41. IBLIS 2 - SI PEMILIK MATA

263 27 0
                                    

Terlepas dari keengganan Ayano untuk membicarakannya denganku. Tapi aku mengetahui perihal bahwa semenjak terlibat dalam duniaku. Maksudnya berhubungan dengan ‘mereka’, Ayano mulai membaca-baca dan mengumpulkan banyak sekali artikel mengenai ‘mereka’. 

Aku tidak pernah membaca catatan itu, dan Ayano-pun tidak pernah membuatku membacanya. Dia sangat mengetahui kalau aku tidak terlalu suka mengetahui mengenai ‘mereka’ lebih banyak. Dan Ayano sendiri sudah mengatakan kalau sebaiknya aku tidak membaca catatan-catatan itu karena beresiko.

Ayano mengatakan, meskipun ada beberapa catatan yang sepertinya fiksi atau palsu, tapi banyak juga yang menurutnya adalah catatan asli. Dan beberapa catatan itu dalam Bahasa inggris.

Dan Ayano pernah memperlihatkan padaku sekilas salah satu catatan yang katanya berisi mantra pemanggilan yang diberikan kepadanya dari salah seorang anggota forum yang memang menyediakan informasi seperti itu. Kami tidak mengerti isi catatan itu sebenarnya, tapi anggota forum itu menunjukkan salah satu ayat pada catatan berbentuk kitab itu, dan memberikan terjemahannya pada Ayano dalam bentuk alphabet agar dapat dibaca. Namun Ayano tidak pernah membacanya karena curiga kalau itu adalah ayat yang dipergunakan untuk memanggil ‘mereka’ atau semacamnya.

Aku mengingat hal itu karena Ayano pernah menceritakan soal itu kepadaku.

Dan pada waktu itu, entah apa yang kupikirkan. Tapi aku rasa, kemarahan sudah terlalu menguasai diriku sehingga aku terpikirkan hal yang sangat bodoh itu.

Aku akan mencari catatan itu. Sepertinya aku mengetahui di mana Ayano menyimpannya di apartementnya.

Setelah menyerahkan giliran menjaga Ayano kepada Desy, gadis yang merupakan temanku dan Ayano sekaligus merupakan mantan dari Ayano (mungkin beberapa dari pembaca mengetahui siapa gadis ini), aku pulang dengan dalih ingin mandi dan berganti baju terlebih dahulu.

Tapi alih-alih pulang ke kost, aku berbelok dan pergi ke apartment tempat tinggal Ayano. 

Setelah masuk, dengan segera aku berjalan ke arah ruangan yang dijadikan Ayano sebagai ruangan kerja dan perpustakaannya untuk mencari catatan itu.

Dengan mudah aku mendapatkannya di dalam buku kliping berisikan hasil scan, print dan copy dari berbagai artikel.

Tapi aku mencari kumpulan artikel yang khusus. Dan dengan mudah mendapatkannya. 

Artikel berbentuk kumpulan foto dari semacam kertas kuno. Dan di tengah-tengah lembaran kumpulan foto itu, terdapat lipatan kertas yang disimpan di dalam plastik yang di staples ke lembaran dengan rapi oleh Ayano.

‘Ini dia…’ pikirku.

Aku membuka lembaran itu dengan hati-hati dan dengan rasa takut di hatiku.

Lembaran itu berisikan deretan alphabet, yang aku tidak tau apa artinya dan bagaimana cara membacanya.

Maka aku membacanya dalam lafal yang kutahu dengan membacanya tanpa putus “---------------------“ ucapku membaca deretan huruf itu.

Tidak terjadi apa-apa….

Aku memperhatikan deretan alphabet itu dengan lebih saksama. Tidak ada tanda baca atau apapun. 

Apa cara membacanya dengan cara bahasa inggris? Ah tidak mungkin… deretan kata ini terlalu aneh kalau dibaca dalam bahasa inggris.

“Uhummm!!” gumamku membersihkan tenggorokan “---------------------------------“ kataku membaca deretan huruf itu sekali lagi.

‘BRAKKKK!!!” 

Aku melompat kaget saking terkejutnya. 

Tidak mungkin…

[Horror] Diary - TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang