26. ROBERT

321 40 2
                                    


Ringkasan cerita sebelum tanggal 20 September 2011:

Aku dan Robert (dan Kiki) pergi ke kampungku lagi untuk bertemu dengan nenek Eli.

Kami bertemu nenek Eli dan diberikan informasi Identitas asli dari si ‘dewa jahat’ yang sebenarnya (Cukup mengejutkan juga).

Nenek Eli memberikan padaku lonceng yang diikat dengan bentuk segitiga. Katanya lonceng itu adalah lonceng pelindung.

Nenek Eli berhasil ‘menyucikan’ roh Kiki, Kiki naik ke surga dengan ‘dijemput’ oleh arwah kedua orang-tua Robert.

Robert menembakku, dan akhirnya kamipun jadian. 

Robert beberapa kali mengatakan kalau ada sesuatu yang mengganggunya. Tidak termasuk ‘wanita’ dress putih yang memang beberapa kali mengganggu dia. Tapi ‘sesuatu’ yang lain. 

Selama bersama Robert, setidaknya aku tidak begitu diganggu oleh ‘mereka’, sebagai gantinya Robert seakan memancing ‘mereka’ untuk datang kepadanya, menggantikan aku. Robert menjaga aku dengan baik. 

Nenek Eli pernah mengatakan, kalau aura Robert sudah dikotori oleh aura lain yang sangat kuat, bahkan diluar kemampuan nenek Eli untuk bisa membersihkannya. Sebagai tambahan, Piyak sangat tidak mau berada di dekat-dekat Robert entah mengapa.

Kemarin (sebelum catatan yang akan di share ini) Robert pergi untuk mendaki gunung. Sebenarnya sebelumnya aku sudah melarangnya untuk pergi karena firasat buruk. Tapi dia tetap memaksa pergi. Dan baru saja kemarin sore aku mendengar kabar dari rekan satu team panjat gunung Robert kalau dia menghilang dengan dua orang seregunya.

20 September 2011

Yang kuingat pada hari ini adalah, seharian aku sangat khawatir dengan keberadaan Robert. Team pencari mengatakan kalau kabut sudah sangat tebal sehingga pencarian baru bisa dilakukan lagi setelah kabut agak turun.

Siang hari, kabut mulai agak turun, sehingga team pencari mulai mencari kembali keberadaan dari Robert dan kawan-kawannya.

Aku merasakan firasat burukku semakin menjadi ketika team pencari mengatakan menemukan jejak Robert dan kawan-kawannya di tengah hutan, bergerak menjauh dari titik keluar hutan.

Aku ingat kalau seharian aku tidak henti-hentinya berdoa untuk keselamatan Robert.

Akhirnya, Aku memutuskan untuk pergi menyusul Robert untuk ke gunung itu. Apapun yang terjadi.

Dengan mengikuti impuls keputusan itu, segera sore aku sudah bersiap di bandara untuk terbang ke kota itu.

Pada saat itu, team pencari mengatakan kalau mereka terpaksa menghentikan kembali pencarian karena kabut naik dengan sangat cepat lagi. Mereka menyatakan sudah melakukan penyisiran juga dengan menggunakan bantuan penduduk asli di sekitar hutan itu.

Akhirnya pada saat sore menjelang malam ketika aku mendarat di kota itu, aku kembali mendapatkan kabar kalau pencarian tidak akan dilanjutkan sampai esok paginya.

Aku segera menaiki kendaraan travel bersama dengan Cindy dan Andy, kakak dari Cindy yang menemaniku dalam perjalanan ini dan segera bertolak dari bandara menuju site pendakian gunung itu.

Saat subuh, aku mendapatkan mimpi kalau Robert mengatakan padaku semuanya akan baik-baik saja. Dan dia akan kembali padaku dan tidak pernah akan pergi lagi dariku.

Aku terbangun dengan penuh keringat, perasaanku saat itu bagaikan sesuatu di rongga dadaku terasa kosong dan dingin. Seakan sesuatu yang ada di dalamnya diambil daripadaku.

Tapi waktu itu aku berpikir kalau hal itu adalah bentuk dari kekhawatiranku yang berlebihan saja.

Kami sampai di site itu sekitar jam 4 subuh.

[Horror] Diary - TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang