Beberapa hari dilewati, entah kenapa Kiara tidak pernah merasa senang sepenuhnya. Tubuhnya jadi mudah lelah dan hanya bisa berjalan-jalan sebentar. Setelahnya ia akan merasa pusing dan lain sebagainya.
"Aunty, Chelsea boleh pinjam handphone sebentar?" tanya Chelsea kepada Kiara yang sedang merebahkan dirinya diatas kasur. "Hm, ambil aja Chels." jawab Kiara seadanya bahkan tanpa melirik sedikitpun kepada bocah itu. "Okey."
Beberapa menit Chelsea keluar dari kamarnya, mendadak Kiara membelalak. Tiba-tiba sekelebat pemikiran muncul diotaknya. -Apakah ia hamil? Itu pertanyaan yang kini terbayang-bayang di kepalanya. "Gak mungkin Kiara, gak mungkin." gumamnya meyakinkan diri sendiri.
"Aunty, Uncle Rendy datang!" pekik Chelsea dari ruang tamu.
Tak mau semakin memikirkan masalah itu, Kiara memutuskan untuk keluar menemui Rendy. Ya mereka memiliki janji untuk pergi jalan-jalan keliling kota jadi Rendy datang berbaik hati memberikan tur gratis.
"Hai." Ucap Kiara setelah melihat Rendy yang sedang duduk di kursi ruang tamu. "Hai, lo sakit? Muka lo pucet banget Ki." Kiara cepat-cepat menggeleng. "Kecapek-an aja kak, Chelsea rewel pengen ketemu Vero terus." Mendengar ucapan Kiara Rendy langsung menghela napasnya, "Kenapa gak pulang aja sih? Gue.."
"Aunty!" pekikan Chelsea menyela ucapan Rendy. Dengan wajah berbinar anak itu muncul dengan ponsel ditangannya. "Kenapa?" sahut Kiara berusaha menerbitkan senyumnya di depan Chelsea.
"Barusan Chelsea telpon Uncle Vero." bagai di sambar petir Kiara melotot, mulutnya menganga dan jemarinya dengan terburu-buru merebut ponselnya dari Chelsea.
Dan benar, ia hafal betul itu nomor Vero. Serta kolom chat yang baru saja berakhir dua menit yang lalu. Pintarnya Chelsea mengirimkan pesan suara berisikan di negara mana mereka berada dan dengan siapa saja ia sekarang. "Chelsea!" tanpa sengaja Kiara membentak Chelsea.
Rendy yang juga terkejut langsung membawa Chelsea ke gendongannya dan berusaha menenangkan gadis kecil yang mulai menangis di pelukannya itu. Kiara hanya bisa menghela napas, pesan yang dikirim sudah tidak bisa di batalkan lagi. Vero juga sudah membacanya sejak awal pesan itu dikirim.
>>
Vero terdiam di atas kasurnya, tidak tau harus bereaksi apa dengan pesan suara yang baru saja ia dengarkan. Itu Chelsea. Sebelum anak itu mengiriminya pesan suara mereka sempat bicara beberapa detik di telpon, namun segera berakhir ketika Chelsea berteriak -"Aunty, Uncle Randy datang." setelah itu Vero langsung mematikan sambungannya.
Otaknya sedang berusaha mencerna. Dan di tambahkan dengan pesan suara itu membuatnya semakin yakin siapa Rendy yang dimaksud oleh Chelsea. "Jadi Kiara bener main belakang sama Rendy?" gumam Vero.
Tapi ia kini akan fokus untuk menemukan istrinya itu, masalah ini ia akan taruh di belakang. Yang terpenting ia harus segera menemui Kiara. Jemarinya bergerak cepat diatas layar ponsel. Memesan tiket pesawat tercepat ke Belanda malam itu juga.
"Bang, Kiara di Amsterdam." ujar Vero yang baru selesai mandi. "Udah tau," sahut Alvin sambil mengunyah makanan di mulutnya. "Kenapa gak bilang?!" balas Vero heboh mengguncang tubuh kakak iparnya itu. "Ya kali gua bilang, gak semudah itu dapetin adek gua yang udah lo sakitin!" Alvin menendang-nendang betis Vero untuk menjauh darinya.
"Pulang lo! Pulang!" usir Vero.
>>
"Dek hati-hati ya, jaga diri. Vero malem ini otw Amsterdam." Ujar Alvin dipanggilang telponnya dengan Kiara setelah ia ada di mobilnya untuk pulang karena diusir oleh Vero dan tentu saja istrinya sendiri heboh menelponnya untuk pulang.
Ucapannya itu membuat panik Kiara yang tadinya santai sambil menyuapi Chelsea. "Gua serius, tapi Vero gak ada back up. Tenang aja, dia gak akan bisa nemuin lo selagi di gak pake orang dari Papa Argen."
>>
Angel menatap kedua orangtuanya dengan wajah masam. Sedari tadi bujukannya tidak berhasil. Ia benar-benar sedang memohon untuk membantunya menemukan Kiara. "Daddy plis! Sekali ini aja, aku gak bisa bilang alasannya. Tapi aku bener-bener minta tolong."
"Gak bisa Angel, kamu Daddy bolehin pulang karena capek liat kamu buat ulah disana. kok malah kesini makin makin sih kamu?" sahut ayah dari Angel itu dengan jengah. "Dad please, aku janji ini terakhir. Aku gak bisa liat Vero sama yang lain." Ujar Angel. "Bukannya Vero udah nikah?" dengan cepat Angel menggeleng. "Enggak belum!"
"Hm, yasudah jangan ribut mendingan kamu keluar biar Daddy yang urus."
Dalam hati Angel tertawa gembira. Hatinya mendadak berbunga. Tanpa diminta dua kali ia segera keluar dari ruangan Daddy-nya itu.
><
My Spoiled Husband
Dear readers, maafkan aku yang selalu telat up. biasa lagi dihantui deadline <3
Jangan lupa vote commentnyaa ✨