Capter 19

728 47 5
                                    

Kutinggalkan hujanku, demi melihat senja bersamamu.

-Reina Elatta

•••

DEVANO mondar-mandir di kamarnya, merenungkan apa yang telah dilakukannya pagi tadi, dia juga tidak mengerti mengapa dia sangat marah kepada Iqbal, cowok berdarah dingin itu merasa bersalah kepada kakaknya.
Sementara di luar sana hujan turun dengan derasnya, seakan dia tahu perasaan Devano saat ini.

"Dev!" Seseorang membuka pintu kamar Devano, dia adalah Iqbal dengan perban di wajahnya. Devano diam tidak bergeming, "cecunguk sialan!" Umpat Iqbal dan merangkul adiknya.

"Lo gak marah sama gue?" Tanya Devano menoleh kearah Iqbal.

"Boccah! ngapain gue marah sama adik gue sendiri?" Iqbal mengacak-acak rambut Devano.

"Gue pikir lo bakal bunuh gue." Kata Devano, Iqbal terkekeh sambil duduk di kursih dekat jendela, matanya menyorot seseorang di bawah sana, Iqbal tersenyum picik.

"Terima kasih, kak! udah sabar hadapin gue, gue minta maaf!" Ucap Devano penuh peyesalan.

"Drama banget si lo! sekalian aja rekam diri lo nangis-nangis terus upload di youtube!" Iqbal masih memperhatikan orang yang di bawah sana.

"Emang lo pikir gue Awkaran!" Cetus Devano seraya merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.

Beberapa menit berlalu, mereka sibuk dengan dirinya masing-masing, Devano sibuk nge game, sedangkan Iqbal masih sibuk memperhatikan orang yang di bawah sana.

"Dev! lo kenal tetangga sebelah kan?" Ucap Iqbal tiba-tiba.

"Cewek gila itu!" Devano masih sibuk dengan game nya.

"Ngapain dia di bawah sana?" Tanya Iqbal yang melihat Reina di pinggir rumahnya, sesekali menyodorkan tangan bahkan kaki menyentuh air hujan, dengan wajah cemberut.

"Kenapa?" Tanya balik Devano.

"Cewek itu agak aneh. Kalau mau main hujan-hujanan, ya tinggal keluar aja!" Iqbal terkekeh melihat ekspresi Reina dari jauh.

"Apa!!!" Sontak Devano bangun dan mengintip di jendela, membuang nafas legah karena dikiranya tadi Reina melanggar syarat nomor 6.
Tanpa sadar Devano tersenyum memperhatikan tingkah lucu Reina, melupakan bahwa Iqbal dari tadi ada di sampingnya.

"Lo suka sama Reina?" Tanya Iqbal tiba-tiba membuat Devano sontak kaget.

"Apaan si lo!" Devano cepat-cepat kembali ke tempat tidur pura-pura memainkan Hp.

"Gue tahu! kenapa lo segitu marahnya sampai mukul gue babak belur begini!" Iqbal tersenyum, "gue udah beberapa kali pergokin lo jalan sama Reina, lari pagi, belajar di taman, makan siang di atap sekolah! dan gue sempet liat lo di luar kelas Reina tadi pagi." Jelas Iqbal, membuat Devano meletakkan hpnya tidak mampu berkutip lagi.

"Lo cemburu?" Tanya Iqbal lagi, membuat wajah Devano memerah.

"Bacot! nyebelin lo! keluar! keluar!" Devano mendorong Iqbal keluar dari kamarnya, "biasakan kalau masuk kamar orang, ketuk pintu dulu!" Ucap Devano kemudian mengunci pintunya, Iqbal di luar terkekeh dengan tingkah adiknya.

JANJI DI TEPI SENJA  (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang