26. Mabuk

17.5K 918 26
                                    

Vero menatap nanar foto pernikahannya yang terpajang di ruang keluarga. Matanya sudah memerah dan wajahnya terlihat benar-benar letih. Pria itu sudah mabuk. Menghabiskan berbotol-botol bir yang disimpan setelah gagal menemukan istrinya.

Tak habis pikir kenapa ia bisa sebodoh ini.

"Halo?" panggilan ke sekian kalinya ia tujukan ke orang-orang terdekat Kiara. Masih berharap kalau Kiara tidak benar-benar pergi jauh. 'Kenapa? Ganggu aja lu.' suara Alvin, kakak kandung Kiara terdengar. "Liat Kiara gak bang?"

Alvin berdecak, 'Lo kalo ribut sama adek gue ya usaha sendiri lah. Ogah gue nengahin lo berdua mulu.' Belum sempat membalas ucapan Alvin, pria itu sudah keburu memuntahkan isi perutnya lalu pingsan diatas sofa.

'Woy! Ngapa lo? Mil? Milano!!'

Kiara menggenggam jemari Chelsea erat-erat begitu tiba di depan rumah modern di tengah kota Amsterdam itu. Ya, ia pergi jauh sampai Belanda dengan tujuan menenangkan diri disana. Ah jangan lupa ia juga membawa Chelsea untuk menemaninya.

"Aunty? Nanti Uncle Vero datang terlambat ya?" Kiara hanya mengangguk berusaha mengaminkan ucapan Chelsea. Tentu saja dalam lubuk hatinya yang terdalam ia ingin Vero datang dan menjemputnya, tapi untuk saat ini ia belum mau bertemu pria brengsek itu setelah mengingat ucapan Bi Mila.

Keduanya masuk kedalam rumah itu dengan semangat. Mengelilingi rumah sambil bergandengan tangan. "Chelsea lebih suka rumah ini atau rumah Uncle Vero?" tanya Kiara ketika mereka sudah duduk di pinggir kolam renang. "Dua duanya suka, tapi lebih suka kalau ada Uncle Vero." jawab bocah itu dengan lugunya. Kiara terkekeh lalu mengangguk tanda setuju.

"Habis kita beres-beres pakaian, kita jalan-jalan ya. Chelsea pakai baju yang cantik oke?" Chelsea mengangguk semangat dan langsung berlari masuk.

>>

Melihat Chelsea tertawa di tengah kerumunan burung merpati itu membuat Kiara sejenak melupakan Vero. Ia tidak menyesal kalau memang bisa bahagia begini walaupun tanpa Vero. "Aunty lihat ini." pekikan Chelsea menunjukkan ia tengah memberi makan merpati-merpati di sekelilingnya. Kiara dibuat kembali tersenyum ketika bocah itu menghampirinya. "Haus Aunty."

"Mau minum apa? Ayo kita beli." Kiara langsung menuntuk Chelsea menuju sebuah minimarket yang terletak tidak jauh dari taman tempat mereka bermain. "Kiara?" Langkah Kiara yang terhenti membuat Chelsea ikut berhenti.

"Kak Rendy?"

"Loh? Lo ngapain disini? Ini siapa?" tanya Rendy menghampiri Chelsea dan merendahkan tubuhnya untuk mengelus puncak kepala bocah itu. "Liburan Kak. Eum, ini ponakan gue." jawab Kiara seadanya. "Berarti ada Milano dong? Mana dia?"

Melihat Kiara yang terdiam membuat Rendy langsung menyadari keadaan yang tengah terjadi. "Lo masih ribut? Terus lo kabur?" tanpa bisa dielakkan Kiara mengangguk. "Ck, ya gak gini lah Ki, selesaiin urusannya dulu baru lo bisa pergi kayak gini. Masa udah dua minggu.."

"Vero selingkuh kak, ngeliat mukanya aja gabisa kak gak kuat." sela Kiara tidak mau Rendy menceramahinya lebih panjang lagi. Dan benar saja Rendy kini menutup mulutnya rapat-rapat.

"Aunty ayo," cepat-cepat Kiara menggandeng kembali tangan Chelsea mencari yang gadis kecil itu inginkan. Sedangkan Rendy benar-benar terdiam di tempatnya tak bisa berkata apa-apa. Ia hanya tidak menyangka kalau Kiara akan mengucapkan kalimat itu. Selingkuh. Hal terberat yang dialami pasangan.

"Kalo lo butuh apa-apa bilang ke gue aja. Nih nomor telepon gue. Gue tinggal sama orang tua gak jauh dari sini, telepon aja kalau ada sesuatu." ujar Rendy setelah mengantar Kiara dan Chelsea dengan mobilnya. Ya, pria itu memang tinggal di Amsterdam dan kembali ke kota kelahirannya itu setelah mengambil cuti.

My Spoiled Husband [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang