Ada instruksinya;) mulai serius? Ga juga sih.
>>
Setelah pertemuannya dengan Jaemin wajah Yura dua kali lipat lebih berseri-seri dari pada biasanya.
Bahkan satu rumah sakit tempat ia bekerjapun merasa heran sepertinya Dokter Jung Yura sedang mengalami gangguan kejiwaan atau...
Bahagia?
Hei! Bahagia dan tidak memiliki kewarasan Yura sama saja. Maksud dari kata sama saja yaitu, gila.
Yaya... Seharusnya Yura itu pasien dirumah sakit ini bukan dokter karena sikapnya yang sangat abstrak dan tidak seperti dokter pada biasanya.
"HUAAA HWA SAYA BAHAGIA! SANGAT!" teriak Yura histeris yang kesekian kalinya.
Hwa hanya tersenyum manis padahal dalam dirinya sudah ingin mencincang tubuh wanita dihadapannya ini, kalau tidak ingat dia adalah atasan dirinya.
"Ahh... Memangnya ada apa dok?"
Mual gue nanya gitu mulu. Dumelnya dalam hati tak ingin mengucapkannya karena dirinya masih sayang akan pekerjaannya.
"Kan tadi udah saya kasih tahu!"
YA KAN SITU NGULANG MULU BUJANG!
Hhh... Tolong siapapun beritahu kepada Hwa jika berhadapan dengan seorang Jung Yura itu harus memiliki kesabaran ekstra.
Dia mah dedemit bukan orang jadinya gitu, maklum pas kecilnya bukannya imunisasi malah suntik kb. -Lee Jira 2K19
>>
Hari yang berat tapi tak cukup berat dengan rindunya kepada sang pencuri rindu alias Na Jaemin.
Hei! Na Jaemin saja belum tentu bersedia menjadi pencuri hati mu Jung Yura! Sadarlah!
Sampai bumi terjadi guncangan pun mungkin Yura tak akan pernah sadar.
Biarkan.
"Oh iya, jadwal saya apakah ada yang di luar Hwa?" tanya Yura setelah melihat jam tangan minimalis yang bertengger ditangan mungilnya.
"Ada dok, di kediaman keluarga Kim." jawab asistennya yang bernama Hwa.
Tatapan Yura yang sebelumya terdapat di laporan pasien-pasiennya kini teralihkan. "Ada apa lagi dengan keluarga Kim?" tanyanya.
Hwa sedikit kalang kabut saat atasannya itu bertanya seperti itu. "I...itu, keluarga Kim yang meminta anda ke sana secepatnya. Kim Jae Hwan kembali mengamuk dan terkend-"
"Cepat kita kesana." potong Yura sebelum Hwa selesai berbicara.
"Baik dok."
Selama di perjalanan Yura tak pernah berhenti berdoa agar seseorang yang sedang menantinya itu tak apa.
Hwa menatap ke arah bosnya dengan tatapan kasihan. Ya, empat tahun bekerja dengan Yura membuat dirinya tahu segela tentang bosnya ini.
Dan...
Suasana seperti ini sudah lama tak pernah ia lihat lagi setelah dua tahun yang lalu.
Semoga semuanya baik-baik saja. Batinnya kala melihat Yura kalang kabut tapi masih dengan wajah tenang.
>
Play mulmed >>
Y
ura menatap rumah berwarna putih dan bernuansa eropa ini dengan nanar.
Dua tahun yang lalu...
KAMU SEDANG MEMBACA
Taruna - Na Jaemin
Fiksi Penggemar[ END ] [ ׂׂૢ་༘࿐ follow dulu sebelum membaca ya! ] "Dek, kamu nganggap teteh apa?" "Teteh kan bahasa indonesianya kakak, berarti teteh itu kakak aku." "Astaga dek, padahal teteh minta di nikahin sama kamu..." Ini adalah kisah seorang taruna militer...