Keadaan Vero dan Kiara malam itu tidak baik-baik saja. Keduanya mabuk berat setelah meminum beberapa botol bir dan satu botol wine. Pakaian rapih nan elegan yang tadinya mereka pakai sudah kusut tak karuan.
Vero masih cukup sadar, tapi kepalanya pusing bukan main dan tanpa sengaja mengeluarkan racauan aneh dari mulutnya.
Vero berdiri di pinggir jalan dengan Kiara di punggungnya. Ah tidak, wanita itu sudah pingsan dan Vero tentu saja harus membawanya. "Butuh bantuan?" suara anak kecil masuk ke indra pendengaran Vero. "Uncle tinggal dimana?" tanya anak itu dengan bahasa inggris yang fasih.
"Oh? Aku baik-baik saja, lebih baik kau pulang ke rumah mu." ujar Vero sambil berusaha menghentikan beberapa taksi yang lewat. "Aku tidak punya rumah, Uncle." Vero mengernyit dan langsung memfokuskan atensinya kepada bocah perempuan dengan pakaian yang terlihat mahal itu.
"Tidak usah khawatir, aku menginap ah tidak aku menyelinap di supermarket itu." mendadak kesadaran Vero seperti kembali mendegar ucapan si gadis malang itu.
"Orangtuamu dimana?" tanya Vero yang langsung mendapat gelengan dari si kecil. "Aku ditinggalkan disini oleh ibuku, katanya nanti akan menjemput jadi aku tunggu disini." jawaban itu benar-benar membuat Vero tertegun, dengan cepat jemarinya menggenggam jemari bocah itu lalu menuntunnya bersama Kiara di punggungnya.
"Ayo tinggal dengan Uncle dan Aunty,"
Tanpa banyak protes bocah itu menurut dan menggenggam jemari Vero erat-erat.
>>
Vero menatap Kiara yang sudah terlelap di atas kasur lalu mengecup pelan dahinya. Matanya melirik kearah jam dinding, menunjuk kearah pukul 01.28. Setelah itu matanya kembali bergulir melihat lurus kearah seorang gadis kecil yang duduk di atas sofa, hampir tertidur.
"Siapa namamu?" tanya Vero mendekati anak itu dengan membawa segelas air putih. "Chelsea," jawabnya yang ternyata bernama Chelsea itu. "Oh hai, Chelsea. Aku Vero, salam kenal dan itu yang tertidur istriku." Chelsea hanya mengangguk menerima air mineral yang di berikan oleh Vero.
Vero berdehem, "Ekhem, maaf tapi kau tidur di supermaket itu dari kapan?" tanya Vero lagi. "Dari satu minggu yang lalu." Vero menghela napasnya berat, "Sudah makan?" Chelsea menggeleng. Ah sial, Vero benar-benar tidak bisa menahan emosinya.
"Tunggu disini ya, nanti Uncle bawakan makanan."
>>
Pagi itu Kiara bangun dengan mata sayunya dan rambutnya yang terlihat kacau. Matanya beberapa kali mengerjap dan menatap sekitar. Hingga gulirannya berhenti di arah sofa. Vero tengah duduk dengan seorang anak kecil di pangkuannya.
"Sayang?" Vero langsung menoleh mendengar suara Kiara. "Oh, udah bangun? Itu tadi aku beli sarapan sana makan dulu, aku juga udah siapin air hangat tuh." tidak itu sama sekali tidak menjawab pertanyaan di kepala Kiara.
"Itu siapa?" tanya Kiara berjalan mendekat setelah memakai sandal tidur yang ada di samping kasur. "Halo aunty, aku Chelsea." Kiara membelalak melihat bocah menggemaskan itu. "Nanti aku ceritain, kamu makan aja dulu." Kiara memilih untuk mengangguk dan pergi menuju meja makan yang berada di sisi kiri kamar.
Menatap interaksi Vero dan Chelsea dengan serius. Pertama kalinya melihat Vero selembut itu dengan anak kecil, karena selama ini ia tahu Vero tidak suka anak-anak. Tunggu, tiba-tiba pikirannya menjelajah dengan negatif. Tanpa kata ia mendekati Vero dan menarik kerah kemeja yang dipakai suaminya itu. "Sayang apaan? Kaget aku!" ucap Vero berusaha melepas jemari Kiara yang menggenggamnya erat. "Jangan-jangan dia ini anak kamu ya?! Hah?!" Vero melotot.
Sedangkan Chelsea yang duduk di sofa hanya terdiam menatap bingung kearah dua orang dewasa yang mulai berdebat di hadapannya dengan bahasa yang tidak ia ketahui itu.
Akhirnya setelah hampir setengah jam beradu dengan berbagai kalimat, Kiara kini duduk di hadapan Chelsea dan menatapnya sendu. Merasa sedih setelah mendengar penuturan Vero yang sebenarnya.
"Terus gimana Ver? Mau dibawa kemana dia?" tanya Kiara. Vero menghela napas, "Tadi malem aku udah minta tolong Papa buat ngurusnya, orangtuanya udah dicari dan keterangan data negaranya mereka udah meninggal tapi gatau deh bener apa enggak, dan disitu katanya bukan orangtua kandung. Banyak catatan penipuan gitu di riwayatnya orangtua angkatnya ini."
"Papa juga udah ngurus biar Chelsea kita bawa, aku yang minta." Kiara terdiam melihat mata penuh yakin milik Vero. "Okay, aku ikut aja keputusan kamu."
Hari itu Vero dan Kiara membawa Chelsea bersenang-senang sebelum akhirnya kembali ke Indonesia.
><
My Spoiled Husband