29.

240 33 0
                                    

Another Side.

"Jae, lo gaboleh egois sama diri lo sendiri. Lo harus mikirin perasaan adek lo juga, gimana'pun dia tetap satu darah dengan lo."

"Mending lo diem aja Yut kalau gatau apa-apa."

"Yaudah terserah, tapi kalau suatu saat nanti lo nyesel dengan keputusan lo gue siap menertawakan lo dibarisan paling depan,"

"Iya, mana surat mutasinya?"

"Nih, tapi sebelum dia dimutasi dia harus patroli di daerah laut selat sunda."

"Ok, yang penting secepatnya."

Yuta hanya menggeleng melihat kelakuan teman semasa bangku SMAnya ini. Dia ini terobsesi dengan teman adiknya atau sudah psycho?

Sudahlah, Yuta tak ingin rambutnya rontok karena mikirin makhluk tak berhati ini.

Biarkan Tuhan yang memberikan dia pelajaran, bahwa perasaan bukan mainan.

***

[Back Yura Side.]

"Pak, itu mereka lagi gibahin apa ya?" tanya Yura penasaran.

"Ngga tau Bu, saya bukan orang pinter."

Ini antara ngejawab atau ngereceh? Yura ga ngerti selera humornya Pak Sehun soalnya.

"GYU DICARI CALON BINI."

'PALE LO CALON BINI PAK!' pengen Yura teriak gitu sebenernya, cuman kalau Yura gitu sudah dipastikan langsung ditembak kan gabisa nikah sama Jaemin.

Ah... Jaemin ya? Sudah hampir dua minggu Yura tak pernah bertemu dengan Jaemin.

Kemana dia?

"Mau ngapain?"

"Gabisa basa-basi apa? Kaget goblok gue." ucap Yura kesal.

Mingyu menghela nafas. "Jangan disini, ayok ikut gue." katanya. Dan, mau gamau Yura harus mengikuti kemauan Mingyu.

Yura terus mengikuti langkah Mingyu hingga tiba dibelakang kantor yang ga Yura tau namanya.

"Minggu depan udah siap?"

Yura melotot serem. "Lo.pikir.gue.mau.hah?!" tekannya penuh emosi. "Gue tetap menolak ini semua, lagian Jaem-"

"Dia dimutasi hari ini dan sepuluh menit lagi keberangkatan, dia ikut patroli Selat Sunda dan menjadi relawan."

Yura diam tak ada niatan untuk membalas perkataan Mingyu, otaknya seakan blank.

Yura langsung berlari keluar untuk menyusul Jaemin yang ntah berada dimana.

Tidak seharusnya seperti ini.

Yura terus bertanya kepada orang-orang yang sedang berlalu lalang untuk menanyakan ada dimana taruna yang akan berangkat untuk patroli Selat Sunda. Apalagi, daerah itu yang Yura dengar sedang terkena Banjir karena curah hujan ekstrim.

Mata Yura terus meneliti setiap orang-orang yang ada dan matanya menangkap orang yang dirinya cari-cari!

"JAEMIN!"

Dengan cepat Yura berlari untuk sampai ditempat Jaemin berdiri. "Na!"

"Teh."

"Kamu...kenapa?"

"Maaf."

Kepala Jaemin tertunduk, ntah menutupi rasa sedih, kecewa, bahagia atau apa Yura tidak tahu. "Janji untuk balik lagi?"

"Ya, Nana janji."

"Hati-hati, teteh nunggu kamu disini." lirih Yura. Rasanya Yura tak rela untuk melepas Jaemin.

Karena... Tiba-tiba Yura memiliki firasat tak enak.

Firasat Yura tak pernah meleset, lalu ada apa ini?

Semoga ga seperti apa yang gue pikirin.

•••

Sudah satu minggu sejak kepergian Jaemin untuk berpatroli dan kabar baiknya pertunangan Yura dan Mingyu dibatalkan.

Ya, benar!

Mingyu juga mendapatkan tugas hinggu dua minggu kedepan dan itu artinya Yura memiliki waktu yang panjang untuk memikirkan bagaimana caranya membatalkan.

"Bengong mulu lo!"

Tiba-tiba tissue melayang kearah wajahnya, Yura menatap sengit sang pelaku. "Kepada Dokter Jeon Wonwoo ada mau saya depak hah?!"

"Galak banget kaya yang lagi frustasi."

Tak!

"Bacot gitu lagi ga segan-segan sepatu gue yang melayang ya!" sentaknya.

"PMS lo Yur?" tanyanya sinis sambil mengelus kepalanya yang baru saja mendapat kekerasan dari kertas tebal yang dipegang Yura.

"Nikah yuk Woo sama gue?"

Mata yang sudah sipit ini dipaksa melotot oleh perkataan Yura barusan. "Lo gila?!"

"Iya Woo gue gila! Astaghfirulloh, gimana caranya gue batalin ini perjodohan?!" jengitnya sebal.

"Tekdung tanpa bapak."

Duk!

"Yura bangsat kepala gue lo timpuk pantofel gitu, lo pikir pala gue besi?! Kalau gagar otak gimana?!!" teriaknya tak terima.

"Ya elu bacot banget jadi manusia. Dibatalin iya di balcklist dari keluarga juga iya gitu caranya mah dongo!" Yura sudah pasrah, serius.

"Gue tau!"

"Tau apa?"

"Gimana ca-

Breaking News!

Terjadi tsunami setinggi 4 meter di daerah Selat Sunda. Korban terus berjatuhan bahkan dari pihak akademi militer Angkatan Laut.

Diinfokan tsunami yang hampir sama dahsyatnya dengan kejadian beberapa tahun silam di Aceh ini adalah susulan. Karena, yang kedua hanya gempa bumi.

Telepon rumah sakit terus berdering bahkan diruangan yang sedang Yura tempatipun begitu.

Tapi, berbeda dengan keadaan ruangan ini.

Hening.

"Yur, lo udah denger?"

"Ya."

"Hari ini gue berangkat,"

"Gue ikut."

Tbc.

H3h3...

Detik² ending dan aku sedang menyusun yang lainnya.

Btw, stay safe ya dimanapun kalian berada!

Jangan lupa cuci tangan, pakai masker dan jangan jajan sembarangan!

Dan buat kalian yang sakit semoga cepat sembuh ya<3

Don't forget to vote n comment!

-xoxo

Taruna - Na Jaemin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang