QUOTE

524 40 0
                                    

WARNING!! Harap dibaca dulu sebelum lanjut.

Cerita kali ini adalah cerita yang paling misterius dan lebih 'berbahaya' ketimbang cerita 'wanita' itu.

Yang jadi masalah di cerita ini, kata kuncinya adalah Nama

Yaitu "nama" dari 'mahluk' yang diceritakan di cerita ini. Dan gangguan dari sang pemilik nama juga sudah saya rasakan setelah selesai membaca hasil Scan dari Diary yang asli dari Elisa.

Gangguan-gangguan yang muncul saya ceritakan pada Elisa dan membuat kami urung untuk mempublikasikan cerita ini. 

Namun, setelah kami diskusi, cerita akan tetap kami publikasikan, tapi Nama dari 'mahluk' itu akan kami samarkan dalam cerita ini. KarenaNama yang dimaksud bukanlah nama yang familiar. Tapi bisa jadi menjadi "Nama" khusus buat 'mahluk' itu. Hal ini kami lakukan untuk melindungi pembaca.

Tapi, jujur kami belum tau apakah hal ini berhasil.

Mohon kabari saya secepatnya apabila 'dia' juga mengganggu anda. 

Apabila sudah positif dengan menyamarkan nama si 'mahluk' membuat 'dia' tidak mengganggu agan-agan, baru saya akan post part ke-2 keesokan harinya.

Mohon maaf sebelumnya

Note : apabila ada yang kurang yakin atau takut, mungkin sebaiknya jangan membaca part ini. Terimakasih.
Note 2 : Mohon maaf kalau misalkan saya belum bisa balas satu2 post dari agan2, soalnya gangguan belum selesai dan saya belum tidur dari semalam.

SI NENEK DAN CUCUNYA 1

7 Maret 2011

Halo diary… aduh aku kangen sekali padamu…

Dua hari kita tidak bertemu..

Aku sudah tidak sabar untuk cerita pengalaman selama dua hari kemarin aku pergi. Kamu tidak keberatan kan? Aku perlu membagi cerita ini atau aku bisa sangat stress…

Jadi, seperti yang aku sudah tuliskan tiga hari lalu, aku dan kawan-kawan kan pergi ke ke villa **** ********* (disensor untuk menghindari tuntutan pencemaran nama baik)

Villa itu sendiri sih seperti cottege pada umumnya. Beraksen seakan terbuat kayu-kayu dan terkesan romantic karena penerangan sedikit remang.

Dibagian belakang villa terdapat jalan setapak dengan pepohonan rindang, beberapa ranting pohon bahkan menutupi sebagian dari jendela-jendela yang menghadap belakang.

Sedangkan bagian depannya langsung berhadapan dengan laut. Yah, tidak langsung sih, tapi setidaknya masih kelihatan lah lautnya.

Seperti biasa mahasiswa, begitu datang kita hanya melempar barang-barang bawaan dan segera pergi bermain. Sampai dengan malam harinya.

Tidak ada yang terjadi pada saat siang sampai dengan malam hari pertama.

Sampai dengan tengah malam kami masih bangun untuk bermain kartu di ruangan tengah villa kami. Aku dan cewek2 lain tidur di lantai 1, sedangkan para cowok tidur di lantai 2. Supaya tidak terjadi khilaf diantara kami tentunya, hehe..

Tapi tidak ada satupun dari kami yang berniat tidur di hari pertama ini. 

Setelah bosan bermain kartu, Bobby mengajak kami untuk bercerita seram agar lebih menghidupkan suasana.

[Horror] Diary - TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang