Dari Matamu Matamu
Ku Mulai Jatuh Cinta
Ku Melihat Melihat
Ada Bayangan
Dari Mata Kau Buatku Jatuh
Jatuh Terus Jatuh Ke HatiMatamu Melemahkanku
Saat Pertama Kali Ku Lihatmu
Dan Jujur Ku Tak Pernah Merasa
Ku Tak Pernah Merasa BeginiOh Mungkin Inikah Cinta
Pandangan Yang Pertama
Karena Apa Yang Ku Rasa Ini Tak Biasa
Jika Benar Ini Cinta
Mulai Dari Ma-Alunan musik dari grup hand Jazz itu langsung terhenti kala suara seorang lelaki berteriak tegasnya.
"Yura! Kamu ga kerja sayang?"
"Ga Yah, lagi ga ada panggilan."
Sudah, tidak ada minta kembali untuk menyalak ulang kembali musik yang sempat mengisi gendang telinganya itu.
Tok tok.
"Masuk ga di kunci."
Setelah mengucapkan itu sang Ibunda tercinta masuk ke dalam kamarnya berharap mendapatkan pelukan dan ciuman malah jeweran yang di dapat.
Ampas!
"Aduh Bunda Yura ga ngapa-ngapain! Aduh ini! Sakit bundaa." rengek gadis yang dirinya sebut sebagai Yura tersebut.
"Kamu apain kaos kaki Kakak kamu?!" omelnya.
Seakan mengerti akan mengarah kemana pembicaraan ini Yura langsung tersenyum dalam kesakitannya. "Lepasin dulu Bun! Nanti Yura jelasin." mohonnya dan jeweranpun terlepas dari kuping yang sudah memerah seperti kepiting rebus.
"Jelasin, itu Abang kamu semalem mau ke kantor ga ada kaos kaki. Semua kaos kaki kamu guntingin jadi lebar gitu."
Yura menuntun sang Bunda untuk duduk di pinggiran kasur miliknya. "Dengerin Yura ya Bunda ku sayang, Yura berharap Kak Jaehyun yang kesini bukan Bunda ih!" rengeknya, kepalanya langsung tertunduk dalam-dalam karena merajuk.
"Dengerin Bunda," Bunda mengangkat wajah Yura agar dirinya bisa menatap mata jernih milik putri semata wayangnya itu. "Kak Jaehyun itu bukannya gamau ke sini tapi dia lagi sibuk jadinya Bunda yang bilang."
"Alasannya itu mulu! Yura capek, udah ah Yura mau ke rumah sakit siapa tau Yura nemu taruna yang cakep." rajuknya setelah itu dia meninggalkan sang Bunda sendiri di dalam kamar dengan senyuman menahan rasa sakit.
"Andai Bunda bisa bilang selain itu sayang."
-**-
Yura menuruni anak tangga dengan sedikit di sentak karena kesal, Yunho yang kebetulan sedang berada di ruang keluarga langsung menatap kearah suara dan menatap putri satu-satunya itu dengan raut wajah bingung.
"Anak perempuan Ayah kenapa?" tanya sang Ayah dengan suara lembut seraya mengelus surai panjang berwarna coklat terang milik seseorang yang sudah duduk tepat di sampingnya.
"Ga mau cerita ke Ayah! Pasti nanti jawabannya sama Yura sebel jadinya. Udah ah Yah Yura mau ke rumah sakit."
Yura langsung mengamit tangan sang Ayah lalu dicium tangan sang Ayah yang perlahan mulai keriput.
"Katanya ga ada panggilan?" tanyanya.
"Pengen aja nyari-nyari siapa tau ada yang lebih butuh, Yura berangkat ya Yah assalamualaikum." pamitnya setelah menyalami tangan sang Ayah.
"Wa'alaikumsalam."
Setelah sang Ayah menjawab Yura langsung mengotak-ngatik handphonenya untuk menghubungi seseorang.
Jira Korban HTS
OnlineJIRAA DIMANA KAMOH?
Rumah, ngapa?
Jemput gue😥
Mon maap bukan babu.
Emang apaan?
Berangkat kerjakan?
Su'dzon itu ga baik! Makdud gue auok nhumpul!
Ha?
Typo itu!
Su'udzon itu ga baik! Maksud gue ayok ngumpul!Males, kesini aja si pake mobil lo.
Males naik mobil:(
Ywdh. Pesen grobak sna.
Read
Yura langsung keluar dari room chat dirinya dan Jira, ia langsung mencari aplikasi yang dimaksud Jira tadi.
"Nah dapet! B 4131 KU, plat mobilnya kaya setan!" dumel Yura setelah membaca plat mobil milik driver yang ia pesan.
Seraya menunggu drivernya datang Jaehyun baru saja keluar dari rumah dengan baju kebanggaannya.
Tangannya sudah melayang ke udara berniat untuk menyapa sang Kakak tapi ia urungkan karena mungkin kejadian setiap harinya akan terus terjadi.
Saat mobil sang kakak sudah pergi melewati dirinya, grobak pesanannya langsung datang.
Setidaknya kesedihannya akan berkurang jika bertemu dengan sang sahabat tersayang.
-**-
Yura sudah sampai di depan rumah minimalis yang di sewa oleh Jira, matanya mendapatkan pemandangan yang sungguh membuat para jomblo seperti dirinya sakit hati.
"Pantesan gamau jemput lagi berduaan sama yayang embeb. Yaudahlah gue balik aja, sakit hati!" celetuk Yura dan kedua insan itu langsung menoleh kearah dirinya.
"Najis ngambekan lo, iri bilang." balas Jira.
"Eh Bang Mingyu pesenan gue taruna cakep mana?" tak menghiraukan balasan Jira Yura langsung bertanya pesanannya yang sungguh tidak masuk akal.
Mingyu hanya tertawa yang bisa membuat para wanita mengaku hamil anaknya padahal hanya tertawa.
"Ada di Surabaya."
"Ish! Jauh Bang kalau ke Surabaya yang udah ada di pangkalan perbatasan aja Bang." rajuk Yura dengan wajah kesalnya.
"Lo ini sebenernya mau berondong, seumuran apa om-om si njing!" tanya Jira sewot.
"Apa aja yang penting tentara."
"Kenapa harus tentara?" tanya Mingyu penasaran.
"Gue tau tentara juga manusia yang suka kadang khilaf. Tapi gue tau satu hal, tentara selalu menghormati komitmen yang ada."
.
.
.
.
.
.TBC..
Vote+comment.
Salam manis
Masa depan Na Jaemin
KAMU SEDANG MEMBACA
Taruna - Na Jaemin
Fanfiction[ END ] [ ׂׂૢ་༘࿐ follow dulu sebelum membaca ya! ] "Dek, kamu nganggap teteh apa?" "Teteh kan bahasa indonesianya kakak, berarti teteh itu kakak aku." "Astaga dek, padahal teteh minta di nikahin sama kamu..." Ini adalah kisah seorang taruna militer...