39. (+) KUTUKAN BARU

248 25 2
                                    

Seketika itu aku kembali ke dunia 'nyata'....

“Hei…” panggil sebuah suara lembut dari sisiku “Kamu nggak apa Lis?” kata suara itu lagi.

Aku menengok dan menyadari kalau Ayano sedang setengah memelukku “Kamu nangis dan histeris sambil tidur Lis…” jelasnya padaku.

“Hmm…. Kamu mimpi soal.. Robert? Kalau nggak salah denger ya..” katanya lagi sementara aku hanya memandanginya dalam diam.

“Lis? Kamu kenapa?” tanyanya lagi sambil sebelah tangannya menyeka air mataku dengan jempolnya dengan lembut di pipiku.

Dan itulah saat tangisku kembali meledak.

Dalam tangisanku aku menceritakan apa yang kulihat dalam mimpi. Meskipun setelah kuingat-ingat sepertinya aku tidak menceritakannya dengan baik karena diselingi oleh tangisanku yang cenderung histeris saat itu.

Tapi Ayano tidak berkomentar apa-apa dan hanya memelukku sambil menepuk-nepuk punggungku lembut.

Kemudian aku melakukan hal yang masih kusesali sampai sekarang.

Dalam tangisan histerisku, perutku terasa sangat mual…

Dan aku memuntahkan semuanya di dada Ayano. 

Aku menyadari kekacauan yang kubuat setelah melihat wajah dan tubuh Ayano kotor karena muntahanku. 

“Maaf…” kataku sambil masih terisak.

Ayano hanya tersenyum. “Ayo, kita bersihkan dulu kamunya, nanti kamu masuk angin” katanya lembut. 

Mendapat perlakukan seperti itu, yang bisa kulakukan hanyalah menangis lagi. Sampai akhirnya Ayano menggendongku dan membawaku ke kamar mandi. 

“Lisa, bersihkan dulu kamu ya, bisa kan? Supaya kamu nggak masuk angin” bujuknya.

Tapi aku tetap saja menangis dengan keras. “Maaf… maaf ko…” kataku diseling tangisanku.

“Lisa, lihat koko…” panggilnya.

“Koko nggak apa, gak usah dipikirin. Tapi kamu harus bersihin diri dan ganti baju, nanti masuk angin…”

Dan entah setan apa yang merasuk ke diriku saat itu yang membuat aku berkata “Aku nggak bisa mandi sendiri…” kataku.

Jujur, aku benar-benar tidak tau apa yang kupikirkan saat itu. Tapi itu belum hal yang paling gila yang kulakukan malam itu.

Tapi biar kulanjutkan dulu..

Ayano menatapku dengan kaget. Tapi otakku tidak bekerja dengan baik karena aku malah berkata “Please ko…” pintaku.

Aku melihat ekspresi Ayano seperti bingung harus berbuat apa. Tapi kemudian dia berkata “Kalau gitu, kamu berbaliklah ke sana, dan tutupi tubuh kamu dengan handuk ini ya” katanya sambil menyerahkan handuknya yang biasa digunakannya apabila terpaksa menginap di tempatku.

Aku mengangguk dan membalikkan badanku.

“Koko buka baju kamu ya…” katanya.

Dan kemudian Ayano benar-benar membantuku membuka baju dan braku. Entah mengapa rasa malu sama sekali tidak terpikir olehku saat itu. 

“Lis.. kamu buka celana kamu sendiri ya, celana dalam nggak usah dibuka” katanya. Aku menatapnya dan…. Memandangnya dengan ekspresi bingung. Benar, aku ingat sekali kebodohanku saat itu sampai kalau aku bisa mengubah masa lalu mungkin aku akan mengubah hal yang kulakukan waktu itu.

“Err… jangan Lis, nggak usah dibuka, nanti kamu ganti aja sama yang bersih kalau udah selesai..” katanya.

Aku menurut. 

Jadi aku tidak mengenakan apapun kecuali celana dalam dan menutupi bagian depan tubuhku dengan handuk. 

“Koko tuang airnya ya..” katanya. 

Aku mengangguk.

Rasa air yang dingin membuatku gemetar ketika menyentuh punggungku, perlahan aku merasakan air turun dari bahuku dan aku menjauhkan handuk dari tubuhku.

“Kamu ngapain Lis?” tanya Ayano, suaranya terdengar kaget.

“Nanti handuknya basah dong” kataku.

“Nggak apa basah, nanti kamu ganti aja sama handuk kering kamu” katanya.

“Nggak usah” kataku sambil menggeleng dan tidak mengatakan apapun lagi.

Ayano juga tidak mengatakan apapun, dan kemudian aku merasakan aliran air dingin kembali menyentuh kulitku.

Kepalaku menjadi jauh lebih jernih seiring dengan aliran air yang menyentuh tubuhku.

“Sudah Lis.. kamu pakai keringin badan kamu terus pakai kimono mandi ya, koko keluar sebentar cariin baju buat kamu pake” katanya.

“Jangan lama-lama” balasku.

Ketika kudengar dia sudah keluar dari kamar mandi, aku berbalik dan menggapai kimono mandiku ketika aku menyadari sesuatu yang mengakibatkan mukaku merasa terbakar.

Cermin besar!!

Di sebelah kananku ternyata terdapat cermin besar separuh badan. 

Astaga!! Jadi kalau Ayano mau dia bisa dengan jelas melihat tubuh telanjangku tadi!!

Pantas saja dia menyuruhku tetap menutupi bagian depan tubuhku dengan handuk.

Astaga!!!

Aku malu sekali tapi aku tetap memakai kimono mandiku. 

“Lis… kamu udah selesai?” tanya Ayano dari luar.

“Sudah..” jawabku.

“Err… kamu cari baju sendiri ya… koko nggak bisa pilihin…. Err… dalamannya” katanya tergagap.

Astaga sekali lagi!!!

Dengan muka terasa terbakar, aku keluar dari kamar mandi, melewati Ayano dan masuk ke kamarku dan mengenakan baju sialan itu dengan cepat. Astaga apa sih yang terjadi padaku.

Namun rasa malu itu hilang beberapa saat setelah aku kembali teringat pada ‘mimpi’ku. Terutama yang terakhir.

Sekali lagi aku merasa sepertinya sesuatu dari dalam diriku seperti remuk redam.

Aku keluar dari kamarku dan Ayano sudah berada di depan, menungguku. Aku melihat dia sudah mengganti bajunya dengan salah satu kemeja yang sengaja dia tinggalkan di tempatku.

“Ya sudah, kamu tidur ya..” kata Ayano. “Koko akan jaga diluar..”

Dan, aku.menarik.lengan.baju.Ayano. Dan berkata “Temenin aku tidur” 

Oh.ya.Tuhan!!! apa yang waktu itu aku lakukan….

Ayano juga terlihat bingung mendengarku. Tapi aku masih bersikeras….

Ayano mendesah namun memberikan senyuman padaku “Ya sudah… tidurlah…” katanya.

Dan malam itu dia tidur menemani aku. 

Tidak selesai sampai di sana….. aku.bahkan.mengatakan.hal.paling.membuatku.malu.kemudian “Ko… pokoknya koko nggak boleh pergi… nggak boleh jauh-jauh… nggak boleh menghilang” kataku.

“Hah?” Ayano menatapku heran, ekspresinya mempelajari wajahku sebentar. Kemudian mengatakan “Iya, tenang aja” jawabnya.

“Janji?”

“Iya, koko janji”

“Pasti?”

“Iya, Pasti” 

Setelah itu aku baru tidur dengan.memeluk.lengan.Ayano (astaga…. apa yang sudah kulakukan!?)

Dan itulah yang terjadi…..

Sehingga keesokan harinya aku bangun dan menyesali perbuatanku kemarin malam ketika melihat Ayano sedang tidur bersandar pada kepalanya di pinggir tempat tidurku.

Meskipun begitu, aku tetap harus ditemani oleh Ayano sepanjang malam dan setiap hari, sampai akhirnya aku memutuskan untuk mencari nenek Elly untuk menanyakan hal ini…..

[Horror] Diary - TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang