Bagian 19 : Hati Yang Harus Kau Jaga

36 4 0
                                    

Rasa sakit mengajarkanku untuk tetap bisa bertahan. Kenapa? Karena berkat rasa sakit itulah aku memahami hatiku yang sesungguhnya.

-Sandra Maulidia

***

Pagi-pagi sekali Karina sudah sampai di kampus bersama Viona. Kehadiran sahabatnya di rumah setidaknya cukup membantunya. Ia jadi tidak berangkat sendiri sepagi ini. Jalanan masih terlihat lengang dan jarang kendaraan. Menghindari hiruk pikuk ibukota adalah keinginan setiap orang. Memangnya siapa yang suka berlama-lama terjebak macet dan terus-terusan dimarahi atasan atau guru karena terlambat masuk? Ya kecuali bagi mereka, segelintir orang yang beranggapan bahwa macet adalah sarana hiburan tersendiri yang membebaskan manusia dari aktivitas menjenuhkan sehari-harinya.

Mereka berdua sampai di depan gedung fakultas MIPA yang megah dan besar itu. Keduanya lalu naik ke lantai tiga, tepat di mana kelas Karina berada. Duduk di sebuah koridor adalah pilihan bagus untuk mengistirahatkan kaki dan pantat yang lelah setelah berjalan menaiki tangga. Bukan tidak ada lift, Karina menolak naik karena ia beranggapan itu adalah salah satu olahraga. Alhasil, Viona hanya bisa berdecak sebal dan menuruti kemauan Karina sambil tak berhenti menggerutu.

Lucu sekali, pikir Karina.

"Karin!" Viona berteriak histeris dengan raut wajah kaget. Ia menghentikan aktivitas memainkan ponselnya setelah melihat berita terbaru dan terhot pagi ini. Karina yang kaget dengan teriakan itu sontak menoleh, mengerucutkan bibir tanda kesal. Bagaimana tidak, tadi ia sedang fokus membaca buku antologi cerpen yang dibelinya kemarin sore.

"Kenapa sih teriak-teriak?"

"Jelasin ke gue sekarang!"

Karina yang tidak mengerti ke mana arah pembicaraan Viona hanya menautkan kedua alisnya.

"Jelasin apa?"

"Lo ke mana kemarin?"

"Kan aku di rumah sama kamu Vi. Masa lupa sih?"

"Bukan itu maksud gue. Tapi kemarin sebelum lo pulang ke rumah lo dan nelpon gue, lo ke mana? Sama siapa?"

"Bisa gak sih satu-satu nanyanya?"

Viona menghembuskan napas kasar. Ia lalu menyodorkan handhponenya ke arah Karina, di sana, terpampang jelas foto dirinya tengah memakan kembang gula dengan riang, menampakkan wajah sumringah yang bahagia.

"Lo jadi trending topik hari ini. Alfian posting foto ini kemarin malam,"

Memori ingatan Karina lalu kembali saat ia pergi bersama Alfian ke pasar malam. Apakah mungkin Alfian mengambil fotonya secara diam-diam? Kenapa dia tidak menyadarinya? Apakah ia terlalu fokus memakan harum manis saking bahagianya sampai-sampai tidak memperhatikan sekitarnya?

"Ini maksud captionnya apa Vi? Kenapa Kak Fian nulis kayak gitu ya?" tanyanya polos.

"Artinya Alfian beneran suka sama lo. Lo adalah perempuan pertama yang berhasil menghiasi galery foto di akun medsosnya Alfian. Well, kayaknya mulai sekarang lo harus nyiapin mental lo dan nuliin telinga lo, karena lo bakal dengar macam-macam ocehan dari fansnya Alfian."

Karina tertegun. Sepertinya ia memang harus menyiapkan diri dan harus mulai terbiasa mendengar ocehan, cemoohan, dan cacian dari fansnya Alfian. Well, Karina tidak salah apa-apa. Ia tak pernah berharap lebih pada Alfian bukan?

📖📖📖

Dugaan Viona memang tidak meleset. Beberapa saat kemudian bisik-bisik riuh tentang dirinya sampai ke telinganya. Karina tidak terlalu ambim pusing. Ia punya prinsip, mereka yang membicarakan dirinya adalah orang yang iri kepadanya. Alfian yang sudah menduga postingannya akan jadi trending topik pun tidak ambil pusing. Toh ini hidupnya sendiri. Mau dia posting foto siap kek, itu urusan pribadinya. Tidak ada yang berhak ikut campur urusan pribadinya.

"Karina!" suara seseorang menginterupsi Karin yang sedang menbaca buku di bangku taman.

"Kak Sandra."

FYI, sekarang Sandra sudah tidak lagi membully Karina. Dan Karina yang sebenarnya memang tidak takut lada Sandra merasa senang. Senang karena ia punya senior yang ia kenal. Dengan begitu, dirinya bisa lebih bersosialisasi dan lebih bisa mengakrabkan diri.

"Bisa bicara sebentar?"

"Oh, tentu Kak. Duduklah,"

Sandra duduk di samping Karina. Hening sesaat.

"Kayaknya Alfian beneran suka sama lo,"

Karina gelagapan.

"M..Maksud kakak apa?"

"Alfian suka sama lo. Gue tahu itu. Gue kenal Alfian udah lama. Gue bisa bedain mana tatapan suka sama mana yang bukan."

Sandra menghela napasnya sejenak. Lalu melanjutkan omongannya.

"Gue harap lo gak ngecewain dia, Karin. Alfian bukan laki-laki yang sembarang dekat sama perempuan. Dia beda sama yang lain. Dia kadang introvert, tapi di sisi lain dia juga bisa jadi orang yang ekstrovert. Itulah yang gue suka darinya,"

Jadi Sandra menyukai Alfian? Lalu kenapa mereka tidak jadian saja? Setahu Karina, Alfian dan Sandra adalah partner yang cocok. Mereka sama-sama pintar, berprestasi, dan cukup berpengaruh di kampus.

"Gue suka Alfian sejak beberapa tahun yang lalu. Tapi gue sadar posisi gue dimana. Alfian emang gak pernah sekalipun mandang gue. Sakit memang. Tapi gue udah terbiasa sama itu semua. Lo tahu? Gue selalu berharap gue satu-satunya perempuan yang bisa buat dia bahagia. Egois 'kan gue?"

"Kak Sandra..."

"Gue harap lo bisa jadi yang terbaik buat dia. Gue minta sama lo, jangan sakitin dia. Plis, jagain hati dia. Jangan sampai dia sakit hati lagi. Gue nitip dia ya."

Sandra mengusap air matanya. Karina hanya bungkam. Ada sedikit rasa bersalah menyelimutinya. Ia merasa telah menjadi penghalang hubungan Sandra dan Alfian. Tapi ia bisa apa? Di saat hatinya sendiri mengakui bahwa ia memang mulai menyukai Alfian. Bisa apa dia? Karina paham betul sakitnya berharap pada seseorang.

"Kak Sandra, maaf." Karina menundukkan kepalanya.

"Gak perlu kayak gitu. Gue gak papa. Eh, waktu gue udah abis. Gue masuk kelas dulu ya, lo baik-baik di sini. Belajar yang rajin,"

Sandra berlalu dengan sebuah senyum yang dipaksakan. Sakit memang. Tapi ia tak bisa terus seperti ini. Alfian berhak bahagia. Sandra tidak mau egois. Ia sadar posisinya sekarang. Sandra tidak boleh menyakiti siapapun.

Bukankah belajar merelakan bisa membuat hati kita menjadi semakin kuat?

***

Gimana? Maaf ya authornya gak bisa konsisten sama cerita. Maklum masih amatiran. Btw, author cuma mau ngingetin, jangan lupa kasih bintangnya. Kenapa? Karena setiap bintang yang kalian berikan, semangat nulis author jadi naik berkali lipat. Stay at story guys😄

Thanks😘

THE AFFORDABLE HEART (SERI 1) (TAMAT✔✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang