Karena aku greget pengen ngasih sisi pandang Jaehyun aku kasih.
Hmmm..
>>>
"ASSALAMUALAIKUM YURA PULANG!!"
"Wa'alaikumsalam, Ehhh anak Bunda pulang semua!" Bunda keluar masih menggunakan apron pink motip bunga.
Yura dan Jaehyun langsung menyalami tangan Bunda yang sepertinya Yura tau bau ini.
"Bunda masak rumput ya?!" tuduh Yura dengan mata sengit.
"Sayur Yura bukan rumput, lagian kenapa sih?" jawab Bunda dengan tatapan yang sudah lelah, pasti akan ribut sebentar lagi.
"Bunda taukan Yura ga suka? Kenapa terus di masak sih?! Tau ah males Yura buka di rumah, Yura mau buka di luar aja." baru saja ingin melangkah keliar Ayahnya sudah menahan lengan Yura.
"Dirumah dan terima apa adanya." tegas dan mutlak, Yura hanya tersenyum paksa.
"Baik Jendral Jung Yunho." Yura langsung ke kamarnya.
"Udah Yura gampang nanti dibujuk, gimana kabar kamu Jay?" tanya Bunda dengan senyuman teduh khas miliknya.
Jay adalah panggilan kesayangan Jaehyun yang diciptakan oleh Yura. Yura kecil sangat susah menyebut namanya akhirnya tercipta panggilan itu hingga sekarang
"Baik Bun, Bunda gimana? Sehat?"
Yunho langsung meninggalkan Jaehyun dan Istrinya yang sedang bercengkrama dengan hangat.
Bunda yang menyadari suaminya sudah pergi langsung memeluk putranya. "Anak Bunda, kesayangan Bunda, kamu hebat kamu kuat."
Ntahlah pertahanan Jaehyun yang tadi sekuat beton di hadapan Ayahnya langsung runtuh hanya dengan elusan tangan yang mulai menua itu dipunggungnya dan perktaannya yang sudah seperti penenang.
"Bunda, kabar Yura gimana?" lirihnya yang mungkin hanya bisikkan saja, untungnya bibir Jaehyun tak jauh dari kuping Bunda.
"Seperti yang kamu liat, dia baik-baik aja. Cuman mungkin stress sama Ayah kamu dia kayanya sedikit mulai tegas, jarang di manja." jelas Bunda, Jaehyun melepaskan pelukannya dengan Sang Bunda.
"Bener?" Bunda langsung mengangguk dengan senyuman kala melihat sorot khawatir.
"Kamu lihatkan tadi? Biasanya kalau Yura protes masalah sayur Ayah kamu pasti langsung nyuruh Bunda masak lagi, tadi?"
Jaehyun mengangguk apalagi tadi Yura menyebut nama Ayahnya dengan nama lengkap komplit dengan pangkat sang Ayah.
"Bun."
"Iya? Masuk dulu yuk, pamali di depan pintu ntar ga dapet jodoh."
Jaehyun tekikik geli ternyata Bundanya masih mempercayai seperti itu. Akhirnya Jaehyun melangkah masuk dan melihat entirior rumahnya yang tak berubah sama sekali.
Jaehyun meringis untuk dirinya sendiri, berapa lama dia tak menginjakan rumah ini?
Sepertinya hanya tiga bulan atau empat bulan? Ntahlah.
"Bun, Jay denger Yura bawa pergi Jae Hwan? Kenapa?" tanya Jaehyun setelah menduduki bongkongnya di sofa yang muat untuk tiga orang, Bunda ikut menyusul di samping Jaehyun.
"Gatau, dia ga banyak cerita, lagi stress kali." balas Bunda. "Jay."
Jaehyun menoleh ke samping dan menatap Bunda yang menatapnya dengan senyuman yang membuat dirinya tenang.
"Pulang ya?"
Jaehyun terkekeh mendengar permintaan Bundanya itu, sebab sampai kapan 'pun Jaehyun tak bisa.
"Maaf Bunda, Jay gabisa."
Bunda menghela nafas, lalu mengangguk samar. "Yaudah, tapi kamar kamu kalau suka di pake Adekmu gapapa ya?"
Jaehyun mengangguk. "Gapapa Bund, oh iya." Jaehyun mengeluarkan sesuatu dari dalam kantong celana dinasnya. "Nih Bund, kasihin Adek." Jaehyun menyerahkan gantungan kunci merpati.
"Buat apa?" tanya Bunda heran.
"Waktu itu Jaehyun ga sengaja bentak Yura, jadi ya gitu Bunda taulah." jelas Jaehyun.
"Kenapa merpati?" tanya Bunda.
"Sebab, merpati tuh kalau udah sama orang yang di sayangnya pasti akan terus ngejaganya Bunda, walaupun harus dengan jarak yang jauh dia pasti akan menjaga orang yang menurutnya spesial."
Bunda mengangguk. "Yaudah, sana ganti baju Bunda mau siapin buat buka." Bunda langsung pergi menuju dapur, tinggal dirinya di ruang tamu.
"YAUDAH HWA KALEM SAYA OTW!"
Jaehyun mengerutkan keningnya kala mendengar suara rusuh dari Yura.
Brak.
Jaehyun meringis kala melihat Yura menabrak bupet, sepertinya adiknya itu sedang terburu-buru.
Jaehyun berdiri lalu mengambil kunci mobilnya dan berjalan kearah Yura yang sedang mengusap keningnya.
"Ke rumah sakit?"
"Iya, kenapa mau nganterin?" sinis Yura.
"Iya." jawab Jaehyung singkat.
"Yaudah yuk buru, ada masalah disana." Yura memimpin jalan sedangkan Jaehyun dibelakangnya.
Jaehyun tersenyum, adiknya sudah dewasa ternyata. Yang dulu selalu merengek meminta Jaehyun agar menemaninya bermain boneka sekarang? Sudah tidak.
Jika Tuhan berbaik hati, aku ingin tetus melindunginya.
Sebab dia, adik kecil-ku yang akan seelalu menjadi sumber kebahagiaanku.
-Jung Jaehyun.
>>
TBC.
Ngertikan? Jaehyun itu sayang sebenernya cuman dia ga bisa mengekspresikan sebegimana dia sayangnya sama adiknya itu. Dia bisa mengeluh dan menangis cuman di depan Bunda.
Bukan karena apa, soalnya Jaehyun itu rada ekhem saya Ayah Yunho
Sedangkan Yura gak tau apa yang terjadi jadi disini dia rada bodoh sama situasi.
Jadi pengen punya abang kaya Jaehyun:(
Xoxo
KAMU SEDANG MEMBACA
Taruna - Na Jaemin
Fanfiction[ END ] [ ׂׂૢ་༘࿐ follow dulu sebelum membaca ya! ] "Dek, kamu nganggap teteh apa?" "Teteh kan bahasa indonesianya kakak, berarti teteh itu kakak aku." "Astaga dek, padahal teteh minta di nikahin sama kamu..." Ini adalah kisah seorang taruna militer...