28. The Truth

26.6K 1.8K 105
                                    

Haloha Annyeong!
Kurang sayang apa gw sama kaleyan?
Double up nih!
Untuk FPutrikamalita yang selalu nagih double up. Hehe....

Vote donk vote! 🌟🌟🌟
Happy reading! 💕💕💕

***

Tak mempedulikan dinginnya angin malam, Nara tetap memilih untuk duduk di balkon kamar. Menatap langit yang sama sekali tidak ada bintangnya. Kalah oleh sinar lampu kota semegah London. Pikirannya melayang ke kejadian tadi siang.

Fakta yang Nara dapatkan sungguh banyak hanya dengan mendengarkan pesan-pesan suara di room chat-nya dengan Putri dulu. Kenyataan bahwa ia wanita rapuh benar adanya. Dia menunjukkan diri yang sebenarnya kepada Putri.

"Gila, Put! Barusan gue ketemu kecoa di dapur! Hih geliii!"

Bertemu dengan kecoa pun Nara ceritakan kepada Putri. Hal sekecil itu melebar kemana-mana menjadi topik pembicaraan. Membicarakan berbagai macam produk pengusir serangga sampai membahas tutorial membunuh kecoa menggunakan sendal rumah.

"Gue pengen banget bisa dateng ke ulang tahun Kyra. Tapi gue nggak mungkin rusak acaranya, 'kan? Gue nggak mungkin bikin anak gue takut di acara ulang tahunnya."

Nara sudah menyadari sikapnya itu menyakiti Kyra. Tapi dia tidak bisa berhenti bersikap demikian. Terlalu sakit saat Keylan memaksanya dalam keadaan mabuk. Setelah itu, Keylan membunuhnya perlahan dengan terus melanjutkan kisah masa lalunya. Sampai sekarang.

Jauh di lubuk hati Nara, dia menyayangi putrinya. Nama Kyra yang diambil dari gabungan Keylan dan Nara pun adalah idenya. Diam-diam juga dia menyelipkan satu kado di antara banyak kado untuk ulang tahun Kyra. Tentu tanpa nama.

"Put, gue nginep di rumah lo, ya? Gue butuh lo. Gue abis liat Keylan sama cewek sialan itu."

Sudah jelas Nara dikhianati, tapi dia bertahan. Padahal, jika benar dulu ia adalah wanita kejam, tentu mudah untuk menuntut cerai lalu membiarkan Kyra menjadi korban. Tapi dia bertahan. Menelan semua pahit sendirian. Bersusah payah menyembunyikan luka di dadanya yang semakin lama semakin buas.

Orang-orang berkata, Keylan lah korbannya. Keylan yang terinjak-injak  tapi tetap diam. Keylan yang penyabar menghadapi sikap kurang ajar Nara. Orang-orang berpikir demikian tanpa tahu apa yang terjadi di dalamnya, apa yang membuat Nara bisa begitu menyebalkan.

Dan dari sekian banyak voice note yang ia dengarkan, pesan paling terakhirlah yang paling menyakitkan. Voice note yang dikirim Nara sebelum kecelakaan maut. Sampai membuat air mata Nara luruh seketika. Menangis kencang sambil memeluk Kyra.

"Put, gue mati. Gue berhenti. Keylan gugat cerai gue," Nara terisak di tengah-tengah pesan itu. Suaranya benar-benar menyedihkan. "Gue bertahan, meski tersakiti. Tapi dengan mudahnya, dia layangkan surat pengadilan. Kita sempet berantem, karena gue minta hak asuh Kyra. Dia marah, nampar gue. Gue gak tahan, gue tonjok balik. Gue bilang, 'seorang ayah yang membagi cintanya kepada wanita lain selain istrinya, membagi kasih sayang kepada anak orang lain dan perperan sebagai orang tuanya, gak pantes jadi ayah dari anak gue'. Dia gak terima, Put. Dia marah. Gue lebih baik mati daripada nggak bisa liat anak gue tiap hari. Gue mati aja, Put."

Dada Nara menggemuruh. Dia sudah menangis hebat saat ini. Berdua, ditemani angin malam.

Begitulah nyatanya suami yang selama ini selalu tidur di sampingnya. Pria yang selalu mengecup wajahnya setiap kali ada kesempatan. Pria yang selalu Nara cium punggung tangannya setiap pergi dan pulang bekerja. Pria yang sangat mudah emosi saat mengetahui istrinya diganggu Eric, sahabatnya sendiri.

Enigma [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang