02

596 61 1
                                    

Sudah dua hari semenjak kejadian kemarin Yura termenung tak mau berbicara bahkan Ayahnya sendiri ia kacangin sangking otaknya berpikir keras.

"Apa... Gara-gara gue teriak rambutnya ya? Haduh!! Kan dia sendiri yang salah suruh siapa di blonde!" gumam Yura.

Mingyu Pelaku HTS
Online

Assalamualaikum.
Yg g jwb pki

Bacot anjing apaan?

Jawab salam bego!

Oh iya.
Wa'alaikumsalam.
Basi anjir kaya gitu!

SSG:)

Bacot benerr
Ada apaan?

Bagi nomer taruna yang kemaren gue teriakin.

Siapa?

Rambut blonde-3-

Ohh. Si Na Jaemin
Buat apaan?

Namanya indah bat adem gue😥
Buruan jan banyak bacot kimak!

Aku dikasarin:(
Nih.
+6289*********
Tuh.

Makasih abang
Nanti malem jam sepuluh jan lupa ya bang.

Ngapain?

Nyabey

Cot.

Yura sama sekali tak membalas apalagi membacanya, ia langsung menyalin nomer milik Jaemin -taruna gemes- nya itu.

Jodoh💘
Online

"Lah anjir online! Mayan lah ga harus nunggu."

Yura langsung mengetikan beberapa kata.

Assalamualaikum jodoh:)
Read
Bukan koran ni chat:')

Siapa?

Jawab salam dulu dek gabole gtu.

Jawabnya harus pake ketikan?

Ga juga si-,-
H3h3...

Ada apa ya mbak? Dapat nomor saya dari mana?

Gini...
Besok bisa ketemuan ga adeknya?

Mbaknya siapa?

H3h3...
Yang dua hari yang lalu itu loh dek, inget?

Ga akan saya lupakan seumur hidup.

Jangan dendaman dek ga baik:")
Save back ya Dek, 'jodohku'

Najis.

Kejam:(
Yaudah dari padabanyak ngetik, besok jam 2 di cafe deket lampu merah ya::D
Read

Yura hanya bisa mengelus dadanya sabar.

Sama jodoh gaboleh di maki takut ngejauh.

Padahal tanpa di maki juga Jaemin akan menjauh, dasar Yura!

>>

Biasanya Yura dibangunkan oleh sang Bunda tapi Bundanya sama sekali tidak ada sama Ayahnya juga.

Kenapa orangtuanya akhir-akhir ini kompak? Apakah ada yang di sembunyikan?

Yura menatap pantulan dirinya didepan cermin dengan pandangan malas tidak malas.

Ya... Pagi ini dia harus pergi ke rumah sakit karena ada jadwal terapi dengan anak yang selalu mempunya deprsi akult karena dia tak pernah merasakan kasih sayang orangtuanya hingga bocah itu memiliki pemikiran yang sedikit sulit di mengerti oleh banyak orang bahkan jika di tanya sering kali menangis.

"Semangat!!!" Yura mengepalkan tangannya ke udara dan menyamangti dirinya sendiri.

Saat sura menurukan knop pintunya ada Jaehyun di depannya sedang menatap dirinya kasar.

Saat hendak menyapa Jaehyun mendorong dirinya hingga tersungkur ke bawah.

"Maksudnya apa dua hari yang lalu di pelatihan akmil al hah?!" bentak Jaehyun, Yura yang sama sekali tidak pernah di bentak oleh sang Kakak langsung terdiam. Ya, terdiam akan berbicara apa saja Kakaknya ini.

"Lo punya otak kan? Percuma jadi psikiater sarjana tapi otak lo dangkal."

Tangan Yura mengepal hingga buku-buku jarinya memutih saat mendengar perkataan Kakaknya barusan yang terlihat sangat licin.

"Terus maksud Kakak masuk kamar Yura apa!" teriak Yura frustasi. "Kakak, ya. Kakak yang selalu Yura sayang walaupun Kakak ga pernah sayang sama Yura. Maksudnya apa teriak pagi-pagi gini hah?!" Yura menatap mata Jaehyun dengan mata memerah.

"PEDULI APA KAK JAEHYUN SAMA YURA!" teriak Yura yang diakhiri dengan tangisan yang sungguh membuat dirinya kesal.

Jaehyun bungkam saat sang adik menangis di depannya dengan kepala di tundukan diantara kedua kakinya, badan sang adik bergetar karena tangisannya.

"K...kak Jaehyun ngerti Yura aja ngga, ngobrol aja ngga. Terus kenapa bentak Yura? Sekali lagi Yura ulangin, Kak Jaehyun peduli apa?"

Yura mengangkat kepalanya dan memperlihatkan wajahnya yang acak-acakkan.

"Selagi aku masih bisa nahan emosi aku. Dengan hormat tanpa mengurangi rasa hormat dari Yura, pergi dari kamar Yura." lirihnya.

Jaehyun langsung keluar kamar adiknya dengan pandangan datar, dirinya sama sekali tak terusik sama sekali.

Setelah Jaehyun keluar Yura langsung meringkuk di atas lantai yang tak beralas. Dirinya mencari ponsel dan mengetikan sesuatu.

Hwa saya tidak bisa ke rumah sakit hari ini karena sakit, jadi tolong handle segalanya.

Setelah mengirim pesan singkat tersebut Yura langsung menatap kosong yang ada di depannya.

Sudah delapan jam Yura tak mengubah posisinya bahkan ia tak makan sesuap nasi sama sekali dari pagi hingga sore hari mendatang.

Drrtt drrtt

Yura langsung menerima panggilan tersebut tanpa melihat siapa pelaku sang penelpon.

"Dimana Mbak?"

"Rumah."

"Loh? Jadi ga? Saya susah-susah nih i-"

"Lima menit."

Jangan percaya dengan Yura, lima menitnya Yura sama dengan lima jam.

.
.
.
.
.
.
Tbc.

Hehehe:D

Vote+comment sayang!

Salam manis.
Masa depannya Jung Jaehyun.

Taruna - Na Jaemin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang