Meeting room siang itu tengah berada di kondisi yang sangat mencekam. Hawa tegang sangat terasa disana. Vero yang biasanya santai dan sedikit bergurau dengan bawahannya kini terlihat mengeraskan rahangnya. Masih menahan segala umpatan yang sudah sedari tadi ingin keluar dari mulutnya.
"Maaf pak, tapi semua sahamnya sudah ditarik oleh Vellas Company." ujar sekretaris Vero dengan sedikit bergetar.
Bagaimana tidak, berita mengenai Vellas Company yang menarik seluruh saham mereka benar-benar mampu mengguncang perusahaan yang sudah di bangun Vero, ya perusahaan Vero sendiri yang tidak ada sangkut pautnya dengan kantor Argen. Perusahaan yang ia bangun sendiri. Isu korupsi yang dilakukan direktur Vellas ternyata benar adanya dan perusahaan milik koleganya itu mendadak menarik saham yang mereka tanam di perusahaanya. Marah? Tentu saja. Mereka menarik saham seenaknya tanpa ada rapat dan alasan yang jelas atau bahkan memberi kompensasi atas masalah ini.
"Pak, para pemegang saham yang lain sudah mengabari jika ingin mengadakan pertemuan. Bagaimana pak?" tanya Rina, sang sekretaris.
"Atur jadwalnya, semua harus hadir jika tidak saya tidak akan datang." Jawab Vero lalu meninggalkan ruangan begitu saja. Langkahnya lebar sekali menuju ruangannya sendiri.
Sesekali ia memijat alisnya karena terasa nyeri. Begitu ia membuka pintu besar berwarna putih itu, matanya langsung menangkap wanita yang tengah duduk diatas kursinya dengan mengusap-usap perut yang terlihat membesar.
"Angel?"
Reflek wanita itu langsung berdiri terburu-buru. "Sorry Ver, aku gak bermaksud duduk disana." ujar Angel kaku.
"Ga-gapapa, kamu..kamu beneran hamil?" tanya Vero langsung tanpa basa-basi ketika keduanya sudah duduk di sofa.
"Iya..sudah 8 bulan, tinggal tunggu beberapa minggu lagi." jawab Angel dengan senyum lebar. Vero ikut tersenyum meskipun awalnya ragu, tidak percaya kalau Angel benar-benar hamil.
Wanita itu berkali-kali lipat semakin cantik dimatanya.
"Aku datang, untuk minta maaf Ver. Sebentar lagi anakku lahir, kalau aku meninggal waktu lahiran seenggaknya dosa yang aku lakuin bisa berkurang. Aku mau nyicil dengan minta maaf ke kamu dan.. Kiara." ucap Angel sambil menunduk.
"Aku sadar aku salah banget selama ini, aku cuma obsesi sama kamu tanpa sadar kalau ada yang ternyata cinta, sayang, dan tulus ke aku. Maafin aku, udah mempengaruhin Kiara. Aku sempet bikin dia ragu ke kamu karena ngaku anak ini anak kamu. Sebenernya enggak, dia.. dia punya ayahnya yang mau bertanggung jawab."
Vero menghela napas, "Seengaknya kamu udah minta maaf, nanti temui Kiara. Dia juga lagi hamil kayak kamu. Aku udah maafin kamu, semua manusia punya kesalahan termasuk aku yang juga buat salah sama Kiara. Kelakuan kita dimasa lalu mungkin gak bisa dimaafin sama Kiara, tapi kita udah usaha ntuk memperbaiki diri."
"Kamu bisa Angel, anak ini dan kamu bakal sehat."
"Kalau boleh tahu, siapa ayahnya?" tanya Vero ragu-ragu.
Angel langsung tersenyum ketika Vero bertanya begitu, matanya langsung berbinar dan dengan semangat mengeluarkan ponselnya.
"Ini Ver, dia calon suami dan ayahnya anak aku." Jawab Angel dengan bahagia, menunjukkan foto seorang laki-laki tengah tersenyum.
Sontak Vero membelalak tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Bagaimana bisa?
><My Spoiled Husband