Yura menghela nafasnya beberapa kali, sudah hampir satu jam hanya keheningan yang mendera tak ada satu orang 'pun yang berani berbicara.
Yura frustasi dengan situasi seperti ini, baiklah dirinya akan membuang egonya. "Ga ada yang mau diperjelas Dek?" Yura sengaja menekan kata 'Dek' dalam ucapannya tadi.
Bisa Yura liat Jaemin menundukan kepalanya dalam-dalam kala mendengar ucapan Yura barusan. "Maaf Teh." lirihnya.
"Dek, kamu nganggap teteh apa sebenernya?" tanya Yura serius.
"Teteh kan bahasa indonesianya kakak, berarti teteh itu kakak aku." jawab Jaemin lugas tanpa memikirkan hati seorang Jung Yura.
"Astaga dek, padahal teteh minta di nikahin sama kamu..." lirih Yura. "Tapi, yaudah deh semoga langgeng sama Ihra ya. Teteh pulang duluan, Assalamua'alaikum." pamit Yura, setelah itu ia bergegas pergi menjauhi Jaemin dengan membawa luka dihatinya.
Mungkin, Jira benar...
... Seharusnya dirinya jangan terlalu berharap dengan Jaemin, walaupun hatinya sangat berharap bisa bersanding dengan Jaemin. Namun ternyata itu hanya angan-angan saja, toh kalo jodoh ngga akan kemana ini.
>>
Wonwoo menatap tajam Yura yang sudah hampir tiga jam menangis sambil memakan junk food yang sangat Wonwoo benci dari dulu.
"Udah?" tanya Wonwoo sinis.
Yura menggeleng. "Belum, sakit Woo." balasnya yang malah seperti berbisik. "Kenapa harus sama kejadiannya? Sama Taehyung dia pergi duluan kepangkuan Tuhan, sama Jaemin dia dah ada pawangnya." Yura mengelap ingusnya yang keluar dan segera Wonwoo bersihkan, karena Wonwoo tau rasanya ditinggal walaupun dirinya yang meninggalkan tetap saja rasanya sakit. "Nikah yuk Woo sama gue, capek gue."
Pletak.
Yura mengusap kepalanya yang terkena jitakan dari Wonwoo. "Lo sedih boleh, begonya kurangin!" omel Wonwoo. "Ngomong kok ngawur! Kalau jodoh ngga akan kemana ini Yur. Tapi, kalo lo ngebet nikah temen gue ada tuh yang udah dipepet ibunya suruh nikah." jelas Wonwoo panjang lebar.
"Siapa namanya?" tanya Yura.
"Kim Doyoung, dokter bedah terbaik si Jerman."
>>
"Assalamu'alaikum Yura balekkk!" teriak Yura dan dibalas oleh angin.
Sebab Bundanya dan Ayahnya sedang tidak ada dirumah ditambah jadwal pulang Abangnya masih lama.
Hhh... Lama-lama Yura ingin segera menikah agar tidak kesepian seperti ini.
Eh, tapikan kalo udah punya suami ditinggal suami kerja tapi sendiri. Ya tapikan ga sesepi ini, pastinya Yura bakal punya anak-anak yang lucu yang bakal nemenin kesepian Yura.
Karena keasikan menghalu Yura ternyata sudah sampai dikamarnya, langsung saja Yura membersihkan dirinya lalu merebahkan tubuhnya diatas kasur miliknya.
Pikirannya terus berputar kejadian-kejadian yang beberapa hari ini terjadi.
Jaemin bertunangan.
Jaemin pergi meninggalkannya.
Dan Yura yang masih sayang dengan Jaemin.
Hmm...
Yura mengacak rambutnya, frustasi sudah Yura. Kalau Ayahnya tiba-tiba menjodohkan dirinya dengan seseorang mau tak mau Yura harus terima.
Karena diumur Yura yang sekarang Ayah dan Bundanya sudah terus gencatan senjata agar Yura menikah. Berbeda dengan Jaehyun yang kapan saja boleh, Yura wanita ada kalanya tanggal kadaluarsa untuk hamil berneda dengan Jaehyun sampe kapan'pun akan terus bereproduksi kalo mau.
>>
"Yura bangun! Masya Allah tidur dari jam berapa kamu?!"
Samar-samar Yura mendengar suara Bundanya yang sedang marah-marah. "Ahh Bund Yura ngantuk baru bisa istirahat sekarang." rengeknya.
"Udah mandi?"
"Udah."
"Makan?"
"Lom."
"Sholat?"
"Dzuhur udah, Ashar tadi bangun sholat terus tidur lagi." lanjutnya, walaupin matanya masih terpejam Yura terus saja menjawab pertanayaan dari Sang Bunda.
"Maghrib?"
"Lom."
Bunda duduk ditepian kasur lalu mengelus kepala putrinya yang sudah dewasa. "Wudhu ya? Kita sholat jama'ah sama Ayah." kata Bunda.
Yura memeluk pinggang Bundanya. "Emang Ayah ga ke masjid Bund?" tanyanya dengan mata yang masih terpejam.
"Hujan gede diluar. Buru bangun, Bunda tungguin."
Yura langsung bangun dan mengulet sebentar lalu bergegas menuju kamar mandi untuk berwudhu.
"Bund ada Abang ngga?" tanya Yura yang baru saja selesai berwudhu.
"Ada kok. Yuk."
Seusai sholat berjama'ah keluarga Jung memutuskan untuk berkumpul. Ayah Yunho sedang menyemili pisang goreng buatan Bunda sambil menonton berita, Bunda yang sedang membaca majalah, Jaehyun yang sedang bermain ponsel, dan Yura sendiri sedang memakan chocochip cookies buatan Bundanya sambil bermain game di handpohonenya yang di download oleh Jae Hwan
"Dek rumah sakit gimana?" tanya Ayah Yunho yang memecahkan keheningan.
"Lancar jaya tak terlekan bos!" balas Yura sambil memakan chocochip cookies.
"Kamu mau lanjut s2 atau mau nikah?"
UHUK!
Yura langsung lari ke dapur lalu minum tergesa-gesa.
Gawat ini gawat!
Bapak Negara sudah menanyakan hal yang sangat sensitif. Yura membrengutkan mukanya kesal, sekarang ditanya kapan nikah, udah nikah ditanya kapan punya anak, udah punya anak ditanya kapan ngasih adek...
Seketika satu pertanyaan muncul di otak Yura...
Kenapa ga sekalian aja nanya kapan matinya?
Hadehhh, pusing pala cecan!
>>>
Tbc.
Woeee, ak raindu kaleannnnnnn :( maap ya lama ga up biasa kenap wb :(
Vote + comment kalian bergarha untuk menambahkan moodku untuk ngetik.
Selamat beraktivitas kembali semuanya♥
Xoxo
KAMU SEDANG MEMBACA
Taruna - Na Jaemin
Fanfic[ END ] [ ׂׂૢ་༘࿐ follow dulu sebelum membaca ya! ] "Dek, kamu nganggap teteh apa?" "Teteh kan bahasa indonesianya kakak, berarti teteh itu kakak aku." "Astaga dek, padahal teteh minta di nikahin sama kamu..." Ini adalah kisah seorang taruna militer...