Capter 7

923 88 12
                                    

Tidak ada yang sia-sia, karena Tuhan yang mempertemukan.

-JANJI DI TEPI SENJA

•••

"KENAPA, lo?" tanya Anya, saat melihat gadis itu datang dengan wajah kusut. Setelah jam pertama selesai tentunya.

"Nggak," ujar gadis itu. "Ada sesuatu yang terjadi." Reina menundukkan kepalanya sambil berjalan masuk ke dalam kelas.

"Kenapa Rein?" tanya Juandra yang duduk di bangku depan. Reina hanya diam. Tidak biasanya gadis itu lemas pagi-pagi.

"Anya, mau ke kantin kan? Gue nitip minum," ujar Juandra. "Dua, ya. Buat si Bocah satu," sambungnya. Laki-laki itu melirik Reina.

Memang di sekolah mereka seperti itu. Setelah pelajaran pertama selesai, itu waktunya istirahat. Setelah istirahat masuk dua jam lagi, dan istirahat lagi. Dan masuk lagi jam terakhir satu jam. Setelahnya pulang. Jadi, ada dua kali istirahat di sekolah mereka. Sampai sini paham?

Anya yang memang tadinya mau ke kantin langsung beranjak dari tempatnya. Ia meninggalkan Reina dan Juandra di dalam kelas.

Sementara Juandra, pandangannya masih menatap gadis itu dengan dalam. Entah kenapa gadis ceroboh di bangku yang tidak jauh darinya terlihat murung. Ia melangkah mendekat.

"Bocah, kenapa lo?" tanya Juandra sembari duduk di kursi yang berada di depan bangku Reina.

"Nggak kenapa-napa," jawab Reina cemberut. Kemudian mengingat kembali kejadian tadi, dimana dirinya tersenyum kepada Devano, namun Devano hanya memasang muka datar kemudian meninggalkannya.

"Setidaknya gue tau namanya!" ucap Reina lantang, membuat Juandra mengerutkan kedua alisnya.

"Siapa?" tanya Juandra lagi. Laki-laki kepo itu membuat Reina menatap horror ke arahnya.

"Juan bawelll! Gue mau nyusul Anya! Laperrrrr. " Reina mengacak-acak rambut Juandra, kemudian tersenyum lebar dan meninggalkan laki-laki itu tanpa rasa berdosa.

"Berapa kali gue bilang, jangan sentuh rambut gue!" Juandra kesal, lagi-lagi Reina merusak tatanan rambutnya.

"Dasar bocah!" umpat Juandra. Namun, detik berikutnya ia tersenyum dan menatap Reina yang berjalan menari-nari.

~~~

Sesampai gadis itu di kantin, ia langsung memesan jus jeruk. Kemudian duduk di samping Anya. Memerhatikan Anya yang dari tadi memakan basonya.

"Kirain lo gak mau ke kantin?" tanya Anya.

"Laperrr, " jawab Reina, yang dari tadi duduk menopang dagu.

"Laper, kok pesannya jus jeruk?" Anya yang sempat melihat Reina memesan menu.

"Pengennya itu!" jawab Reina, seraya menerima jus jeruk dari Kang Hadi.

"Iya. Iya! Gak habis pikir sih, emang dari dulu lo aneh!" decak Anya, dan melanjutkan makannya.

"Anya, gue kayaknya suka seseorang."

"APA?!" Anya tersentak mendengar perkataan Reina.

"Iya, dia sekolah di sekolah ini." Reina tersenyum tipis, "Ini bukan kebetulan, pasti gue jodoh."

"Siapa? Juandra?"

"Ish Anya! Kok malah Juan?!" sergah Reina dengan wajah kesal.

"Terus siapa? Yang deket sama lo cuma Juandra Renata 'kan?"

JANJI DI TEPI SENJA  (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang