23

260 34 9
                                    

Yura merenung ditaman rumah sakit, perkataan Ayahnya terus terngingang didalam tempurung kepalanya.

Kamu mau lanjut s2 atau mau nikah?

Nikah...

Ni ...

... Kah

Seakan-akan ada peringatan bahaya bahwa dia harus segera menikah. Sekarang juga sebenarnya Yura bisa saja menikah. Tapi ...

Ga ada calonnya!

Hhh.

Handphone Yura berbunyi dengan malas-malasan akhirnya dilihat siapa yang menelepon.

Mr. Ice Bear

"Assalamualaikum, ada apa?"

"Wa'alaikumsalam. Bisa ke rumah sakit ga?"

"Dih, ini gue dirumah sakit kampang!"

"Maksud gue, tempat kerjaan bodoh. Buruan bisa ga?"

"Ada apa?"

"Buruan jangan banyak tanya urgent ini."

"Yaudah otw, ass—"

Belum sempat menjawab...

Tut.

"—u lo woo awas aja." setelah menutup panggilan dari Wonwoo Yura langsung pergi kerumah sakit tempat Wonwoo berkerja.

...

Ternyata saat Yura baru menginjakan dirumah sakit ini banyak dokter yang berlalu lalang. Sepertinya ada rapat serius? Ahh ntahalah, dirinya bukan bagian dari rumah sakit ini soalnya.

"Aduh tiba-tiba kangen Jodoh ini." gumamanya. Saat sedang asik-asik bengong sambil jalan Yura tak sengaja menabrak seseorang.

"Aduh Mas jalan pake kaki liat-liatnya pake mata. Kaki udah dikasih mata kok masih aja nabrak sih!" dumel Yura. Begini nih yang waktu kecilnya dikasih air seni Kuda, gedenya bodoh melebih patrick.

"Maaf, tadi Mbaknya bilang apa?" tanyanya sinis.

Yura menangkat kepalanya ingin tau siapa oknum yang dirinya tab—

—ekhem, maaf maksudnya yang menabrak dirinya. Bukannya gamau mengakui kesalahan, tapi Yura emang suka gitu.

Lempar batu sembunyi tangan.

"Astaghfirulloh, ada bidadara dihadapan gue." gumamnya. Yura langsung menggelengkan kepalanya. "Heh kelinci ganteng! Masa harus diulang sih? Masnya ganteng-ganteng masa bolot? Sayang deh jadinya."

Nahkan ... Udah dibilangin, Yura tuh devinisi kurang ajar.

"Mbak udah salah kok nyolot? Lagian mana ada kaki punya mata!" sinis mas-mas itu.

"Eh Mas kelinci ganteng, kaki punya mata itu jendolan disisi kaki Mas. Itu namanya Mata Kaki 'kan? Berarti kaki punya matalah, Masnya kok dokter tapi blo'on." ejek Yura. Sepertinya disini Yura merasa dirinya seperti Albert Einstein. "Percuma kuliahnya tapi bego."

Mas-mas yang Yura sebut 'kelinci ganteng' itu cuman bisa menggelengkan kepalanya. Tidak habis fikir, efek samping micin bisa semengerikan ini. "Percuma sekolah tapi bego, Assalamualaikum." ucap mas kelinci ganteng yang ikut menirukan ucapan Yura.

Yura yang merasa tak terima langsung menatap punggung yang semakin lama semakin menjauh. "Wahhh, mengibarkan bendera perang si kelinci ganteng. Awas aja dia!" Yura langsung menuju keruang rapat yang berada beberapa belokkan dari sini. Sepertinya, pihak rumah sakit harus menyediakan ojeg pangkalan di dalam rumah sakit.

Dikarenakan jarak yang dapat membuat siapa saja hipertensi bagi yang malas olahraga termasuk dirinya.

...

Yura mendelik tajam saat matanya menemukan 'kelinci ganteng' sedang duduk manis diantara jajaran para dokter.

Wah ... Wahh

Ada apa ini!

"Maaf saya telat tadi ada kendala dijalan. Silahkan lanjutkan presentasinya Dokter Siwon." walaupun Yura sedang banyak pertanyaan sopan santun ia kedepankan sekarang. Harus profesional.

"Telat dua puluh menit Dokter Jung Yura." sindir Wonwoo saat dirinya sudah duduk.

Yura hanya menampilkan senyuman bodohnya. "Maaf, tadi ada adudu ingin merebut coklat tok' Abah." candanya.

"Yura."

"Oy?"

"Tau rengginang?"

"Tau dong! Favorit gue itu, kenapa?"

"Tekstur rengginang apa Yur?"

"Garing."

"Sama kaya lawakan lo."

Kalau Yura sedang tidak rapat seperti ini ingin sekali berteriak dikuping Wonwoo lalu menjambak rambutnya yang tebal itu.

Greget.

"Jeon Wonwoo untung rapat lo terselamatkan dan gue lagi baik hati ga rejeng lo. Besok-besok kaya gini lagi say good bye to u hair!" ancam Yura dengan berbisik.

Wonwoo meringis mendengarnya. Lagi khsuyuk mendengarkan presentasi Dokter Siwon Yura bertanya. "Nu, itu Mas kelinci ganteng namanya siapa?"

Wonwoo menoleh kearah Yura. "Yang mana?" tanya Wonwoo.

Yura menunjuk dengan dagunya. "Itu yang mukanya judes terus kaya kelinci, siapa?" tanya Yura.

Wonwoo menatap penuh selidik kearah Yura. "Kim Doyoung yang gue bilang. Dia pertukaran atau deligasi gue gatau, pokoknya dia baru dua hari disini. Kenapa?" tanya Wonwoo.

Yura menggelengkan kepalanya. "Gapapa."

Wonwoo mengangguk lalu fokus kembali pada rapat. Sedangkan Yura menatap kertas yang terdapat di mejanya.

'Dokter Relawan Korban Bencana'

Yura terus membaca setiap bait demi bait kata yang tertulis didalam kertas selembaran.

Gempa berkekuatan 6,6 SR dan memakan banyak korban jiwa dan juga luka-luka.

"Jadi, ada yang menginginkan menjadi relawan?" tanya Dokter Siwon sesaat setelah menjelaskan semuanya.

"Saya, Jung Yura."

Ya, setidaknya disana dirinya bisa menjadi manusia bermanfaat untuk nusa dan bangsa.

Walaupun sebenarnya dirinya ingin bertemu dengan Jaemin disana, tapi niatnya semua karena sukarela.

Mencintai seseorang boleh saja. Tapi harus pada batasannya, karena terlalu berharap dengan manusia sama saja kamu membuat lubang mu sendiri.
-Lee Jira.

Tbc.

Awokwok :v

Yura-Doyoung
Yura-Wonwoo
Yura-Jaemin

Atau...

Aster-Mingyu
Aster-Wonwoo
Aster-Doyoung.
Aster-Jaemin

Yok pilih yang mana wokwok:v

Vote+comment  :p

Thank u♥

Xoxo

Taruna - Na Jaemin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang