45. MAHLUK DI JENDELA

257 24 0
                                    

Xx Oktober 2016

Aku baru saja pindah ke apartement ini dan aku sudah didatangi oleh ‘mereka’. Meskipun aku tidak menyesal untuk bisa pindah lebih dekat dengan Ayano.

Tapi ‘sambutan hangat’ ini sejujurnya tidak kuduga sebelumnya.

Sialnya… Ayano masih belum pulang dari Bandung malam ini…

Sepertinya aku akan mencoba bersabar semalaman mendengar suara garukan yang mengganggu dari luar itu…

Awalnya ini semua terjadi sekitar jam 6 sore tadi. Setelah semua barang-barangku telah sampai di apartement. Setelah selesai mandi dan membuat secangkir coklat. Aku bermaksud untuk membaca buku sambil duduk di sisi jendela besar yang langsung berseberangan dengan jalanan yang diterangi oleh lampu-lampu di sana-sini.

Aku sedang membaca buku dengan asyik ketika dari sudut mataku aku melihat sesuatu sedang bergerak di gedung yang berada berseberangan dari apartementku.

Benar Diary… karena reflek, aku melihat ke ‘sesuatu’ itu dan mendapati sesuatu yang cukup besar sedang merayap di dinding gedung di seberangku.

Aku mengambil handphoneku dan memfokuskan kamera ponselku itu untuk dapat melihat ‘sesuatu’ itu dengan lebih jelas.

‘Sesuatu’ itu sepertinya memakai kain abu-abu atau semacamnya ketika kulihat dari jauh, karena pakaiannya terlihat berkibar-kibar. Tangan dan kaki ‘mahluk’ itu lebih panjang dari manusia biasa, malah mirip seperti laba-laba, aku tidak bisa melihat lebih jelas lagi karena batas zoom kamera handphoneku yang sudah mencapai batas maksimalnya.

Aku memperhatikan ‘sesuatu’ itu dengan keheranan seraya ‘mahluk’ apapun itu sedang merayap menaiki gedung yang cukup tinggi itu.

Kemudian ‘sesuatu’ itu berhenti… benar-benar berhenti dan sama sekali tidak bergerak.

Dan ‘sesuatu’ itu bergelantungan dengan satu tangan dan aku melihatnya seperti memutar tubuhnya kemudian merayap terbalik dengan punggungnya yang menempel pada sisi gedung. 

‘Mahluk’ itu merayap naik dengan punggungnya menempel pada sisi gedung. 

Dan kemudian ‘mahluk’ itu jatuh…

Atau melompat turun…

Entahlah..

Yang pasti tubuh ‘sesuatu mahluk’ entah apa itu meluncur dengan cepat ke dasar tanah dan menghilang tertutup deretan rumah dan bangunan yang seperti menelan tubuhnya.

Aku masih sedikit tercengang melihat pemandangan aneh itu. Namun tidak lama kemudian, aku kembali mencoba meneruskan untuk membaca buku yang entah mengapa seperti kehilangan rasa menariknya. Pemandangan yang baru saja berlangsung di depan mataku lebih membuatku penasaran dari buku yang kubaca.

Karena itulah aku melakukan kesalahan dengan membuka kaca jendelaku dan melihat ke bawah.

Aku hanya bermaksud untuk mencari angin sejenak ketika aku mendengar suara dari bawah.

‘srekk..srekk..srekk…’

Secara reflek aku melihat ke bawah dan mendapati ‘mahluk’ yang sedang merangkak naik di gedung apartementku.

“Ahh!!” teriakku kaget karena melihat sosok ‘mahluk’ itu dengan jelas ketika ‘mahluk’ itu sudah berada beberapa lantai di bawahku.

Benda yang kukira adalah baju abu-abu ‘mahluk’ itu ternyata adalah rambut yang sangat-sangat panjang dan lebat yang berkibar-kibar menutupi tubuh mahluk itu.

‘Mahluk’ itu berwajah merah, dengan gigi berbaris rapi seperti gigi ikan hiu, namun dengan dua gigi taring yang mencuat besar dari bibir bawah mahluk itu sehingga membuat mulutnya tidak bisa menutup rapat, hidungnya besar dan bulat, seperti hidung manusia pada umumnya kecuali adanya belahan lubang besar dari pangkal sampai ke ujung hidungnya yang membelah dua persis hidung ‘mahluk’ itu. Namun, yang paling mengerikan adalah mata mahluk itu yang membulat besar dan tidak memiliki kelopak mata. Pupil ‘mahluk’ itu juga berbentuk bulat dengan urat-urat merah yang memenuhi bagian putih dari mata ‘mahluk’ itu, menjadikannya berwajah murka.

[Horror] Diary - TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang