Haloha Annyeong!
Pada nungguin gak?
Oslan Hale siapa yak?Vote doeloe! 🌟🌟🌟
Happy reading! 💕💕💕***
Suasana rumah Keylan sudah kembali ke semula. Tenang, dan damai. Sesekali terdengar gelak tawa Kyra saat bercanda dengan Nara. Hanya itu, setelahnya sunyi.
Seperti saat ini, Nara sedang menemani Kyra mewarnai buku gambar dengan pensil warna. Dia juga ikut mewarnai layaknya anak kecil. Sesekali, mereka saling berebut pensil warna. Tidak ada perbedaan, keduanya sama-sama bocah. Keadaan tangan Nara sudah membaik, jahitannya juga sudah dibuka. Tapi masih perlu berkonsultasi dengan Gustav sampai ia benar-benar sembuh.
Masih pukul dua sore, Keylan belum pulang. Menambah kesunyian di bangunan mewah itu. Nara menatap lampu mewah dengan posisi tubuh terlentang di atas karpet. Sampai satu ide gila muncul di benaknya.
"Sayang," Nara memiringkan tubuhnya untuk menghadap Kyra. "Mau temenin Bunda pergi nggak?"
Kyra langsung menghentikan pergerakan tangannya. Melirik Nara dengan tatapan tanya. "Ke mana, Bunda?"
"Nanti juga Kyra tahu. Sekarang kita ganti baju dulu, yuk!" Nara segera berdiri dan menuntun Kyra menuju kamarnya. Tapi begitu ada Bu Titus, Nara lebih memilih menyerahkan Kyra kepada Bu Titus. Dia juga perlu bersiap-siap.
Meski bingung melihat bagaimana riangnya Nara dan Kyra, Bu Titus tetap bersedia mendandani Kyra. Mulai dari mandi, hingga memilih baju yang tepat. Dan ketika mereka hendak masuk kamar mandi, Bu Titus tidak bisa lagi menahan rasa penasarannya.
"Mau kemana, Non?"
"Gak tau," Kyra mengangkat bahunya. "Bunda cuma minta ditemenin pergi. Tapi gatau kemana."
Bu Titus hanya bisa mengangguk. Kemudian mulai memandikan Kyra.
Sementara di lantai dua, dengan langkah riangnya Nara segera menyambar ponselnya yang ada di atas nakas. Berniat mengirim pesan untuk Keylan. Dia perlu izin suami untuk pergi keluar rumah. Dan hal semacam ini sudah menjadi kebiasaan Nara.
Mas, aku ijin keluar sama Kyra yaa...
Janji nyampe rumah sebelum Mas
pulang kok. Jadi ijinin. Okay?Setelah mengirim pesan itu, Nara berlalu ke kamar mandi. Membersihkan diri selama dua puluh menit dan segera memilih gaun sederhananya. Hingga ia memutuskan untuk menggunakan gaun biru dongker panjang dengan lipatan di bagian dada. Mengambil tas kecil berwarna hitam yang hanya diisi ponsel, kartu ATM, dan terakhir gel antibakteri. Menggunakan sepatu terbuka berwarna hitam yang tingginya hanya sekitar 5 cm.
Setelah puas, Nara menuju meja rias. Menggunakan pelembab wajah, lip balm dan tentu sedikit parfum. Nara sudah siap!
Baru saja Nara hendak turun tangga. Getaran yang berasal dari tasnya membuat Nara harus menahan diri. Panggilan dari Keylan.
"Ya, Mas?"
"Mau kemana, Ra?" tanya Keylan to the point.
Nara melanjutkan langkahnya. Perlahan, dia harus hati-hati. "Ya, keluar aja, Mas, sama Kyra."
"Untuk apa?" Keylan masih mewawancarai Nara. Dia butuh alasan jelas kenapa Nara akhirnya mau keluar rumah setelah sekian lama berbetah diri diam di ruangan tertutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma [Tamat]
قصص عامةInara hanya gadis biasa berusia 18 tahun yang tumbuh besar di panti asuhan. Tidak ada waktu untuk memikirkan asmara, yang ia tahu hanya bekerja untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Dia merasa memiliki kewajiban untuk membantu ekonomi panti. Tapi t...