06

453 41 11
                                    

Special part untuk Jira dan Mingyu:)

Selamat melted barengan guys :")

{\___/}
(^__^)
/ >♥

Mingyu mengetuk rumah minimalis sebanyak dua kali, rumah yang nuansanya sedikit tenang mungkin? Mingyu tak tahu.

Yang dirinya tau hanya bagaimana cara mencintai seseorang yang menempati rumah ini.

Seseorang yang berhasil merebut hati serta jiwa dan raganya, bahkan fikirannya pun di rengut oleh seseorang yang menempati rumah ini.

"Tunggu sebentar!" teriak orang itu dari dalam.

Selang beberapa detik orang yang menjadi tempat berporosnya hatinya ini membuka pintu.

"Aku kira siapa, udah lama?" tanyanya.

"Ngga kok baru aja." balasnya dengan senyuman yang dapat memabukan siapa saja. Tapi, maaf senyuman ini hanya untuk seseorang di depannya ini.

"Gyu kamu gamau masuk?"

Seakan tersadar dengan lamunannya Mingyu langsung melangkah masuk dengan tangan yang membawa martabak telor dan bubble.

Mungkin bagi kebanyakan orang jika mengunjungi orang yang di sayang maka akan membawa bunga.

Tidak! Kalian salah!

"Ngapain sih bawa bunga? Emang aku orang mati apa? Daripada bawa bunga mending bawa makanan kenyang. Kalau mau bawa bunga boleh tapi bunga bank."

Itulah ucapan seorang Lee Jira yang dapat merengut hatinya. Jawaban yang sangat berbeda wanita kebanyakan yang pernah Mingyu kencani.

Hanya sebatas kencan tak sampai membuat status. Mungkin baru sekaramg saja dirinya memiliki hubungan tetapi tak tahu harus dinamai apa?

Sudahlah, Mingyu pusingmemikirkan hal itu biarkan dirinya menikmati ini semua.

"Tumben kamu dateng pagi?" tanya Jira yang fokusnya sedang dengan martabak telor.

"Aku kebagian malem jadinya bisa deh ketemu sama calon."

UHUK!

Jira menerima bubble yang di sodorkan oleh Mingyu. "Hati-hati makannya."

"Makan aku udah hati-hati tapi lambeh kamu minta di pelintir." nadanya langsung tajam.

Mingyu yang gemas langsung mencubit pipi tembemnya. "Heuh! Gemes banget si kamu bakpaunya Mingyu!!"

Jira langsung menabok tangan Mingyu yang sedang mencubit pipinya. "Khiminggg!!! Lefhashinn!!!" suaranya tak jelas sebab Mingyu mencubit pipinya tidak pakai perasaan!

KDHP! Kekerasan Dalam Hubungan Tanpa Status!

Mingyu langsung melepaskan tangannya dari pipi Jira dan terus memerhatikan Jira yang terus-menerus mengelus pipinya.

"Sakit banget? Maaf ya."

Mingyu ikut mengelus pipi halus milik Jira lalu...

Cup.

Dikecupnya bekas cubitan tangannya itu.

"Maaf." terdengar sangat jelas bahwa ada nada penyesalan di dalam kalimat barusan yang Mingyu ucapkan.

Jira terdiam jantungnya masih berpacu cepat atas perbuatan Mingyu barusan yang berhasil memporak-porak porandakan isi hati Jira.

Bagus! Seperti ini caranya pasti dirinya akan terus terjerumus oleh sosok orang yang baru saja mencium pipinya.

"Eh? Kok mukanya merah si?" ledek Mingyu dengan wajah menggodanya.

Jira membulatkan matanya lalu menyentuh pipinya yang terasa panas. "A-apasih Gyu! Tau ah!" gugupnya yang berhasil membuat Mingyu ketawa.

"Uwuuu... Gemaynya ini calon istriku."

Istriku... Gumam Jira di dalam hati. Seketika hatinya menghangat mendengar kalimat tersebut.

Tapi, seketika Jira langsung menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Dirinya tak boleh terlalu baper bahaya nanti!

"Terus, tujuan kamu dateng ke sini cuman mau ngerusuh kaya Yura? Mending pulang kalau gitu!" rajuknya tapi niatnya gagal karena Mingyu langsung memeluk dirinya dan menaruh kepalanua di ceruk leher Jira.

"Aku ke sini karena aku rindu."

"Gombal!"

"Aku serius."

Setelah itu hening beberapa menit, Jira dan Mingyu sama-sama menikmati waktu dengan berpelukan seakan-akan mereka berkata sudah lama tak bertemu.

"Kamu tau setiap do'aku di tengah malam aku selalu menitipkan namamu di setiap do'aku." Mingyu melepaskan pelukannya lalu menatap Jira. "Aku selalu berdo'a dan bercerita setiap malamnya dengan Sang Kuasa agar kamu bisa menjadi pendamping hidupku ntah itu sekarang atau di kehidupan selanjutnya." senyumnya terbit lalu mencium kening Jira lembut. "Dan berkata dengan Sang Kuasa bahwa aku sangat bersyukur dengan bertemu dengan kamu. Dari awal aku emang percaya bahwa pertemuan kita itu luas biasa."

Jira langsung memeluk Mingyu dan membenamkan kepalanya di dada bidang milik Mingyu dan dapat ia dengar debaran jantung Mingyu yang sama dengan dirinya.

"Aku hanya seorang manusia biasa yang hanya mengikuti alur yang Tuhan beri setiap harinya." balasnya dengan suara sangat kecil tapi Mingyu dapat mendengarnya.

"Ayok kita bersama buat Tuhan yakin bahwa kita memang di takdirkan sejak dilahirkan."

Jira mengangguk didalam dekapan Mingyu. "Ayok."
.
.
.
.
.
TBC.

STOP! INI MALAH GUE SENDIEI YANG BAPER😭

VOTE+COMMENT JANGAN LUPA.

Taruna - Na Jaemin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang