Jaemin dikebumikan di makam pahlawan, bahkan Mingyu ikut menjadi barisan para militer tuk nengantarkan Jaemin tuk terakhir kalinya.
Ya, pemakaman Jaemin menggunakan pemakaman militer. Karena, Jaemin sudah menyelamatkan banyak nyawa hingga lupa dengan dirinya sendiri.
"Hormat jenazah, grak!"
Setelah komando Mingyu disuarakan suara tembakan berbunyi.
Yura menggeleng dengan isakan yang terus ia tahan, cukup dirinya pingsan dirinya lelah.
Jaemin-nya telah pergi, Yura menatap Mingyu dan Ayah Jaemin yang sedang menguburkan mayat Jaemin.
Setelah pemakaman Jaemin Yura tak meninggalkan area pemakaman. Ia meminta tuk hanya berdua dengan Jaemin-nya. Sebelum berangkat menuju Amerika.
Ya, Yura memutuskan untuk pergi agar tidak terus hanyut dalam kesedihan. Yura pergi untuk melanjutkan S2 dan menyembuhkan dirinya, matanya menatap gelang yang beberapa waktu yang lalu ia temukan.
"Na, seperti janji Teteh waktu ngasih gelang ini. Teteh pasti dateng sebagai dokter," Yura menunduk dalam-dalam. "D-dan kamu pasien Teteh. Na, kamu pasti denger Teteh diatas sana'kan?" isakannya makin terdengar jelas memilukan.
"Teteh sebenernya mau bilang sesuatu waktu itu. Teteh mau pergi ke Amerika ngelanjutin pendidikan Teteh. Tapi, kamu malah pergi duluan tanpa pamit lagi. Kejamnya kamu Na." Yura menghela nafasnya lalu mencium nisan berukiran nama Na Jaemin.
"Bawa cinta kita nanti hingga nanti kita bertemu." bisiknya pada batu nisan itu.
Yura berdiri lalu menghela nafasnya.
"Teteh pergi ya Na?" Yura terisak kian kencang. "Jaga diri kamu disana baik-baik ya Na. See you on top!" setelah itu Yura meninggalkan dengan segala luka yang baru.
Ia mengendarai mobilnya menuju lautan dan menatap kertas yang sudah ia bumbuhi dengan tulisannya.
Ia melepaskan gelang yang sempat ia buatkan untuk Jaeminya. Lalu mengikat kertas itu dengan gelangnya.
Setelah selesai Yura berjongkok lalu melepaskan kertas itu. Berharap Jaemin dapat membacanya dari atas sana.
Yura langsung berbalik dan pergi meninggalkan lautan lepas yang merenggut Jaemin-nya, Yura jadi tak begitu menyukai lautan sekarang.
Ikatan pada kertas itu terlepas lalu menampak'kan tulisan Yura.
For Mr.Na
Teteh udah dateng nyusul kamu tapi, malah kamu yang ninggalin Teteh.
Kejamnya.
Na? Ga akan pernah bosan Teteh bilang makasih sama kamu.
Makasih udah mau nerima Teteh yang penuh kekurangan ini. Ya, kamu benar cinta kita abadi.
Teteh yang akan terus mencintaimu dari sini dan kamu di sana.
Disisi Tuhan.
Seperti katamu dalam mimpi Teteh, ini adalah kisah akhir seorang Psikiater dan Taruna.
Walaupun kamu harus pergi tapi cinta kita abadi dan murni.
Bersyukurnya Teteh pernah ketemu kamu.
Na, tunggu Teteh ya? Teteh pasti akan kesana.
Dari seseorang yang mencintai mu sangat.
Jung Yura.Yura menatap jam tangan pemberian Jaemin lalu tersenyum ia menoleh kearah belakangnya.
Ia...
...melihat Jaemin berdiri dengan senyum yang sama saat terakhir mereka bertemu.
"Teh? Aku tunggu! Hati-hati ya! Jangan sedih terus ok? Dadah."
Yura mengangguk lalu meneruskan langkahnya. Benar kata Mingyu beberapa waktu yang lalu.
Dirinya berhak bahagia tapi jangan lupakan Jaemin.
Tidak akan pernah ia lupakan kenangan yang sangat membahagiakan.
Karena Yura tau satuhal.
Perpisahan bukanlah akhir dari segalanya namun awal dari segalanya.
Mungkin, sekarang harus merasakan kehilangan. Namun, Tuhan tak sejahat itu.
Dia yang pergi pasti akan digantikan.
Takdir bukan mainan, tak usah menyesali takdir yang ada. sebab itu semua sudah diatur oleh Tuhan.
ENDING.
OKEYYY SAY GOOD BYE FOR TARUNA AND SAY HALLO FOR CAPTAIN!
Kisah cinta Jira dan Mingyu yang sudah sah jadi kapten.
Dan, tentang pertunangan yang masih tanda tanya besar.
Jadiiiii?? Ending sesungguhnya adadi Captain~
Sehat selalu kalian semua, sampai bertemu dilain kesempatan!
-xoxo
KAMU SEDANG MEMBACA
Taruna - Na Jaemin
Fanfiction[ END ] [ ׂׂૢ་༘࿐ follow dulu sebelum membaca ya! ] "Dek, kamu nganggap teteh apa?" "Teteh kan bahasa indonesianya kakak, berarti teteh itu kakak aku." "Astaga dek, padahal teteh minta di nikahin sama kamu..." Ini adalah kisah seorang taruna militer...