3. MELAYAT

2K 109 16
                                    


⚠️⚠️CERITA BANYAK DI SAMARKAN⚠️⚠️

NB : SAYA TIDAK MEMAKSA ANDA UNTUK PERCAYA, JIKA KALIAN MENGAGGAP INI KARANGAN BELAKA MAKA ITU HAK ANDA, JIKA KALIAN MENGAGGAP INI NYATA ITU TERSERAH KALIAN.

SEKALI LAGI, JIKA ANDA TIDAK PERCAYA, MAKA ITU TERSERAH KALIAN, SETIDAKNYA JIKA ANDA TIDAK MENYUKAI CERITA INI, MAKA LEBIH BAIK ANDA JANGAN LANJUT MEMBACA.

•••

10 November 2010

Diary, hari ini dimulai dari aku mendengar berita yang tidak mengenakkan dari grup whatsappku…

Sahabatku saat SD, Mel meninggal, katanya kelainan sumsum tulang belakang, astaga… padahal dia adalah anak yang menarik dan sangat periang lho.

Karena itu, aku dan bersama beberapa temanku pergi melayatnya setelah jam ketiga kuliah selesai. Untung saja hari ini aku bawa mobil, sehingga kami tidak harus pergi dengan menggunakan busway.

Sesampainya di rumah duka xxxxx itu, aku segera mencari ruangan dimana temanku dibaringkan itu.

Aku melihat dia dibaringkan di peti yang sangat putih dengan shading warna pink. Walaupun sangat kurus dan pucat, tapi dia telihat sangat cantik diperbaringan terakhirnya. Tidak sadar aku menitikkan air mata tadi saat melihatnya.

Singkat cerita, setelah berbasa-basi sebentar dengan keluarganya, aku memutuskan untuk duduk sebentar ditempat duduk yang telah dipersiapkan di rumah duka itu bagi para pelayatnya.

Aku melihat bapak-bapak duduk sendirian dengan sedih di deretan bangku seberang, Aku berpikir kalau dia adalah salah satu pelayat dari ruangan diseberang itu. Meskipun anehnya pelayat yang datang sangat sepi, dan hanya terdiri dari beberapa orang termasuk seorang pastor yang baru saja keluar, sepertinya baru saja selesai mendoakan orang meninggal di ruangan seberang itu.

Aku melihat bapak yang terlihat sedih itu, dan dia menyadari aku melihatnya karena dia mengangkat wajahnya dan menatapku juga, kemudian tersenyum sedih.

Bapak itu terlihat sangat sedih dan kesepian, mungkin yang meninggal adalah saudara atau keluarga dekat beliau, begitu pikirku.

Kemudian aku melakukan hal yang aku anggap seharusnya dilakukan. Aku berdiri dan duduk disebelah bapak itu. Aku bertanya kepadanya ada apa pak? Siapa yang meninggal? Kenapa bapak sendirian disini? apa keluarga bapak yang lain ada di dalam?

Bapak itu cerita padaku, kalau orang yang meninggal itu adalah orang yang sangat-sangat dekat padanya, yang meninggal karena kecelakaan terjatuh di kamar mandi. Orang yang meninggal itu sudah ditinggalkan keluarganya dulu karena judi, karena itu sekarang walaupun sudah meninggal, keluarganya tidak datang untuk melayat dia, sama sekali tidak seorangpun yang datang dari keluarganya. Dia hanya diurus oleh tetangga-tetangganya di rusun saja, dan mereka semua itu sudah pulang daritadi.

Aku merasakan iba pada orang yang meninggal itu. Bapak itu bertanya padaku kemudian, non, kamu mau menemani bapak ini? Jadi teman dari orang yang meninggal itu? Kasihan kan dia sangat kesepian? Katanya. 

Yaah, aku mengiyakan saja, menurutku itu hal yang seharusnya aku lakukan. Bapak itu kemudian menggandeng tanganku untuk masuk ke ruangan orang meninggal itu. Tangan bapak itu sangat dingin, dan ruangan orang meninggal itu sangat gelap, aneh sekali seperti tidak ada orang disana, seperti ruangan kosong saja.

Entah mengapa jantungku berdebar-debar, dan bulu kudukku tiba-tiba menegak. Aku mulai merasa kalau masuk kedalam bukan hal yang tepat.

Tiba-tiba seseorang memanggilku “Lis, jangan masuk kesana”. Aku buru-buru menoleh, aku yakin itu suara dari Mel.

Iya, aku tau hal itu tidak mungkin karena dia sudah meninggal. 
Tapi karena panggilan dia, aku menoleh kebelakang. Tiba-tiba aku melihat Cindy dan Vivi yang sedang celingukan. Vivi melihat aku dan berteriak “nah itu dia orangnya!”

Kedua gadis itu lari-lari mendekati aku, Cindy yang terlihat bete sedangkan Vivi bertanya darimana saja sih aku, mereka mencariku kemana-mana dari toilet dan diparkiran tapi tidak ketemu.

Aku bilang, aku baru saja diajak melayat orang yang meninggal disini. Vivi bertanya “memangnya kamu kenal?” aku bilang aku tidak kenal, tapi ada bapak-bapak teman orang ini yang minta tolong padaku karena pelayatnya terlalu sepi untuk temannya yang meninggal. 

Aku melihat kebelakang sambil menjelaskan ke mereka. Tapi aku lihat, ruangan itu menyala terang, seperti ruangan lainnya di rumah duka ini yang sedang dipergunakan. Didalamnya aku melihat peti mati hitam besar yang sudah ditutup. Kemudian aku melihat foto di samping peti itu.

Dan langsung aku merasakan darahku seperti tidak mencapai mukaku.

Foto itu adalah foto si bapak yang duduk tadi.

NB : SAYA TIDAK MEMAKSA ANDA UNTUK PERCAYA, JIKA KALIAN MENGAGGAP INI KARANGAN BELAKA MAKA ITU HAK ANDA, JIKA KALIAN MENGAGGAP INI NYATA ITU TERSERAH KALIAN.

SEKALI LAGI, JIKA ANDA TIDAK PERCAYA, MAKA ITU TERSERAH KALIAN, SEENGAKNYA KALAU ANDA TIDAK MENYUKAI CERITA INI, MAKA LEBIH BAIK ANDA JANGAN LANJUT MEMBACA.

HARGAI AUTHOR 🙂 BISA JADI PERKATAAN KALIAN

[Horror] Diary - TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang