Capter 15

729 60 15
                                    

Kita sebatas dan terbatas.

-Reina Elatta

•••

LAKI-LAKI itu berbaring di tempat tidur dan asik memainkan game di ponselnya. Tiba-tiba notifikasi dm masuk membuat konsentrasi nya buyar.

@reinaelatta

💬 💔

Pesan yang sangat singkat,  padat,  namun tidak jelas itu membuat Devano mengerutkan alisnya tidak mengerti. Seperti biasanya Devano hanya membacanya, enggan untuk membalas dan melanjutkan kembali kegiatannya.

Tengah-tengah serius memainkan game nya, tiba-tiba Devano teringat perkataan duo kembar itu di sekolah.

"Dev, Reina itu baik banget. Coba dong lo buka dikit hati lo buat dia."

"Dev, Reina bener-bener tulus sama lo!"

"Dev,  gue kasihan sama Reina yang tiap hari ngejar-ngejar lo. Kalau memang lo gak suka sama dia,  setidaknya lo senyumin dia aja,  atau lo tanya langsung kalau lo gak suka sama dia."

"Dev, apa sih kurangnya Reina? Dia cantik,  baik,  meskipun otaknya blo'on tapi kan lo otaknya cerdas tuh. Kalau memang lo suka dia! Ubah dia supaya jadi orang pinter."

"Dev, keknya kemarin lo kelewatan deh. Lo tega gitu dorong Reina sampai jatuh. Diakan cewek, dan cewek gak boleh dikasarin. Kecuali satu orang, si Fani! Dia cewek jadi-jadian!"

"Dev, lo parah banget!  Reina udah bela-belain beliin lo air botol tapi malah lo tinggal gitu aja. Mana airnya gak dikasi ke kita lagi! Kan itung-itung pahala!"

"Dev, lo gitu banget! Kok lo  bla.. bla.. bla..."

Suara dua kampret itu terus tergiang di telinga Devano,  membuatnya tidak konsen dan malah membuang ponselnya jauh-jauh.

Namun, laki-laki itu meraih ponselnya kembali dan membuka dm dari cewek ceroboh itu. Ia mencoba mengetikkan sesuatu di kolom yang bertuliska 'ketikkan pesan anda'.
Seketika ia diam tidak berkutip sedikitpun. Cepat-cepat ia membuang ponselnya jauh-jauh.

"Apa yang barusan gue lakuin!"

Sementara di rumahnya, gadis itu tengah sibuk menyalin jawaban dari buku tugas Anya. Sesekali ia melihat layar ponsel, berharap ada balasan dari Devano, cowok yang ia sebut-sebut mentarinya itu. Meskipun ia tahu bahwa Devano tidak akan membalasnya. Namun, ia tetap akan menunggu balasan dm dari laki-laki dingin itu.

Pintu terbuka, memperlihatkan Kirana yang muncul dari baliknya.

"Anak Mama rajin sekali." Kirana tersenyum menghampiri Reina. Ia mengelus lembut rambut putrinya.

"Ah Mama,  bisa aja!" ucap Reina.

"Kenapa anak mama tiba-tiba berubah?" tanya Kirana membuat Reina sontak menoleh ke arah mamanya.

"Mama gak suka yah kalau Reina berubah jadi rajin?" Reina mengembungkan pipinya.

"Ngga sayang,  Mama kok merasa aneh!  Tapi sudahlah... Terus belajar!  Fighting!!!" Kirana keluar setelah mencium kening anaknya.

Gadis itu diam sejenak, menatap ke jendela yang tertutup tirai. Dibseberang sana rumah laki-laki yang membuatnya melangkah sejauh ini.

Tiba-tiba wajah yang tadinya ceria itu berubah. Gadis itu menatap dalam-dalam ke arah jendela.

Kita sebatas dan terbatas. Sebatas? kamu dan aku hanya sebatas tetangga, sebatas junior dan senior. Terbatas? yah, aku dan kamu terbatas oleh hatimu yang beku, yang tidak memperdulikan keberadaanku sama sekali.

JANJI DI TEPI SENJA  (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang