Haloha Annyeong!
Gimana, udah tahu siapa Oslan Hale?
Suka kejutannya?
Cus! Lanjooottt!Vote ye, voootteee 🌟🌟🌟
Happy reading! 💕💕💕***
Nara menatap pantulan dirinya di cermin. Sungguh menyedihkan. Meski bengkak di matanya tidak terlalu terlihat setelah mandi, tapi lingkaran hitam bawah matanya masih begitu jelas. Pening di kepalanya juga tidak kunjung reda dari bangun tadi. Malahan semakin menjadi.
Seharusnya ia senang, fakta tentang siapa masa lalu Keylan sudah terungkap tadi malam. Tapi malah begini.
Meski penampilan wajahnya berantakan, tapi Nara sudah siap dengan gaun dan juga tas kecilnya. Dia harus ke bandara untuk mengantarkan Bu Salma. Dan yang menyebalkan adalah, Keylan juga ikut. Membayangkan berada dalam satu ruangan dengan suaminya saja sudah cukup meremas hati Nara.
Begitu Nara keluar dari kamar dia tersentak saat suara terompet berdenging di telinganya. Sebuah nyanyian beralun merdu di telinga Nara dinyanyikan oleh semua orang dengan tempo yang berantakan.
"Happy birthday to you! Happy birthday to you! Happy birthday, happy birthday... Happy birthday to yooouuu!"
Nara terdiam beberapa saat. Dia ulang tahun? Sekarang? Dengan cepat ia merogoh ponselnya. Ah, benar, sekarang hari dengan tanggal yang sama dimana Nara ditemukan oleh Bu Diah di depan pintu rumah panti.
Semua orang tersenyum lebar saat ini. Kyra memegang kue ulang tahunnya, Bu Salma yang meniup terompet bersamaan dengan Bu Titus, Pak Anton menggunakan topi khas pesta ulang tahun, dan Keylan yang menggunakan hidung merah berbentuk bulat.
"Makasih," cicit Nara.
"Hey," Keylan mendekati Nara. "Jangan menangis," Keylan mengusap pipi Nara. Dia paling tidak suka melihat Nara menangis. Jika bahagia, dia lebih suka Nara tertawa sepuasnya.
"Make a wish, Bunda!" teriak Kyra membuat semua orang langsung menoleh ke bawah karena tinggi badannya yang masih kecil.
Lantas, semua orang ikut berlutut ketika Nara menurunkan badannya. Menatap Kyra sekilas, lalu memejamkan matanya. Meneriakkan keinginannya sekeras mungkin di dalam hati. Setelahnya, Nara meniup lilin yang menghiasi kue ulang tahunnya.
"Selamat ulang tahun, Bunda, semoga keinginan Bunda terkabul. Kyra sayang Bunda!" Kyra langsung berhamburan ke pelukan Nara ketika kue di tangannya diambil alih oleh Bu Titus. Anak itu, sangat pintar membuat orang tuanya bahagia.
Ketika berdiri, Nara mendapatkan ucapan selamat ulang tahun dari Bu Titus dan Pak Anton secara bergantian. Dia hanya mampu mengucapkan terima kasih.
Kini, Nara sedang ada di pelukan Bu Salma. Dia merasa nyaman di sana, sedikit kecewa saat Bu Salma melerai pelukannya untuk mengucapkan selamat. "Selamat ulang tahun, Ra. Semoga kamu panjang umur, dan selalu diberi kesehatan. Apalagi sekarang...," perlahan tangan Bu Salma memegang perut rata Nara. "...kamu sedang mengandung."
Mata Nara terbelalak mendengar penuturan Bu Salma apalagi diikuti oleh ucapan selamat dari Bu Titus dan Pak Anton. Dia tidak bisa berbuat banyak selain melirik Keylan. Dan sialnya, suaminya itu justru sedang mengulum senyum.
Jangan tanya mengapa Bu Salma bisa berspekulasi aneh saat ini. Sepulangnya dari kafeteria, Nara berubah lesu. Penglihatannya juga berkunang-kunang. Bahkan dia sampai dilanda mual-mual dan berulang kali mondar-mandir ke kamar mandi.
Bentuk reaksi dari terlalu shock mengetahui siapa selingkuhan suaminya itu justru salah diartikan oleh Bu Salma. Dengan percaya dirinya, Bu Salma mengklaim Nara sedang berbadan dua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma [Tamat]
Ficción GeneralInara hanya gadis biasa berusia 18 tahun yang tumbuh besar di panti asuhan. Tidak ada waktu untuk memikirkan asmara, yang ia tahu hanya bekerja untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah. Dia merasa memiliki kewajiban untuk membantu ekonomi panti. Tapi t...