"Ji lo mau ke pangkalan atau tempat latihan?"
"Napa?" Jira memicingkan matanya curiga. "Jaemin?"
Yura kalang kabut saat mendengar pertanyaan Jira barusan tepat sasaran.
Jira memijit pelipis matanya. "Bucin boleh ya tapi jangan kaya gini juga suketi!"
Yura memainkan kakinya saat dia sedang gugup. "B-bukan gitu! Taukan gue sekarang bakal jarang bisa keluar gini gara-gara di rumah sakit ada Jae Hwan? Ma—"
"Kenapa Jae Hwan ga lo bawa pulang?"
Yura kalang kabut saat mendengar pertanyaan antimasintrim tersebut. "Bukannya gamau tapi takut Ayah ga nerima." Yura menghela nafas lalu mengusap wajahnya kasar. "Udah ah! Buru ayok kita ke tempat pelatihan Taruna!!!"
JAEMIN SAYANG TUNGGU JODOH MU INI!!!
>>
Nyesel adalah ketika Jira membawa Yura tuk kedua kalinya ke tempat pelatihan ini.
"Huhu Dek kamu kenapa menggoda iman sih!" histeris Yura. Tenang saja Jira sudah berada radius jauh dengan Yura.
Demi keselamatan harga diri!
Itulah yang ia mantapkan dalam hati ketika Yura sudah seperti orang kurang kewarasan.
Senyum terbit kala mengingat pertama kali bertemu dengan Yura yang sedang mengomel di sepanjang perjalanan menuju sekolah menegah awalnya dulu.
"Abang kampret! Nurunin gue di lampu merah yang jelas-jelas jaraknya jauh banget! Mana si Kiming kaga jemput lagi, Huhu anak Bapak Yunho terlantar cem gembel."
Jira yang saat itu sedang menaiki motor metik warna putih dan terdapat corak merah di samping motornya itu menatap seseorang dengan seragam yang sama dengannya. "Mau bareng?" tawar Jira setelah memberhentikan motornya tepat di samping Yura.
Yura menoleh dan langsung menaiki belakang motor Jira tanpa menjawab pertanyaan Jira.
"Oh iya jangan lewat lampu merah di depan lagi ada razia, lewat jalan tikus aja."
Jira heran kenapa wanita itu bisa tahu?
"Aku anaknya yang lagi pada razia noh. Liat tuh ada Ayah aku lagi mantau!"
Bukannya muter balik Jira malah lurus terus sampe di tilang sama Ayahnya Yura sendiri.
"Ayah Yura ntar telat!" rengek Yura dan di balas dengusan geli.
"SIM dan STNKnya ada dek?" tanya Ayah Yunho formal.
"Ada kok Pak." setelah menjawab Jira menyerahkan SIM dan STNK miliknya sendiri.
"Oke, lain kali pakai helm ya." Yunho menyerahkan dua helm kepada putrinya dan teman putrinya. "Hati-hati di jalan jaga keselamatan karena keluarga anda menanti di rumah." ucap Yunho setelah mengembalikan SIM dan STNK milik teman putrinya itu.
"Huhu Ayah de best! Yuk berangkat nanti telat."
"Nama kamu siapa?" tanya Yura.
"Lee Jira."
"Aku Jung Yura, senang bisa berkenalan dengan kamu! Semoga bisa jadi teman baik!"
Jira mendengus geli, hingga sampai saat ini Yura menjadi teman baiknya.
Ya, pertemuan konyol Jira dan Yura karena rasa kemanusiaannya timbul lalu di tilang oleh Ayahnya Yura.
"Jira kenalin Dia Kim Min Gyu alias Kiming hehehe... Dia temen kecil gue sampe sekarang dan dia bukan pacar gue!"
"Idih najis jadi pacar lo!"
"Monyet diem!"
"Mingyu." orang bekulit tan dan bermaga Kim tersebut mengulurkan tangannya dan di sambut oleh Jira.
"Jira."
Jira diam sesaat kala mengingat itu pipinya terasa terbakar.
"Hei? Kenapa mukanya merah gitu? Sakit?"
Jira menatap orang yang berada di depannya ini dengan mendongakan kepalanya karena posisi Jira duduk dan orang yang sedang ia pikirkan ini berdiri menjulang tinggi dengan keringet yang bercucuran.
"Eung... Gapapa, cuman geli aja waktu aku pertama ketemu kamu sama Yura." jelas Jira setelah menormalkan grogi yang melanda.
Mingyu tertawa pelan dan itu membuat Jira terjerumus kedalam pesona seorang Kim Min Gyu. "First impresiassion kita tuh kaku, tapi sekarang? Waktu memang kejam ya."
"Waktu tuh bukan kejam tapi dia hanya ingin memberitahu bahwa yang laku biarlah berlalu dan menjadi kenangan." Jira menoleh saat Mingyu duduk di sampingnya.
"Dan aku sangat berterimakasih sama Yura. Karena kalau dia ga kenalin kamu ke aku mungkin sekarang aku ga ngerti caranya mencintai seseorang." lanjut Mingyu dan menoleh ke arah Jira lalu tersenyum.
"Bucin mulu lo pada tapi status ga jelas!"
Ntah kapan Yura sudah beridiri diantara mereka bertiga.
"Bilang aja iri." balas Mingyu sinis karena acara romantisnya di ganggu oleh makhluk jadi-jadian.
"Bukan iri, tapi dengki kapan gue gitu sama Jaemin?" lirihnya.
"Tapi Jaeminya gamau sama lo soalnya lo setan bukan manusia, gimana dong?"
"Letnan Kim Mingyu sialan!"
.
.
.
.
TBC.Hehe.... Spesial chpt Jira & Mingyu pake telor~
DOUBLE KILL!
PERAHU JiMi NANAAA?!!!
Vote+comment don't forget!
Xoxo
KAMU SEDANG MEMBACA
Taruna - Na Jaemin
Fanfiction[ END ] [ ׂׂૢ་༘࿐ follow dulu sebelum membaca ya! ] "Dek, kamu nganggap teteh apa?" "Teteh kan bahasa indonesianya kakak, berarti teteh itu kakak aku." "Astaga dek, padahal teteh minta di nikahin sama kamu..." Ini adalah kisah seorang taruna militer...