Haloha Annyeong!
Cuma kasih tau aja, konfliknya lumayan rumit. Gue aja heran kenapa otak gw nyampe. Wkwk...Vote doeloe! 🌟🌟🌟
Happy reading! 💕💕💕***
Nara keluar dari walk in closet dengan menggunakan gaun peach selutut. Langkahnya begitu cepat, seperti sedang dikejar sesuatu. Atau lebih tepatnya menghindari sesuatu.
"Kyra ulang tahun hari ini. Saya adakan pesta di kafe," tegas Keylan baru keluar dari kamar mandi.
Seperti tidak mempedulikan apa yang diucapkan Keylan, Nara segera memasang jam tangannya. Mengambil kunci mobil dan segera berjalan menuju pintu.
Belum sampai Nara menyentuh kenop pintu, Keylan sudah berdiri menghalanginya, memainkan kunci pintu kamar di tangan kanannya. Dia sama sekali tidak peduli dengan tampilannya yang hanya menggunakan handuk, menutupi tubuhnya sebatas pinggang sampai lutut.
Nara menatap Keylan dengan penuh kenencian. Meski terlihat tenang, tapi Keylan bisa melihatnya dengan jelas. Istrinya terlalu terang-terangan menunjukkan perasaannya itu.
"Kamu harus datang, Ra."
Senyum penuh ejekan tercetak di wajah Nara. Dan saat itu juga, Keylan tahu dia harus mempersiapkan hatinya.
"Gue gak peduli."
"Untuk hari ini saja, Ra, peduli sama anak kita. Dia darah daging kamu juga."
"Anak yang lahir karena hasil pemerkosaan. Begitu?" senyum sarkas Nara tampak begitu jelas.
Mendengar hal itu membuat Keylan naik pitam. Tanpa pikir panjang, ia langsung menampar Nara. Tubuh mungil Nara terpental lumayan jauh. Tangannya membentur lantai hingga jam tangannya pecah. Darah segar keluar dari sudut bibirnya.
Begitu mendengar sesuatu yang tidak beres, Nara segera duduk dari posisinya. Matanya melebar begitu melihat jam tangannya hancur. Air matanya jatuh seketika.
"Ra, aku... aku minta ma--"
"Puas lo?! Puas lo hancurin kenang-kenangan dari ibu gue, hah?!" teriak Nara penuh murka. Dia langsung berdiri, menghadang Keylan tanpa takut. Satu tamparan pembalasan bersarang di pipi kiri Keylan. "Bedebah!"
Sudah muak, Nara merebut paksa kunci dari tangan Keylan. Pergi begitu saja tanpa setelah memberi pelajaran pada suaminya sendiri.
Keylan tidak diam. Dia segera menyusul Nara. Meski ada sahabatnya di rumah, Keylan tidak peduli dengan penampilannya saat ini. Dia segera turun, berusaha mengejar Nara.
"Ra, saya minta maaf."
Nara berhenti. Tapi Keylan tahu, itu bukan pertanda baik. Terbukti istrinya itu sudah memegang sebuah vas bunga. Membalikkan tubuhnya, matanya merah, karena air mata dan amarah.
Alex yang ada di sana menahan nafas begitu vas bunga melayang ke arah kepala Keylan. Sedikit lagi saja, kepala Keylan pasti bocor. Tapi meleset, melesat di samping pipi kiri Keylan yang merah.
PRAAANNG!!!
Untuk beberapa saat semua orang mematung di tempat masing-masing. Nara dengan air matanya, Keylan dengan tatapan penuh sesalnya, dan Alex yang bingung tentang apa yang terjadi.
Hingga akhirnya Nara memutuskan pergi tanpa sepatah kata pun. Membawa mobil keluar dari pekarangan rumah dengan kecepatan tinggi.
"Key, lo nggak apa-apa?" Alex melangkah mendekati Keylan yang masih terdiam, menatap kepergian Nara dengan begitu dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma [Tamat]
Fiksi UmumInara hanya gadis biasa berusia 18 tahun yang tumbuh besar di panti asuhan. Tidak ada waktu untuk memikirkan asmara, yang ia tahu hanya bekerja untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Dia merasa memiliki kewajiban untuk membantu ekonomi panti. Tapi t...