Sejak kecil, Taeyong itu memiliki gejala Mysophobia dalam dirinya. Ia pobhia kuman, virus, kotoran atau pun bakteri. Bahkan dari dulu hingga sekarang, disaat orang normal tidak bisa hidup tanpa udara maka Jung Taeyong tidak akan bisa hidup tanpa antiseptik. Entahlah, ia tidak tau darimana ketakutan itu berasal hanya saja kadang ia berpikir kumpulan kuman dan virus tersebut adalah sebuah monster yang kapan saja bisa memakannya.
Kemudian ketika ia mulai berpacaran hingga menikah bersama Jung Jaehyun, bertambah pula daftar ketakutannya. Ia takut ketika Jaehyun marah. Dari luar memang orang kadang berpikir bahwa Taeyonglah yang memegang kendali-mungkin karena sikap cerewet juga pemarahnya. Namun pada kenyataannya Jung Jaehyunlah yang selama ini memiliki kekuasaan mengatur semuanya dan Taeyong mana berani membantahnya.
Taeyong pikir daftar ketakutannya tidak akan bertambah lagi selamanya. Namun, ketika ia berdiri di hadapan sebuah rangkaian benda raksasa di hadapannya ini, mungkin ia harus menarik kata-katanya kembali.
Tubuh mungilnya bergetar kecil, pupil mata jernih miliknya melirik kesana kemari tidak mau diam, detak jantungnya berpacu cepat bahkan sebelum ia melakukan apa-apa. Keningnya banjir keringat dingin.
"J-ja-aehyunie...aku rasa kita harus pulang sekarang" ia sudah memutar tubuhnya dan ingin beranjak pergi sebelum pinggannya dirangkul Jaehyun dengan sangat cepat.
"Eits! Kau mau kemana huh? Kita bahkan belum mencobanya sayang" lihatlah ekspresi wajah suaminya itu, Taeyong ingin sekali menghajarnya hingga tak tampan lagi.
"Kau saja yang mencobanya sana! Aku sedang tidak enak badan" ia mencoba mengelak.
"Tidak enak badan? Kau baru saja menghabiskan banyak makanan dan berkeliling membeli mainan"
"Salahkan tubuhku yang mendadak sakit begini" Taeyong memasang ekspresi seolah-olah ia baru saja terserang penyakit berbahaya.
"Jangan mengelak! Kau sudah berjanji akan menuruti keinginanku hari ini"
"Tapi bukan dengan naik wahana seperti ini Jaehyunie" Taeyong tanpa sadar merengek hampir menangis.
Jaehyun tertawa kecil, merasa belum puas jika belum mengajak istrinya itu menaiki wahana di hadapan mereka ini. Sepertinya mengerjai Taeyong kali ini akan terasa menyenangkan mengingat marmut manis itu terlihat sangat ketakutan sekarang.
"Sekali saja, ayo!" Jaehyun menarik pergelangan tangan istrinya yang masih diam ditempat.
"Aku akan menuruti segala permintaanmu, asalkan tidak naik wahana ini"
"Tapi yang aku inginkan sekarang adalah mencoba ini Taeyong. Ayo!" Belum sempat Ia melayangkan protes, Taeyong sudah mendapati dirinya duduk di salah satu kursi roller coester dengan Jaehyun di sampingnya.
Jika Jung Jaehyun terlihat sangat bersemangat dan tidak sabar untuk merasakan sensasi naik roller coester, maka ada Jung Taeyong yang sudah pucat pasi dan berada di ambang batas kesadarannya. Ia seperti akan menjemput kematiannya sendiri detik ini.
Para pengunjung yang naik bersama rombongan Jaehyun juga terlihat tak kalah bersemangat. Seorang petugas berdiri di sisi sebelah kiri, memberi beberapa instruksi yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
Tak berselang lama, gerbong besi itu mulai bergerak maju, perlahan lahan lalu melesat cepat di atas rel lintasan. Teriakan pengunjung terdengar memekakkan ketika gerbong tersebut naik, berputar lalu meluncur ke bawah.
Jaehyun tertawa lepas, merasa perutnya tergelitik dan adrenalinnya terpacu. Sejenak melupakan keadaan istrinya yang kini sudah seperti tubuh tanpa nyawa.
Gerbong itu berputar sekali lagi dengan lihai, naik dan turun dengan mulusnya diiringi pekikan menyenangkan dari pengunjung. Kemudian ketika gerbong tersebut sudah kembali ke tempat petugas, Jaehyun baru teringat akan Taeyong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Cotton Candy!
Fiksi Penggemar[Marriagelife] [Romantic] Tentang Jung Jaehyun dan gumpalan permen kapas kesayangannya. 30/3/2019 ©yudiaaa