28.

230 28 1
                                    

Yura mengigiti jarinya cemas, kemarin adalah acara lamaran Yura. Walau Mingyu tak datang ternyata lamaran masih dilanjutkan, karena ini hanya pertemuan antar keluarga. Tak resmi. Hanya sebagai penanda kalau Yura sudah diikat oleh Mingyu. Lagian manusia keling itu kemana lagi pas acara lamaran?!

Bukan, bukan Yura memyetujui perjodohan ini...hanya saja, kalau Mingyu adakan bisa bikin rencana untuk membatalkannya, lah ini? Makhluknya aja kaga ada.

Dan lagi, satu minggu yang akan mendatang, baru akan resmi acara lamarannya. Yura sedang berfikir dengan otak limitnya ini, bagaimana cara menggagalkannya?

Hingga satu ide gila muncul dikepalanya yang membuat bohlam imajinasi muncul.

"Untuk resiko, urusan terakhir bray." monolognya. Setelah itu Yura langsung bergegas menuju rumah Jira.

Dimana masalah lamaran atau perjodohan ga masuk akal ini selesai.

...

Yura menatap jam tangannya dengan risau, pasalnya sebentar lagi ada pasien yang akan praktik dengan dirinya.

"Jira sampe lima menit kaga dateng gue pergi." finalnya. Saat waktu tersisa empat menit Jira akhirnya sampai, namun...

"Makasih ya Jae udah mau anterin saya."

"Santai aja, kalau butuh apa-apa bisa kasih tau saya. Duluan, Assalamu'alaikum."

Yura terdiam saat mendengar percakapan mereka berdua. Karena apa ya, menurut Yura mereka seperti sudah sangat dekat?

"Sorry lama. Ada apa?" tanya Jira.

"Lo...ada hubungan apa sama Abang gue Ji?" Yura tak langsung menjawab dia malah balik bertanya. Terlihat dari wajahnya, Jira seperti menyembunyikan sesuatu dari Yura.

"Lee Jira?"

Jira yang tadinya terbengong langsung tersentak kaget. "Gue ga selamanya akan menunggu Mingyu'kan?" katanya. "Gue ga akan menunggu orang yang jodohnya aja udah ada bukan?"

Yura terbungkam, bukan ini yang ia inginkan. "Jira, kita berdua sama-sama menolak perjodohan gila ini. Da-"

"Kalau emang kalian nolak acara pertunangan minggu depan ga akan terjadi." sela Jira lebih cepat dan dengan suara ketusnya yang khas.

"Ji lo be-"

"Gue banyak kerjaan sekarang. Duluan." pamitnya meninggalkan Yura sendirian ditempat mereka bertemu.

Yura termenung dengan pikirannya yang ruwet. "LAH ANJIR JIRAAAA!!! BUSETT GUE MAU MINTA TOLONG TADIIII!!"

Sudahlah, Yura ini manusia terbodoh sepertinya. Jadi, kadang kalau kambuh tidak bisa terkontrol.

...

"Bu, ini ada laporan besok ibu akan mengisi seminar di Bandung." kata Hwa sambil memberikan semua laporan.

"Acara apa?" tanya Yura sambil membaca laporan semua pasiennya yang dikirim hari ini melalui Hwa.

"Acara 'Say not desprission'."

"Berarti nanti banyak stand-stand gitu?"

"Benar."

"Kapan acaranya?"

"Lusa."

...

Lusa yang seharusnya menjadi acara keberangkatan Yura dibatalkan karena Yura mendapatkan berita bahwa Jaemin dipindahkan kembali ke Semarang dan acara pertunangan Mingyu dan Yura dimajukan.

Yura terus termenung karena kedua berita tersebut, pasalnya...ini terlalu mendadak, tidak sesuai rencana.

Tidak tidak ini tidak boleh terjadi, Yura harus membuat semua ini dalam rencananya kembali.

Jaemin tidak boleh dipindah tugaskan dan pertunangan harus dibatalkan. Yura rela mengirimkan salah satu dokter terbaik dirumah sakitnya ini untuk mewakili dirinya dan meminta tolong untuk menyampaikan permintaan maaf darinya.

Yura menatap kantor yang sehari-harinya selalu didatangi Mingyu, setelah sekian lama akhirnya datang kembali. Statusnya mungkin berbeda, dulu...

Jung Yura pacarnya Na Jaemin, sekarang menjadi Jung Yura menjadi calon istrinya Letnan Mingyu yang sebentar lagi akan diangkat menjadi Kapten.

Yura menarik nafasnya dalam-dalam lalu dikeluarkan secara perlahan agar rilex tubuhnya. Saat memasuki kantor yang diyakini tempat bekerja Mingyu Yura terus bertemu dengan tentara tampan.

Dari yang mudah sampai yang tua.

"Eh, Bu Mingyu ya?"

Si bangsat, Bu Jaemin ini bukan Bu Mingyu. Lagian kok pada tau si?! Geramnya didalam hati.

"E-eh? Pak Sehun ya?"

"Bukan Bu, ini Pak Minho."

"Ayah saya dong? Hehehe."

Orang itu yang dipanggil Pak Sehun langsung ketawa ganteng. Ga ngerti lagi Yura, kenapa tentara disini punya visual yang mematikan?

"Mau bertemu dengan Mingyu?"

Yura langsung mengangguk cepat. "Iya pak, dimana ya tu manusia keling?"

Pak Sehun sebenernya mau ketawa mendengar panggilan bawahannya itu dari calon istrinya sendiri. "Mari Bu saya antar, kebetulan saya mau kesana."

"Jangan manggil Bu dong Pak, keliatan tua beneran nanti."

"Terus apa dong?"

"Nama aja biar enak." kata Yura.

Selama diperjalanan Yira ketemu banyak tentara bening tapi tatapan Yura terhenti ditempat administrasi atau apalah Yira gatau.

Disana, ada kakaknya dan juga Kak Yuta.

Mau ngapain dia?

Tbc.

Vote+comment.

See u
-xoxo

Taruna - Na Jaemin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang