Kamu adalah rinduku. Dan akan selalu seperti itu. Selamanya.
-Alfian Mahendra
***
Rasa lelah setelah melakukan perjalanan sehari penuh dari Jakarta-Bandung dan Bandung-Jakarta terbayar lunas ketika Karina merebahkan tubuhnya ke kasur kesayangannya. Ia menggeliat meregangkan otot-otot dan persendian yang pegal akibat terlalu lama berkendara. Viona sempat memintanya bergantian menyetir, tapi ia menolaknya dengan alasan ia masih kuat. Padahal tubuhnya sudah berontak sejak ia duduk di kemudi mobil.
Karina bangun dari rebahannya. Ia duduk lalu mencondongkan tubuhnya ke arah nakas, hendak mengambil sebuah buku yang sudah satu minggu lebih ia biarkan membangkai. Buku yang ia beli selepas latihan bersama Alfian. Ah, Alfian lagi. Karina sudah bosan mengingat nama orang itu. Ia ingin sekali pergi jauh dan melupakannya, tapi terasa sangat berat dan menyakitkan. Haruskah ia mencari pelarian? Tapi siapa yang bisa ia jadikan pelampiasannya? Jika pun ada, apa kata orang itu nanti jika tahu dirinya hanya dijadikan pelampiasan? Bisakah Karina menyakiti hati orang yang sama sekali tidak bersalah?
Karina lalu membuka buku itu. Ia cermati setiap halaman demi halamannya. Karina tersenyum ketika membaca prolog dari buku itu. Prolognya berasal dari seorang perempuan yang selama ini menjadi alasan semangatnya selalu berapi-api. Mamanya. Ya, Karina penulis buku itu. Buku yang diterbitkan beberapa minggu lalu itu langsung meledak di pasaran. Buku yang bercerita tentang kisah seorang wanita yang harus menunggu kasihnya datang. Miris sekali. Kata demi kata tersusun rapi membentuk parafrasa yang sarat makna. Otak cerdas Karina sangat pandai bermain kata. Berjuta bahkan milyaran kosa kata bersemayam dalam lobus otaknya.
Ketika asyik membaca, suara dering ponselnya bergema memecah keheningan. Dengan segera Karina mengalihkan perhatiannya ke ponsel cerdasnya.
Kak Fian :
Halo, kue pengantar tidur. Apa kabarmu?Me :
Baik.Kak Fian :
Spj.Me :
Biar.Kak Fian :
Gak kangen sama aku?Me :
Gak.Kak Fian :
Jutek amat. Padahal aku kangen kamu lho.Me :
Terus?Kak Fian :
Ketus amat. Masih marah ya?Me :
Gak tahu.Kak Fian :
Kamu cantik lho malam ini. Suer deh.Me :
Gak ngaruh.Kak Fian :
Itu jawaban apa kecambah, pendek amat.Me :
Bodo.Kak Fian :
Aku beneran kangen kamu lho.Me :
Gak nanya.Kak Fian :
Kok gitu sih. Entar akunya marah lho.Me :
EGP.Kak Fian :
Yakin nih? Aku beneran mau marah nih, ya kecuali kalau kamu mau jalan sama aku besok, aku gak akan marah.Me :
Oh.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE AFFORDABLE HEART (SERI 1) (TAMAT✔✅)
General FictionHadirmu adalah anugerah terindah bagiku. Kau seolah-olah terlahir sebagai pengganti atas bagian dari jiwaku yang telah lama hilang. Aku selalu berpikir, mungkinkah kau adalah malaikat tanpa sayap yang dikirimkan Allah untuk menjagaku? "Kau mau menun...