16. 3 ANAK LAUREN KEMBALI

400 39 2
                                    

22 April 2011

Diary, sepertinya sudah lama sekali aku tidak menuliskan tentang 'mereka' di lembaranmu ya?

Setelah hampir sebulan rasanya tidak ada sesuatu yang cukup besar yang terjadi karena 'mereka' yang cukup untuk membuatku menuliskannya di lembaranmu.

Sampai hari ini...

Cerita yang akan kuceritakan ini masih sedikit mengguncangku, jadi maafkan aku ya Diary kalau aku tidak menggambarkannya dengan baik. Tapi aku berusaha untuk bisa menceritakan semua detailnya padamu.

Aku sudah cerita padamu kan? Kalau hari ini aku menengok salah seorang temanku yang sedang terbaring di rumah sakit karena sakit parah?

Iya, temanku R**** sedang berjuang mengalahkan kanker yang sedang menggerogoti tubuhnya.

Dia adalah salah satu teman baikku dan Cindy.

Pria penakut yang baik hati, yang langsung akan melarikan diri setelah mengetahui kalau sedang ada 'mereka' di dekat aku atau Cindy.

Sebenarnya aku sudah sangat enggan untuk pergi ke rumah sakit xxxxx xxxxx setelah pengalaman dengan arwah anak-anak Lauren yang tidak pernah dilahirkan itu.

Tapi bagaimanapun R**** adalah teman yang sangat baik. Cindy juga berpikir demikian. Karena itulah kami menahan keengganan kami dan pergi ke rumah sakit itu.

Seperti biasa, aku menumpang di mobil Cindy.

Sesampainya kami di rumah sakit itu, tidak perlu waktu lama sebelum kami didatangi oleh 'mereka'.

Segera setelah mobil selesai diparkir, kami berdua merasakan hawa yang sangat dingin datang dari kursi belakang mobil Cindy.

"Kakak datang main?"

"Kakak datang main?"

"Kakak datang main?"

Duduk di kursi belakang, ketiga arwah anak-anak Lauren yang meninggal sebelum dilahirkan menyapa kami.

Aku menatap wajah Cindy dan bisa menangkap pertanyaan dibaliknya "Bagaimana mungkin mereka masih ada di sini?"

Pertanyaan itu juga timbul pada diriku. Setahuku Cindy telah mengatakan pada Lauren perihal arwah anak-anak kecil itu.

Tapi di sinilah mereka, di jok belakang mobil Cindy menyapa kami dengan senyuman mereka.

Cindy berbalik ke arah mereka dan berkata dengan wajah iba "Tidak, kakak datang untuk menjemput teman kakak, dia sedang sakit"

Ketiga arwah anak kecil itu saling celingukan melihat satu sama lainnya. Kemudian berkata lagi bergantian.

"Tidak boleh.."

"Tidak boleh.."

"Tidak boleh.."

Gantian kini diriku dan Cindy yang saling berpandangan heran karena jawaban dari anak-anak itu..

"Tidak boleh apa?" tanya Cindy dengan lembut.

Ketiganya saling berpandangan, kemudian wajah mereka berubah menjadi wajah ketakutan.

"Si Hitam jahat.." kata yang satunya.

"Si Nenek menakutkan.." sambung yang satunya.

"Si Merah suka mencekik.." sambung anak yang terakhir.

Aku dan Cindy saling berpandangan ngeri. Sebelum kami sempat menanyakan apa maksudnya ketiga anak kecil itu sudah menghilang dari jok belakang.

Menahan perasaan tidak enak yang kami berdua rasakan, kami memutuskan untuk segera pergi menemui Randy di kamarnya dan pulang sesegera mungkin.

[Horror] Diary - TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang