13

302 37 16
                                    

Hy guys.

Rindu?

Halah ngareo dirinduin amat;( dia aja ga pernah rindu.

Ehhh, bucenn. Yodah drpd bnyk ngetik ye

CEK IT DOT.

>>

Sudah terhitung beberapa hari semenjak bulan Ramadhan Jaehyun tak pernah ikut dalam buka puasa bersama keluarganya atau'pun sahur.

"Bun Abang kok ga pernah buka sama sahur dirumah sih? Dimana itunya Bun?" tanya Yura yang sedang gunting kuku sembari menunggu adzan Isya.

"Dirumah Koh Win." jawab Bunda yang lagi nonton acara sinetron ga jelas.

Yura terdiam sejenak. "Koh Winwin maksud Bunda? Si Kokoh cakep sangad itu? Partner Abang'kan?"

"Iya bawel, yang waktu itu nolongin kamu."

Yura mengangguk. "Perasaan Yura tanya Kapan deh Bun bukan dimana."

Bunda menatap Yura tajam. "Kan kamu nanya itunya dimana, gimana sih." balas Bunda judes.

"Yaudah si maap gausah ngegas."

Ayah Yunho yang sejak tadi menyimak hanya menggelengkan kepalanya atas tingkah laku putri dan istrinya.

"Besok kamu sama Ayah jemput Abang kamu di kantor pengadilan kepolisian." final Ayah Yunho.

"ABANG KOK BISA DI PENGADILAN SEH BOYYY?!"

Yura itu anak gatau diri.

Sama orangtuanya kaya ngobrol sama temennya, maklum ya kekurangan kasih sayang Jaemin jadi seperti itu.

"Ada kasus katanya, Boy gatau."

"Yah Boy! Padahal Wiliam kepo!"

Bunda menghentikan acara menonton tv sebentar memikirkan apa yang suaminya dan putrinya katakan.

"Gimana tanggapan kamu Boy Wiliam sama kasus protistusi online ini?"

Pikirannya terus berputar hingga sepertinya mungkin jika ini kartun maka akan ada bohlam di atas kepala Bunda.

"BOY WILIAM MAH ARTIS! MANTANYA NATASHA WILONA!" teriak Bunda tiba-tiba.

"YA EMANG JUKILEH."

Mungkin disini anggota keluarga yang memiliki kewarasan yang sangat tinggi hanya Jung Jaehyun.

Sebab, Yunho kepala keluarganya sendiri ikutan autis seperti Yura.

>>>

"Ayah ke Abangnya kapan? Yura ngantuk sangad." rengek Yura yang sudah menguap beberapa kali.

"Yaudah yuk otw sekarang, soalnya ntar siang ada pertemuan sa—"

Belum sempat Ayah Yunho menyelesaikan perkataannya Yura sudah nyelonong duluan.

"Mikirin apa waktu buat dia? Hhhh."

Ayah Yunho yang buatnya saja tidak tahu apalagi orang lain, dasar.

>>

Yura celingak-celinguk di gedung yang ramai ini, keberadaan kakaknya yang tampan bak upil Nabi Yusuf itu hilang diantara kerikil.

Kakinya terus melangkah tanpa kenal arah, Yura menatap sekelilingnya aneh dan juga takjub? Mungkin, sebab disini ada yang mukanya murung, ada yang bahagia, ada yang mukanya lelah, dan juga ada yang tampan, komplit.

Kakinya terasa pegal Yura memutuskan untuk istirahat sebentar dan kebetulan tersedia kursi khusus pengunjung.

Baru saja dirinya mendudukinya dirinya mendengar suara bising tapi ia kenal suara-suara ini.

"Yang namanya salah tetep salah, sesuai hukum yang berada di Indonesia."

"Dan di Indonesia juga ada peringanan hukuman."

Yura langsung mencari sumber suara dan benar saja!

Kakaknya dan temanya —Jira— sedang debat ntahlah Yura tak tahu mendebatkan apa.

Yura langsung berjalan kearah dua manusia yang sepertinya sedang mengibarkan bendera perang.

"WOI WOI MAU DEBAT DI DALEM JANGAN DILUAR!" teriak Yura dengan diiringi senyuman menyebalkan.

Yura menatap Jira dengan muka menggoda sedangkan Jira mengerutkan dahi.

"Btw, Jira ini pertemuan kalian kedua loh. Ga mungkin hanya pertemuan biasa, tau kan ada pepatah bilang pertemuan kedua mungkin ada sesuatu terus pertemuan ketiga jodoh, jangan-jangan..." Yura memang muka shock. "KALIAN JODOH?!" pekik Yura yang langsung di tampol Jira.

"Dasar kolot!" gumam Jira yang hanya bisa di dengar oleh dirinya.

Yura bergelayut manja di lengan Kakaknya. "Ekhem, mau diem-diem aja? Ayah Yunho udah nunggu di gerbang noh."

Seketika tubuh Jaehyun langsung kaku dan mimik wajahnya pun langsung mesgeras kala mendengar nama itu.

"Yok balik, Jira see you again! Tiati kemakan omongan sendiri ye!" pamit Yura yang hanya dibalas dengusan saja.

Selama diperjalanan Yura terus bertanya mengapa Kakak lekaki satu-satunya ini dapat bertemu dengan sahabatnya lagi.

Jira juga tumben sekali berada di pengadilan kepolisian, biasanya pengadilan besar?

Aneh.

"Aba—"

"Berisik tau ga?" tanya sarkas.

Yura yang belum sempat menyelesaikan ucapannya langsung terdiam. "Maaf." hanya itu yang dapat Yura katakan.

Selama di mobil pandangan Yura jatuh keluar tak sanggup dengan keheningan yang tiba-tiba tercipta.

"Dek, Jae Hwan gimana kabarnya?" tanya Ayah Yunho yang memecahkan keheningan.

"Baik-baik aja, cuman kayanya dia harus dibawa ke dokter Jiwa." balas Yura.

"Loh? Kok harus ke dokter jiwa?" tanya Ayah Yunho bingung.

"Iyah Yah, waktu Yura bawa Jae Hwan dari kediaman Kim itu banyak bekas luka terus selama satu minggu dia mimpi buruk terus yang berakhir Yira gagal pulang. Waktu Yura cek, harusnya dia ke dokter jiwa bukan psikiater kaya Yura," Yura menghela napasnya sesaat sebelum melanjutkan perkataannya. "Yura takut spekulasi Yura salah, tapi kayanya Jae Hwan ada kesalahan di jiwanya. Yang mungkin bisa berakibatkan, kematian." jelas Yura.

"Berarti ada kekerasan anak dibawah umur dong Dek? Kenapa ga di laporin?"

Yura mendecih. "Ayah kaya yang gatau betapa liciknya keluarga Kim. Mungkin bisa kita yang akan dipenjarakan bukan mereka."

Ah, Yunho lupa akan hal itu. Ingin menjatuhkan keluarga itu harus memiliki bukti yang kuat.

"Yaudah, Jae Hwan bawa pulang aja ke rumah." putus Ayah Yunho.

Yura membulatkan kedua matanya. "Ayah serius?!" tanya Yura dengan wajah sangat antusias.

"Iya, sayang." balas Yunho seraya tersenyum di spion dalam mobil.

"Yeayy! Ayah terbaik! Sayang Ayahhh!" teriak Yura seperti anak kecil.

Di lain sisi Jaehyun yang terus menyimak percakapan antara Adiknya dan Ayahnya hanya bisa menghembuskan nafas gusar.

Kapan dirinya?

>>

TBC.

Akhirnya bisa up:")

Gimana yang UKK/PAT masih pada waras?:")

Apa seperti aku?:') sudah berubah menjadi NaCl atau asam nitrat:')

Semangat ya! Jangan lupa berdo'a sama yang Kuasa sebelum mengerjakan.

Sebab, terkadang pasti kalian mentok dan menanyakan isi kepada teman, sip.

Vote+Comment don't forget!

Xoxo

Taruna - Na Jaemin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang