. Whole Foods Market

21.6K 1.6K 20
                                    

Haloha Annyeong!
Mau minta pendapat nih, RBG endingnya di publish lagi jangan?

Vote doeloe! 🌟🌟🌟
Happy reading! 💕💕💕

***

Cepat-cepat Keylan melepaskan pelukannya. Beberapa kali dia berdeham, cukup keras sehingga membuat Nara sendiri kaget. Matanya bergerak kesana kemari, sangat jelas bahwa pria berusia tiga puluh dua tahun itu sedang dilanda gugup.

Nara juga merasakan hal yang sama. Dia merasa bodoh sudah membalas pelukan Keylan dengan begitu mudah. Jika tahu akhirnya akan secanggung ini, mungkin akan lebih memilih untuk menolak pelukan Keylan tadi. Tapi mau bagaimana lagi, nasi sudah menjadi bubur.

Membalikan tubuhnya, Nara menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal. Melipat bibirnya ke dalam karena tidak tahu harus berkata apa. Ia sendiri sampai sedikit terkejut mendengar suara bass Keylan.

“Masak untuk makan malam?”

Sungguh, itu benar-benar pertanyaan bodoh. Apa lagi yang dilakukan oleh Nara di dapur saat ini jika bukan untuk mempersiapkan makan malam? Istrinya juga menegaskan bahwa dia akan pergi masa tadi di chat.

“I... Iya, Mas,” jawab Nara membelakangi Keylan. Untuk mengalihkan kegugupannya, Nara membuka satu bungkus spaghetti.

“Kalau begitu, saya mandi dulu,” pamit Keylan meninggalkan dapur.

Sebelum Keylan benar-benar pergi, tak sengaja ia mendengar apa yang dikatakan oleh Nara.

“Aduh, kok deg-degan gini ya?”

Keylan hanya bisa tersenyum, mengusap dadanya karena terjadi hal yang sama pada dirinya. Jantung milik Keylan juga sudah berdisko ria di dalam sana.

Memasuki kamarnya, yang pertama Keylan lihat adalah pemandangan yang sungguh menyejukkan hati. Kyra sedang tertidur dengan begitu pulas. Keylan juga melihat bahwa jari-jari Kyra diwarnai. Terlalu rapi jika itu adalah kerjaan anaknya. Jadi siapa lagi yang Keylan pikirkan selain Nara?

Setelah menahan diri, akhirnya Keylan bisa mencium Kyra setelah mandi. Jika dulu Keylan selalu bisa mencium Kyra kapan saja, akhir-akhir ini ia harus bisa menahan diri dalam keadaan tertentu.

Semuanya karena kejadian di rumah sakit sekitar dua hari yang lalu. Nara marah padanya karena langsung mencium Kyra sepulang kerja. Katanya kotor. Meski menggunakan baju mahal dan mobil mewah sekalipun, debu tetap menempel di baju Keylan. Dan walau Kyra bukan lagi bayi berusia di bawah dua tahun, tetap saja, kebersihan harus diutamakan.

Keylan dan Kyra sampai kaget saat itu. Jarum infus saja masih menempel di tangan kiri Nara, tapi masih bisa mengomel panjang lebar. Kekuatan seorang ibu benar-benar luar biasa.

"Dad?"

"Hello, Princess," Keylan tersenyum menyambut Kyra yang baru saja bangun.

Bagaimana tidak bangun jika Keylan menyerbu wajah Kyra dengan ciuman bertubi-tubi? Apalagi rambut Keylan masih dalam keadaan basah.

"Bunda mana?" mata Kyra menyapu kamar, mencari sosok Nara.

"Bunda ada di bawah. Masak untuk makan malam," Keylan membantu Kyra untuk duduk, merapikan rambut putrinya yang berantakan sempurna.

Keduanya menoleh begitu terdengar decitan pintu. Di sana ada Nara yang tersenyum, tak lupa menggunakan celemek di tubuhnya. Dia tidak masuk, melainkan hanya berdiri di ambang pintu.

"Makanan sudah siap. Ayah tolong bantu Kyra cuci muka, terus turun ya."

Sepeninggalnya Nara, Kyra langsung berdiri dan berjalan menuju kamar mandi. Meninggakan Keylan yang mematung di tempat.

Enigma [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang