Gatau seneng aja sama tokoh-tokoh di sini:')
>>
"ADEK KAMU INI MAKE MUKENA APA LAGI NGEBATIK SIH?!"
"LAGI NYALON BUNDA!"
Bunda langsung menepuk keningnya saat mendengar jawaban dari sang putri semata wayangnya.
"Adek buruan nanti keburu komat."
Teriakan Ayah Yunho memang terbaik, karena tiba-tiba Yura sudah berlari menuruni anak tangga.
"Hehehe... Maafin cecan yang cantik sangat ini membuat para warga menunggu lama, unceh." cerocosnya panjang lebar yang tidak di gubris sama seorangpun.
Jaehyun menatap adiknya malas, sebab dirinya terlambat karena adiknya itu.
"Ayah Yura mau berangkat bareng Bang Jaehyun!" ujar Yura sangat antusias.
Jaehyun yang sudah lengkap menggunakan kopiah, sarung dan baju kokoh pendeknya itu hanya diam tak menyuarakan suaranya.
"Yaudah, jangan nakalin adiknya ya Bang. Jagain dia kaya kamu lagi ja—"
"Ck, Ayah! Yura ga akan kenapa-kenapa selama Kak Jaehyun di samping Yura, suer Yah!" sela Yura seraya membuat angka 'V' menggunakan jari telunjuk dan jari tengahnya.
Yunho sangat menyerah dengan putrinya ini. "Yaudah, hati-hati kalian!"
"Ey ey kapten!" Yura langsung nyelonong pergi, saat di depan pintu.
"YURAAAA KAMU GA SALIM HEH?!"
Yura langsung ngacir kembali kala mendengar teriakan bundanya. Yura langsung menyalami kedua tangan orangtuanya.
"Assalamualaikum Ayah Bunda! Kita berdua pergi duluan ya! Selamat menikmati waktu pacarannya ya!" Yura langsung mengamit tangan Jaehyun lalu pergi dari hadapan kedua orangtuanya.
Selama perjalanan menuju masjid Yura banyak cerita tentang pekerjaannya yang sama sekali tak di tanggapi oleh Jaehyun.
"Abang." Yura menatap Jaehyun dari samping, seakan tau tak akan dibalas Yura melanjutkan bicaranya. "Selama Yura hidup, dua puluh tiga tahun lamanya Yura ga pernah ngerasain pelukan Abang. Abang nyahut Yura aja ga pernah, abang kenapa?" Yura menghela nafas dengan berat. Kakinya berhenti bersamaan dengan Jaehyun berhenti.
"Jikalau memang ini takdir yang Tuhan kasih buat kisah hidupku, baiklah akan ku terima. Tapi, apa sekejam ini?" racaunya.
"Hilihhh baku sekali kata-kata bidadari."
Perjalanan menuju masjid memang terasa lebih lama kala berjalan kaki tapi itu tak masalah bagi Yura asalkan bersama dengan Kakak tercintanya.
"YURA!"
Yura langsung menyipitkan matanya karena melihat bayangan hitam.
"EHHH MINGYU!" Yura langsung berlari kearah Mingyu yang sedang berada bersama Jira di depan masjid.
"Depan masjid masih aja berduaan! Dosa woi!" teriaknya, lalu menilai penampilan Mingyu dari atas sampai bawah.
"Kenapa? Ada yang salah sama penampilan gue Yur?" tanya Mingyu saat menyadari bahwa dirinya sedang di scan oleh kedua mata Yura.
"Eh Ming tumben lo mau baju pake baju kokoh item? Dulu gue kasih kaga pernah mau tuh." tanya Yura.
Mingyu langsung ngeringis sebab pertanyaannya itu sungguh sangat buat dirinya ga enak. "Gapapa."
Yura mendengus sebal, "saling bucin tapi ga ada status! Dasar pasangan aneh! Yuk Jira masuk bentar lagi komat, nanti kalau kelamaan disini bukannya nambah pahala malah nambah dosa lo sama dia!"
"Anj—"
Baru saja Mingyu ingin menyumpahi Yura dengan kata-kata kotor, tiba-tiba hawa dingin datang.
"Masuk Gyu."
"E-eh Bang Jay, yuk bang masuk keburu komat."
Perlu kalian ketahui...
...Mingyu itu takut sama Jaehyun.
>>
Sholat nifsyu sa'ban sudah selesai Yura dan Jira sedang menunggu masjid sepi karena tak ingin desak-desakan kala ingin mengambil sendal.
"Gue sama Abang gue, mau kenalan kaga?" goda Yira seraya melipat kembali sajadah dan rok mukena miliknya.
Jira menggeleng. "Ga minat."
"Yakin? Abang gue mah ga akan jadi bang toyib kek si markipul."
Jira berdiri lalu disusul oleh Yura. "Gapapa, gue lebih baik menunggu orang yang gue cinta dibanding harus terus bersama dengan orang yang ga gue cinta sama sekali."
Yura terkekeh, diliriknya keluar jendela dan terdapat Abangnya dan Mingyu yang sedang berbicara, walaupun Mingyu terlihat sangat kikuk. "Rencana Yang Maha Esa siapa yang tau? Bisa jadi, orang yang lo anggap bukan siapa-siapa malah jadi siapa-siapa."
Jira geli sendiri mendengar perkataan Yura barusan, seperti bukan Yura. "Geli!"
Yura mengenakan sendal miliknya lalu berdiri diantara Jaehyun dan Mingyu.
"Ah iya Bang ini Lee Jira temen Yura dan Jira ini abang gue Jung Jaehyun."
Jira dan Jaehyun saling bersalaman dan memperkenalkan dirinya masing-masing.
"Eh udah-udah! Salamannya jangan kelamaan!" relai Mingyu yang langsung melepaskan cengkraman mereka berdua.
Yura yang melihat hal tersebut langsung mendengus sebal. "Ya lagian lo udah sering bareng-bareng masih aja pada bucin tanpa status!"
"Pulang."
Satu kata penuh terdengar sangat tegas dan harus dituruti, Yura langsung mengangguk saat mendengarnya.
"Kita berdua duluan ya! Hati-hati pasangan HTS-an!"
.
.
.
.
.
.
.
TBCAku rindu kaliannnn T.T
Karena sibuk jadi buat ngetik aja ga sempet yaudah ini balik sekolah lgsg ngetik T.T
Don't forget!
↓
↓
Vote+commentSee you~
Xoxo
KAMU SEDANG MEMBACA
Taruna - Na Jaemin
Fanfiction[ END ] [ ׂׂૢ་༘࿐ follow dulu sebelum membaca ya! ] "Dek, kamu nganggap teteh apa?" "Teteh kan bahasa indonesianya kakak, berarti teteh itu kakak aku." "Astaga dek, padahal teteh minta di nikahin sama kamu..." Ini adalah kisah seorang taruna militer...