Haloha Annyeong!
Bagi yang belum baca ending RBG, yuk baca! Gw udah repost loohh...Vote doeloe! 🌟🌟🌟
Happy reading! 💕💕💕***
Saat ini, sebuah keluarga kecil sedang makan siang di sebuah restoran. Dan satu orang teman kepala keluarga itu ikut bergabung. Suasana meja yang awalnya tenang, menjadi benar-benar ramai.
Sesekali, Eric melirik Nara yang tampak sedikit galak hari ini. Nara itu baik, lebih tepatnya, Nara yang baru ini memang baik. Jika sudah cemberut seperti sekarang, berarti ada yang salah dengannya.
“Bini lo kenapa, Bro?” bisik Eric kepada Keylan.
Keylan sama sekali tidak tertarik untuk menjawab pertanyaan Eric. Dia lebih memilih untuk terus memperhatikan bagaimana interaksi Nara dan Kyra. Baginya, itu adalah tontonan yang paling menarik di dunia ini.
“Yee, ditanya bukannya jawab, malah nyengir gak jelas!" Eric membiarkan Keylan untuk melanjutkan kegiatan anehnya. Kemudian ia beralih bertanya kepada Nara, dan itu berhasil membuat Keylan akhirnya mau meliriknya. “Apa kabar, Ra? Kok, makin cantik aja?”
Tatapan tajam Keylan merupakan trophy kemenangan untuk Eric. Salah siapa mengacuhkan pertanyaannya? Sudah tahu cemburuan dan protektif terhadap istri dan anaknya, mau saja cari gara-gara diusik oleh Eric.
Nara meminta Kyra untuk makan sendiri. Mungkin saja berantakan, karena terdapat coklat cair diatas rotinya. Tapi tetap saja, Nara harus melatih Kyra dari sejak dini. Dia tersenyum pada Eric, sama sekali tidak mempedulikan Keylan yang sudah mengeraskan rahangnya.
“Baik, Bang. Bang Eric sendiri, gimana? Kok baru kelihatan?”
“Kebetulan gue sibuk kembang biakin duit, Ra. Buat masa depan Kyra, buat masa depan lo juga. Biar bisa hidup enak, liburan kemana aja," jelas Eric panjang lebar.
Eric hanya bisa tertawa jenaka ketika melihat Nara yang mengangguk-anggukan kepalanya. Tidak tahu karena terlalu polos atau bodoh, tentu saja uang yang Eric maksud adalah uang Keylan. Keylan adalah investor terbesar di perusahaannya.
Eric baru berhenti tertawa ketika melihat tajamnya tatapan Keylan. Lucu sebenarnya, tapi jika ia sampai berani melewati batas, maka wajah tampannya itu akan berakhir babak belur. Lain lagi ceritanya jika ia harus membawa wajah rusak ke pertemuannya dengan klien penting. Sama sekali tidak lucu.
“Lain kali, main dong ke apartemen gue, Ra. Sekalian masakin juga.”
Mulut Eric benar-benar tidak bisa berhenti. Sudah diniatkan untuk tidak menggoda Keylan lagi, tapi tetap saja berlanjut. Alhasil, dia harus menahan nyeri jempol kakinya yang diinjak oleh Keylan tanpa ampun.
“Boleh,” jawab Nara.
“Tidak bisa,” tegas Keylan tiba-tiba. “Kamu tidak bisa ke apartemen Eric.”
“Loh, kenapa?”
“Saya tidak kasih izin.”
Nara memutar matanya malas. Keylan itu berlebihan untuk melarang dia bergaul dengan Eric. Sudah jelas Eric itu sahabatnya, apalagi yang harus dicemaskan?
♨♨♨
Nara memasuki kamarnya dengan langkah cepat. Ia seperti tidak memiliki waktu untuk sekedar menunggu Keylan yang ada di belakang. Begitu sampai di kamar, Nara segera mengambil handuk dan berlalu ke kamar mandi.
Bukannya sakit hati, Keylan justru menganggap tingkah Nara ini sungguh lucu. Tidak ada hentinya ia menahan senyum di perjalanan tadi. Meski tidak nyaman karena sama sekali tidak diajak bicara oleh Nara, tapi ada rasa bahagia di hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma [Tamat]
Fiksi UmumInara hanya gadis biasa berusia 18 tahun yang tumbuh besar di panti asuhan. Tidak ada waktu untuk memikirkan asmara, yang ia tahu hanya bekerja untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Dia merasa memiliki kewajiban untuk membantu ekonomi panti. Tapi t...