Haloha Annyeong!
Nunggu gw up gak?Gini, gw mohon pengertiannya, gw gabisa up tiap hari. Tangan kanan gw masih sakit. Kalo kelamaan ngetik suka kambuh. So, please pengertiannya ya. ^_^
Vote ye, vote! 🌟🌟🌟
Happy reading! 💕💕💕***
"Ra... Nara...."
Merasa terganggu, akhirnya Nara membuka kedua matanya. Ternyata Keylan mengigau. Nara mengusap keringat di dahi Keylan menggunakan sapu tangan yang tadi ia sediakan. Syukurlah, obatnya bekerja dengan baik.
Melihat keadaan Keylan yang sekarang, Nara merasa hatinya sakit. Bahkan sempat terbesit di pikirannya, biar Nara saja yang menggantikan posisi Keylan. Jika saja, bisa.
Nara tidak mengerti cinta, tuna asmara. Kata orang, cinta itu indah. Memabukkan sampai hilang akal sehat. Mungkin itu hanya mereka yang jatuh cinta saat masih labil. Jika dikatakan terlambat jatuh cinta, Nara tidak keberatan untuk mengakuinya. Jatuh cinta di usia 24 tahun, pada bos yang nyatanya menjadi suami. Nara bimbang.
Dia tidak ingin munafik, cinta bilang benci, sayang bilang tak sudi. Tapi, meski status mereka sudah halal, sah di mata agama dan negara, apakah pantas Nara menaruh hati pada Keylan? Di tengah-tengah keadaan tak terbaca, situasi memusingkan, rahasia yang harus dibuka, Nara justru menyerahkan hatinya secara perlahan. Tanpa rencana, tanpa terduga.
"Ra, peluk saya."
Mau tidak mau, Nara merapatkan tubuhnya kepada Keylan. Membawa Keylan ke dekapannya. Menyisir rambut basah Keylan dengan jemarinya. Menepuk-nepuk bahu Keylan pelan-pelan, supaya Keylan bisa tidur lebih lelap.
Jujur, Nara takut tentang Oslan Hale. Takut kenyataan yang selama ini menjadi tanda tanya besar di kepalanya justru melukainya tanpa ampun. Tapi, dia harus membuka semuanya. Dia berhak tahu mengenai masa lalunya yang terlupakan.
Dia harus tahu, mengapa Nara yang ceria, murah senyum, dan baik, berubah menjadi Nara yang dingin, tidak berperasaan, dan sanggup menelantarkan anaknya. Nara harus tahu kebenarannya.
Perlahan tapi pasti, Nara ikut terlelap. Menyambut mimpi yang membuatnya lupa masalah hidup. Untuk sesaat.
♨♨♨
Nara terbangun sebelum sinar matahari terlihat. Meski Kyra tidak akan ke sekolah dalam dua minggu ini, tapi dia akan disibukkan dengan merawat Keylan. Dan tentu saja, dengan pencariannya.
Suhu tubuh Keylan sudah menurun. Meski belum bisa dikatakan normal, setidaknya Nara bisa bernafas lega. Setelah ia peluk semalam, Keylan tidur dengan sangat nyenyak. Tidak ada lagi mengigau sambil terus menyebut nama Nara.
Selesai mandi, Nara segera turun untuk menyiapkan sarapan. Mumpung Keylan belum bangun, Nara harus menyelesaikan beberapa tugasnya dengan cepat.
"Morning, Bunda," sapa Kyra yang baru keluar dari kamarnya. Wajah bantal dan rambut acak-acakan membuat Nara terkekeh geli.
Menghampiri putrinya yang berjalan sambil memejamkan mata, Nara meraup kedua pipi Kyra. "Sayang, mandi sama Bu Titus, ya? Bunda mau bikin bubur."
Mata Kyra langsung terbuka. "Kok bikin bubur, Bunda?"
Kali ini Nara turun, mensejajarkan tingginya dengan tinggi Kyra. Tangannya sibuk merapihkan rambut Kyra yang seperti benang kusut. "Ayah sakit, jadi Bunda mau bikin bubur. Tapi nanti Bunda bikin menu sarapan beda kok buat Princess."
![](https://img.wattpad.com/cover/165094635-288-k209349.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma [Tamat]
General FictionInara hanya gadis biasa berusia 18 tahun yang tumbuh besar di panti asuhan. Tidak ada waktu untuk memikirkan asmara, yang ia tahu hanya bekerja untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Dia merasa memiliki kewajiban untuk membantu ekonomi panti. Tapi t...