17. Jepang

15.9K 857 15
                                    

Sekitar satu minggu setelah pertengkaran itu, kini keduanya sudah baik-baik saja, Kiara memilih  memaafkan Vero dan Vero sudah berhenti menghubungi Angel, yang masih tidak diketahui identitasnya oleh Kiara.

Hari ini adalah keberangkatan Vero dan Kiara menuju Jepang, hadiah honeymoon dari kedua orangtua mereka. "Gak ada yang ketinggalan kan? Kalo udah kita check in sekarang." Ujar Kiara melingkarkan tangannya di lengan Vero. "Enggak ada sayang, kamu udah seratus kali nanyain itu." Sahut Vero setelah mengecup puncak kepala Kiara.
Keduanya masuk ke dalam pesawat dan diarahkan ke Bussiness Class seat yang berada di bagian depan. Setelah duduk Vero langsung menahan lengan pramugari yang tadi mengarahkan mereka.

"Iya? Ada yang bisa saya bantu?" tanya pramugari itu dengan sopan. "Tolong fotoin saya sama istri saya dong kak. Dokumentasi ke orangtua." Ujar Vero membuat Kiara menahan malu di sampingnya. "Oh iya boleh." Pramugari tersebut langsung mengambil ponsel yang Vero sodorkan dan mengambil gambar sepasang suami istri itu.

"Makasih ya kakak cantik." Kiara langsung melotot mendengar ucapan Vero sedangkan si pramugari itu buru-buru pergi menjauh.

Begitu Vero menolehkan kepalanya, yang ia dapati hanya Kiara yang tengah sibuk memainkan ponselnya. "Sayang liat deh fotonya. Bagus kan? Aku post di instagram boleh?" tanya Vero sambil menyandarkan kepalanya di pundak Kiara. "Hmm."

"Kamu ngapain sih sibuk banget?" ujar Vero melirik ponsel Kiara. "Ngechat mami." Jawab Kiara tanpa minat. "Ngomong apa mami?" tanya Vero lagi. "Aku disuruh pulang aja, gak usah ikut kamu." Vero membelalak, "Apaan sih! Mana sini aku yang ngomong sama mami!"

Kiara mendengus, "Lagian kalo aku pulang kan ada kakak cantik tadi yang jagain kamu!" gerutu Kiara. Vero diam-diam tersenyum tapi tetap bersuara dengan serius, "Gak jelas! Aku kenal dia aja enggak."

"Udah ih diem. Berisik banget." Vero akhirnya mengangguk dan memilih untuk diam. Tapi mendadak rasa kepo-nya menggunung ketika melihat Kiara tersenyum sambil menatap ponselnya, tanpa pikir panjang ia merebut paksa ponsel tersebut.

"Vero ngapain ih!"

"Ngapain kamu chat Kak Jordan?" tanya Vero dengan mata memicing menyadari Kiara yang sebenarnya tidak chatting dengan maminya melainkan Jordan, kakak tingkat mereka saat kuliah dulu lebih detailnya yaitu salah satu laki-laki yang di tolak cintanya oleh Kiara.

Kiara berdecak, "Kan dia di Jepang Ver, aku cuman mau ngasih tau dia siapa tau.." "Ah ngeselin kamu!" sela Vero yang mulai merajuk. "Vero siniin hp aku pesawatnya udah mau take off." Vero menggeleng tanda menolak. "Gak! Pokoknya hp kamu aku yang pegang sampe kita di Jepang!"

"Kamu gak suka kan aku deket cowok lain? Nah gitu juga aku sayang! Aku juga gak suka kamu panggil panggil pramugari tadi kakak cantik." Ujar Kiara menatap Vero dalam. Tiba-tiba Vero tersenyum, "Jadi kamu cemburu?" bisik Vero. "For the first time i say, yeah i jealous. Eh No! For the third time."

Mendengar ucapan Kiara senyum Vero semakin lebar, "Kok bisa udah ketiga kalinya?" tanya Vero menatap Kiara dengan penasaran. "First, little rookie. The second one is, the girl that you text a week ago."

Tiba tiba Vero langsug menghujani Kiara dengan ciumannya, "I'm sorry, but you are my first and last. Don't worry queen." Gumam Vero. Kiara terkekeh, "Udah ih jangan nempel-nempel malu kalo ada yang liat." Ujar Kiara. "Gapapa lagian gak bakal inget juga." Tawa Vero menggoda Kiara.

"Sayang kan perjalanannya lama, kita cuddle aja ya." Bisik Vero. Kiara hanya mendengus membiarkan Vero mulai mendusal ke lehernya.

>>

Kiara terbangun setelah hampir setengah jam tertidur, ia menghela napas begitu melihat Vero yang tidur dengan erat memeluknya. "Kak, bisa minta tolong?" panggil Kiara kepada pramugari yang akan melewati seat-nya. "Iya kak ada yang bisa saya bantu?" tanya pramugari tersebut.

"Ini kak, tolong minta selimut satu lagi boleh? Sekalian selimutin juga ya." Ujar Kiara dengan suara pelan agar Vero tidak terbangun. Pramugari tersebut langsung tersenyum dan mengangguk, tangannya membuka laci di bawah seat lalu mengambil selimut berwarna putih dari sana.

"Jujur saya seneng liat mas sama mbak nya mesra banget." Ujar pramugari itu. Kiara hanya tersenyum sekilas lalu mengucap terimakasih setelah pramugari tersebut selesai.

>>

Sudah dua jam Vero tidur dan sudah dua jam pula Kiara menonton drama di layar dihadapannya. Ia tidak mengantuk sama sekali entah kenapa. Menghabiskan waktu dengan memakan camilan yang beberapa kali dibawakan oleh pramugari.

Tak lama Vero bangun dan menatapnya dengan sayu, "Kenapa kamu?" tanya Kiara sambil mengusap rambut Vero. "Aku laper, pengen makan rendang." Jawab Vero dengan suara serak khas bangun tidur. "Sekarang banget ini? Gak mau makan yang lain?" Vero menggeleng kuat.

"Aku mimpiin rendang Bi Mila semalem sayang," ujar Vero membuat Kiara langsung tertawa. "Yakin? Gak mau makan ayam atau beef gitu?" tanya Kiara . "Aku mau nya rendang sayang." kukuh Vero tanpa bisa di ganggu gugat.

Kiara menyerah, toh kalau Ia menolak permintaan Vero, pasti pria itu akan memesan sendiri tanpa persetujuannya. Setelah itu Kiara memesan makanan yang Vero maksud. Sedangkan dirinya merasa belum lapar jadi hanya memesan jus mangga, itu pula dipaksa Vero.

"Sayang, aku pengen ke toilet, anterin." Kiara langsung menggeleng malas. "Ayooo aku udah kebelet ini." Bujuk Vero namun Kiara malah mengabaikannya dan fokus ke drama yang tengah di tontonnya. "Dasar nyebelin!" gerutu Vero.

>>

Sudah 6 jam lebih mereka berada di pesawat. Kiara sih betah-betah saja karena Ia asik menonton drama, makan, minum, lalu tidur. Lah kalau Vero? Ia kan tidak bisa diam. Setelah bangun tidur tadi laki-laki itu jadi fresh dan sama sekali tidak bisa diam.

Berjalan kesana kemari melihat sekeliling seperti belum pernah naik pesawat. Mencoba semua seat yang ada di bussiness class lalu mengintip ke bagian Economy Class. Ya, Ia melakukannya sejak 4 jam yang lalu.

"Vero sini." panggil Kiara. Vero langsung melompat duduk di samping Kiara yang menonton sambil menyelonjorkan kakinya. "Apa?" tanya Vero sambil menopang dagunya. "Kamu ngapain mondar mandir? Aku udah abis 3 Episode tau gak si? Kamu cuma muter-muter doang astaga."

"Aku gak pernah naik pesawat kayak gini soalnya." Bisik Vero. "Maksud kamu?" tanya Kiara yang tidak mengerti maksud Vero. "Aku kan selalu naik pesawatnya Papa, lagian Papa juga selalu larang aku karena takut aku kenapa-napa." Jelas Vero membuat Kiara memutar bola matanya malas. "Emang ya kalau pangeran selalu dimanja."

"Iya dong, tapi karena ada kamu aku dibolehin, tapi nanti pas pulang kita naik pesawat nya Papa." Kiara mengangguk lalu mengusap kepala Vero. "Sejam lagi kita sampe, kamu diem aja sekarang disini, temenin aku nonton."

>>

Mereka keluar dari bandara dengan santainya. Tokyo sudah didepan mata. "Sayang, aku mau beli starbucks dulu." ujar Kiara. Vero mengangguk lalu mengikuti langkah Kiara ke sebuah kedai.

Vero menunggu Kiara diluar karena didalam terlihat cukup ramai. Tentu saja berdiri di depan kedai starbuck itu dengan memakai kacamatanya berpose sok dengan duduk diatas koper besar mereka. Kiara yang sedang mengantre hanya menggelengkan kepalanya.

Tak lama Kiara keluar dari Starbuck sambil memegang dua buah cup frappuccino dengan rasa berbeda. "Buat siapa itu satunya? Aku kan gak suka minuman starbucks." ujar Vero.

Ya, memang begitu faktanya. Vero bukan penikmat starbucks, berbeda dengan Kiara yang saat SMA hampir setiap hari ke starbucks. "Buat yang mau jemput kita." Kiara duduk di depan Vero setelah meletakkan dua buah cup ditangannya ke atas meja.

"Siapa? Kan kita mau naik taxi"

"Liat aja nanti."

><

My Spoiled Husband

vote komen nya dongg 🥺❤️

My Spoiled Husband [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang