Bab 3 : A Piece of Hope

17.6K 2.1K 85
                                    

Tubuh yang sering disebut Jaehyun mirip ranting pohon itu terkulai lemas. Hembusan napas boros satu persatu keluar dari bibir tipisnya, terlihat mengenaskan dengan tubuh terlentang banjir keringat.

"Ten sialan! Aku akan membunuhnya jika ia datang" bibir pink favorite Jaehyun itu sibuk menggerutu, menyumpah serapahi sabahat karibnya yang hari ini mendadak tidak bisa hadir dan membuat Taeyong mau tidak mau harus menghandle semuanya termasuk mengajar hampir tiga puluh lima orang siswa.

Yang benar saja! Tubuh Taeyong rasanya sakit sekali, persis ketika habis di gempur Jaehyun semalaman.

Aishh! Pikiran kotor ini!

Taeyong masih disana, menatap lelah langit-langit studio tari yang baru ia bangun dua tahun yang lalu itu. Tak lama, terdengar suara langkah kaki yang mendekat ke arahnya. Bunyi ketukan pintu terdengar disusul munculnya seorang pria mungil dengan wajah bahagia berseri-seri.

"Annyeonghaseyo sajangnim" ucapnya tanpa dosa. Wajah yang tak kalah cantik dari perempuan itu tetap mempertahankan senyum, seakan-akan ia akan menikah saja besok.

"Yak! Apa-apaan kau ini! Berniat membunuhku, eoh?" Taeyong melotot lucu, jari telunjuknya menuding tanpa ragu.

Ten terkekeh, duduk bersila menghadap Taeyong, bersiap untuk mendengar gerutuan nyonya Jung itu yang pasti tidak ada habisnya.

"Sabar dulu, hyung. Biarkan aku bercerita padamu"

"Itu pasti hanya alasan kan? Kau bilang sedang tidak enak badan, kenapa kemari?! Kau tau, tubuhku rasanya sakit sekali mengajar sendirian! Mana kau bilangnya mendadak lagi, aku jadi-"

"Hyung aku akan menikah" Ten menyela dengan santainya.

"MWO? Kau bilang apa?!" Taeyong berteriak histeris, meyakinkan diri bahwa pasti ia salah dengar.

Ten menghela napas, mengendikkan bahu sekali sebelum mulai menjelaskan "aku akan menikah tiga hari lagi"

"Kau-"

"Dengarkan dulu" bibir itu mengerucut sebal karena di sela. Makin membuatnya terlihat seperti anak remaja belasan tahun. Jika Jaehyun ada disini, mungkin habis sudah Taeyong di tangannya.

"Aku akan menikah dengan Johnny hyung, di Thailand, tiga hari lagi. Yahh..aku tau ini mendadak sekali, tapi percayalah ini semua juga tidak terencana"

"Apa maksudmu?"

"Aku hamil" Ten berbisik, tersenyum bahagia dengan satu tangan yang mengelus perut ratanya.

"HAH?!"

"Hyung berhentilah berteriak, anakku akan terkejut di dalam sana"

Taeyong menatap Ten dengan ekspresi bodohnya, belum bisa mencerna semua informasi memdadak yang Ten berikan.

"K-ka-u hamil?" tuduhnya, menunjuk perut Ten horror, lantas naik menuju wajah tenang pria kelahiran negeri Gajah Putih itu.

"Hmm, sudah dua bulan. Aku juga baru tahu sekitar seminggu yang lalu. Tubuhku mendadak lemas juga sering mual, Jhonny hyung lalu mengajakku ke rumah sakit, dan tada! Baby Seo sudah berkembang di perutku"

"Lalu bagaimana reaksi laki-laki Amerika itu?"

"Jhonny hyung menangis ketika tau aku hamil dan setelahnya ia langsung melamarku. Makanya aku bilang semua ini juga tidak terduga bagi kami"

"Wah daebak!" Taeyong berbisik lirih, merasa takjub dengan cerita Ten barusan. Ia menatap perut sahabatnya lama lantas tanganya terangkat mengusap pelan perut ramping itu "bagimana rasanya?"

Ma Cotton Candy!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang