SEKETIKA PENGEN BUAT SCENE JIRA×MINGYU😭
AKU YANG BUAT AKU SENDIRI YANG BANTING HAPE😭
{\___/}
( ♠_♠)
/ >♥"Yur udah bayar puasa belum?" tanya Jira yang saat ini sedang tiduran di atas sofa beserta cemilan yang sudah dirinya pegang sejak beberapa menit yang lalu.
"Napa si?" tanya Yura yang sedang membaca hasil laporan pasien-pasiennya di rumah sakit yang baru saja masuk lema e-mailnya.
Ini hari minggu memang tapi tidak ada libur bagi Yura. Bagaimana tidak dirumah tapi pengecekan data akan terus masuk dan itu membuat dirinya sudah tak memiliki waktu untuk keluar.
Oleh karena itu, Jira berinisiatip untuk menyambangi rumah sahabatnya. Jira pengacara jadi harus menunggu ada client yang memakasi jasanya.
Kalau tidak? Nganggur.
Tapi, untuk dua minggu belakangan ini Jira terus menerus mendapatkan job disana-sini dan itu banyak menyita waktu.
Oke, cukup kita menjelaskan keseharian mereka yang sudah membuat kepala mereka akan auto meledak jika dibahas perinci.
Yura memijit pangkalan hidungnya lalu melepaskan kacamata bacanya. "Bukannya gue gamau Ji tapi setiap gue nyobain bayar puasa setan dimana-mana." adu Yura.
Ya, beberapa hari yang lalu Yura sudah berniat untuk puasa bahkan hanya tinggal menunggu tiga jam dirinya akan berbuka.
Yang namanya setan itu selalu dimana-mana, benar?
Tapi bagaimana Yura ingin mengatakan setan jika yang memenuhi mulutnya dengan makanan adalah orang yang sedang sakit jiwanya?
Hhh...
Ya,Yura batal puasa karena pasiennya menyuruhnya untuk memakan buah apel awalnya Yura menolak secara halus dan mengatakan dirinya sedang puasa tapi tiba-tiba pasiennya itu mengamuk luar biasa karena tak dituruti.
Yura lupa bahwa pasiennya ini sakit karena apa yang ia inginkan tak dapat diwujudkan hingga dia terus membayangkan semua apapun yang dia inginkan sampai sakit seperti ini.
"Yaudah lo cuti aja. Emang berapa hari lagi sih?" tanya Jira.
"Seminggu." jawab Yura lesu.
Jira menggelengkan kepalanya. "Kerasukan apaan lo sampe baru dibayar dua hari? Biasanya rajin." sindir Jira.
Yura langsung menatap Jira tajam. "Bukannya males ataupun ga niat tapi kadang pekerjaan gue memberatkan sesuatu."
"Yaudah, lo besok izin seminggu." usul Jira yang sebenarnya sudah dipikirkan dari tiga hari yang lalu.
Tapi...
"Pasien gue itu bukan pasien rumah sakit umum pada biasanya. Rumah sakit gue itu isinya orang-orang yang memiliki sakit jiwanya." jelas Yura.
"Lo kan ada asisten kenapa ga di pake?"
"Lah iya juga ya? Ga kepikiran masa."
"Buakan lo yang ga kepikiran tapi lonya aja kadang lolot." ketus Jira.
Yang Yura lakukan hanya 'haha' 'hehe' saja sata mendengar perkataan Jira.
"Eh masa gue kangen Jaemin." celetuk Yura tiba-tiba dan seketika bantal sofa melayang tepat di wajahnya.
"Udah tau ngga di respon masih aja berharap! Dasar bego!"
"Yeeuu dari pada situ! Di respon tapi ga dinamain hubungannya apa." balas Yura tak kalah sengit.
"Terkadang suatu hubungan tuh ga mesti ada status!"
Yura menarik sudut bibirnya. "Basi, bilang saja hati masih ragu." balas Yura tajam hingga dapat menembuz ulu hati Jira.
"Bodo ah!"
Dalem hati Yura udah ketawa setan saat mendengar jawaban Jira barusan.
"Udah gausah bahas asmara, sama-sama ngenes juga." ujar Jira dengan wajah yang minta Yura tabok sepertinya. "Mending, mari kita bahas hutang puasa kita wahai kawan. Sesunggunya ka—"
"Mau ganti profesi lo?" potong Yura cepat kala saat mendebgar sebentar lagi Jira akan berceramah.
"Kaga, cuman mau ngasih tau udah baligh udah ngerti semuanya buat bayar puasa aja berat."
Ingin sekali Yura menembakan kepala Jira dengan senapan yang Ayahnya punya.
Mukanya santai tetapi perkataannya tajam.
Hng.
"Yaudah si lo aja belom!" misuh Yura.
"Kata siapa?"
"Gue."
"Ga nanya."
Temen ya gitu kalau ga resek ya bangsat. -Jung Yura 2K19
.
.
.
.
.
TBC.Dikit ya? Emang:") sengaja buat part ini buat mengingatkan ramadhan sebentar lagi~
Dan...
Bagi yang puasanya belum di bayar ayok rame-rame nyicil dari sekarang•√•
Xoxo
KAMU SEDANG MEMBACA
Taruna - Na Jaemin
Fanfiction[ END ] [ ׂׂૢ་༘࿐ follow dulu sebelum membaca ya! ] "Dek, kamu nganggap teteh apa?" "Teteh kan bahasa indonesianya kakak, berarti teteh itu kakak aku." "Astaga dek, padahal teteh minta di nikahin sama kamu..." Ini adalah kisah seorang taruna militer...