8. Gak bisa jauh

26.2K 1.3K 3
                                    

Vero bergerak gelisah di atas kasurnya, sudah pukul setengah sembilan malam tapi Kiara tidak kunjung pulang. Jantungnya memompa dengan cepat setiap kali melihat jam dinding vang terpasang di atas pintu kamarnya.

Sangat khawatir dan takut Kiara tidak pulang sambil Vero menggenggam erat ponselnya, menahan agar tidak menelepon Kiara sebab egonya yang tinggi.

Hampir setengah jam Vero terdiam diatas kasur sambil menatap jam, tiba tiba pintu kamarnya di ketuk. "Kiara?"

Vero mendadak terduduk lemas ketika melihat yang membuka pintu bukanlah Kiara melainkan Bi Mila yang entah kenapa belum pulangi ke rumahnya.

"Kenapa bi?" tanya Vero.

"Non Kiara kirim pesan ke Bibi," Bi Mila menunjukkan ponselnya kepada Vero, memperlihatkan pesan yang dikirim oleh Kiara.

Tatapan Vero bergetar membacanya, apa apaan ini? Kenapa malah menyuruh Bi Mila bukannya dia yang pulang?!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tatapan Vero bergetar membacanya, apa apaan ini? Kenapa malah menyuruh Bi Mila bukannya dia yang pulang?!

"Kalau menurut bibi, mendingan mas jemput non Kiara. Minta maaf, bujukin biar pulang atau enggak mas Vero vang tetep disana kalau Non Kiara nggak mau pulang." saran Bi Mila membuat Vero menggigit bibir bawahnya, ragu.

"Yaudan bibi kaluar dulu, biar aku ganti baju." ujar Vero yang langsang dituruti Bi Mila.

Setelah Bi Mila keluar, Vero langsung meraih ponselnya membuka kontak Kiara mengiriminya pesan.

Beberapa kali menghela napas karena tidak mendapat jawaban pasti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa kali menghela napas karena tidak mendapat jawaban pasti. Namun begitu Kiara mengiriminya foto dengan cepat ia memakai jaketnya lalu menggapai kunci mobilnya.

Mobilnya melaju cepat menuju ke apartemennya yang agak jauh dari rumah. Matanya bergetar.

la kapok bertengkar dengan Kiara. Rasanya sakit dan tak baik untuk mentalnya. Kiara pusat hidupnya, ia tidak bisa tanpa wanita itu.

Hampir setengah jam akhirnya mobil Vero terparkir di basement gedung apartemen berlantai 25 itu. Langkahnya besar-besar memasuki gedung tinggi yang sudah jarang ia datangi tersebut.

Jantungnya berdegup kencang begitu menekan tombol lift. Suara denting dari lift membuat Vero sedikit terkejut, matanya menatap angka yang menunjukkan dimana apartemennya berada.

Vero menekan jari jempolnya di pintu dan pintu pun terbuka. Matanya lengsung menelusari seisi ruangan itu. "Kiara."

Pemilik nama yang disebut itu muncul dari balik pintu kamar yang perlahan terbuka.

Senyumnya terukir dengan tulus. Tanparagu wanita itu merentangkan lengannya, membiarkan Vero datang dan memeluknya erat.

"Salah aku, aku yang salah malah aku yang kasar. Aku yang childish gangerti perasaan kamu. Gak akan ngulangin lagi" Kiara tersenyum sambil mengusap punggung Vero.

"Kamu kenapa bilang gak mau pulang ? Aku kan masih sakit. Harusnya kamu jagain aku." Kiara mengangguk. "Aku tau kamu butuh waktu untuk mikir, dan aku lebih tau kalo kamu gak bisa jauh dari aku." Vero tersenyum dan membiarkan Kiara menghapus jejak air matanya.

"Sayang aku."

><
My Spoiled Husband

My Spoiled Husband [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang